Mohon tunggu...
Vlar Lantang
Vlar Lantang Mohon Tunggu... wiraswasta -

Laki laki anak nagari ,di Ujung Barat Sumatera Barat (Padang ) Aia Bangih Nama Nagari nya..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Pengurus 18 Klub ISL, Lebih Buta daripada yang Buta...??

6 Oktober 2012   07:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:11 2541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignnone" width="620" caption="ISL (Sumber: Kompas.com)"][/caption] Ada sebuah pepatah mengatakan " Orang buta tidak akan kehilangan tongkat dua kali di tempat yang sama",begitu telitinya si orang buta ini dengan lingkungan dan kebiasaan nya,mata boleh buta tapi daya ingat nya masih bagus,sehingga semua yang dia rasakan melalui indera yang lain ,akan menuntun arah dan tujuan yang ingi di capai.. Pepatah ini lebih menekankan kepada semua orang bahwa,sebuah kesalahan yang sama  jangan pernah di ulangi lagi dengan sengaja.Karena dengan kesalahan yang pernah dibuat,  setiap manusia akan mengambil hikmahnya dan dengan segala daya upaya tidak akan mengulangi nya lagi.Diumpamakan seperti orang buta,walaupun matanya tidak melihat tapi tongkatnya tidak akan hilang di tempat yang dulu pernah hilang,karena dia tahu sudah pernah melakukan sebuah kesalahan. Begitu juga dengan 18 Klub ISL,yang dulu sudah pernah salah menafsirkan Hasil Kongres Bali yang akibatnya besar sekali terhadap perkembangan dan kemajuan sepakbola Indonesia.Akibat salah menafsirkan Hasil Kongres Bali terjadilah bermacam masalah dan tidak mudah untuk memperbaikinya kembali.Akibat salah tafsir Hasil Kongres Bali,kemajuan sepakbola Indonesia terhambat dan cenderung menurun.Juga akibat salah tafsir Hasil Kongres Bali ,pemain pemain sepakbola Indonesia terbagi dalam kotak kotak yang saling berseberangan dan yang paling fatal adalah Mengakibatkan kerugian pada kepentingan Bangsa dan Negara. Salah tafsir yang saya maksudkan adalah kelompok 18 Klub ISL,menafsirkan Hasil Kongres Bali sesuai dengan kepentingan kelompok mereka dan untuk mendapatkan keuntungan dari tafsiran itu,Hasil Kongres Bali memang ada tapi tidak ada mengatur tentang jumlah peserta kompetisi apalagi membatasi jumlah peserta kompetisi. Secara logika sederhana saja kalau ada Hasil Kongres yang mengatur dan membatasi jumlah peserta Kompetisi tertinggi atau level tertinggi di Liga,maka akan besar resikonya,seandainya tidak terpenuhi jumlah peserta Liga dengan bermacam macam alasan yang sesuai dengan Hasil Kongres , tentulah diadakan Kongres lagi untuk merevisinya,begitu juga kalau di perjalanan pelaksanaan roda komperisi ada Klub yang mengundurkan diri atau sudah tidak punya dana lagi melanjutkan sisa kompetisi,tentulah diadakan kongres lagi.Setiap ada masalah dengan jumlah peserta kompetisi maka akan diharuskan diadakan Kongres,berapa dana dan tenaga yang dihabiskan terbuang gara gara Kongres dan Kongres lagi. Jadi secara akal sehat memang tidak pernah ada Hasil Kongres yang menetapkan jumlah peserta Kompetisi dan inilah yang jadi senjata bagi kelompok 18 Klub ISL,untuk menyerang PSSI dibawah Pimpinan Dohar Arifin dan memutuskan KLB lah jalan terbaik untuk menyelesaikan semua itu. Kenapa sekarang kelompok 18 Klub ISL,bisa seenaknya saja menerima dan menyetujui Semen Padang FC dan Persijap Jepara masuk bergabung dengan 18 Klub ISL,padahal jelas jelas sudah melanggar Hasil Kongres Bali,pada hal belum ada Kongres yang merevisi Hasil Kongres Bali ??.Tidak akan pernah ada Kongres yang akan merevisi Hasil Kongres Bali tentang pengaturan jumlah peserta Kompetisi karena memang tidak ada Hasil Kongres Bali yang memuat tentang jumlah peserta Kompetisi.Silahkan cari di media mana saja,tapi Hasil Kongres Bali memang ada,tapi isi nya tidak ada tentang jumlah peserta Kompetisi.. Dengan penuh percaya diri kelompok 18 Klub ISL melakukan perlawanan terhadap PSSI pimpinan Djohar Arifin dan sampai sekarang masih belum ada titik terang akan selesai,padahal secara bukti dan hukum sudah tidak ada alasan yang bisa mengatakan PSSI pimpinan Djohar Arifin terbukti bersalah dan sudah melanggar aturan. Kelompok 18 Klub ISL secara terang terangan sudah meyadari kekeliruan yang pernah mereka buat,terlihat dari keputusan yang sudah dibuat oleh CEO PT.LI yang mewakili 18 Klub ISL,dengan memutuskan kembali mengakui PSSI dan akan berada di bawah kontrol PSSI.Hanya saja tidak serta merta mengakui kesalahan terhadap penafsiran Hasil Kongres Bali.Dan meminta maaf kepada seluruh masyarakat pecinta sepakbola Indonesia,serta ikut aktif membangun Timnas Indonesia yang kuat dan tangguh. Sekarang kesalahan itu dilakukan lagi dengan salah menafsirkan aturan dan isi MoU yang sudah mereka setujui dan ikut menanda tangan hasil dari Nota Kesepahaman itu,dan yang lebih jelas lagi kesalahan yang diulang tentang menafsirkan hasil pertemuan anggota JC,padahal mereka juga ikut merumuskan dan juga sudah menyetujui dan menanda tangani hasil pertemuan anggota JC ke dua di Kuala Lumpur. Kalau begini terus menerus maka akan ada lagi kesepakatan dan akan mereka tafsirkan lagi sesuai dengan keuntungan dan kepentingan mereka,kapan kepentingan Bangsa dan Negara ini di Utamakan ??.Sikap tidak jelas mereka terhadap kepentingan Bangsa dan Negara Republik Indonesia adalah ketika Klub SFC memberi izin kepada pemain nya Erick Weeks pulang ke Liberia untuk memperkuat Timnas Liberia. Padahal Erick Weels baru bergabung dua hari saja di SFC..Ada apa ini ???Apa nya yang salah ?? Padahal SFC adalah Klub yang ada di Negara Indonesia dan mencari uang dari hasil penjualan karcis di Indonesia yang dibeli oleh Rakyat Indonesia,tapi kenapa untuk kepentingan Bangsa dan Negara Indonesia tidak mau mengizinkan pemain pemain SFC ikut seleksi Timnas Indonesia. Salah tafsir terulang kembali dan akan menjadi pemicu baru konflik sepakbola Indonesia,kalau AFC dan FIFA tidak dengan tegas dan lugas mengambil keputusan yang tepat di saat yang tepat dan cepat. Apa benar benar besar dosa yang sudah dilakukan oleh Bangsa dan Negara Indonesia kepada SFC,sehingga standard ganda itu diterapkan dengan terang benderang ??? masuk akal sehat kah kebijakan ini ?? atau SFC sudah meracuni akal sehat sendiri ??? Bisa dikatakan kelompok 18 Klub ISL,lebih buta dari yang buta,dan lebih mementingkan kepentingan sendiri serta kepentingan Bangsa Asing daripada Bangsa sendiri.. SALAM GARUDA Ku Bukan Burung Perkutut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun