Kekalahan yang di alami oleh TImnas U-19 Indonesia ,1-2 dari Kesebelasan Kamboja U-19,pada sore ini di ajang HBT,membuat peluang Timnas U-19 Indonesia sudah tertutup rapat.Namun target yang dicanangkan hanya untuk mendapatkan pengalaman di ajang ini,memang sudah bisa dikatakan terpenuhi.Tidak ada yang bisa di peroleh selain hanya untuk menambah pengalaman bertanding bagi semua pemain Timnas U-19 Indonesia,yang dinilai masih kurang pengalaman,walau sudah menjalankan Tur Nusantara dua kali dan Tur Timur Tengah.
Tidak ada yang di salahkan dalam hal ini,mengambil satu bait syair dari lagu Ebiet G.Ade,kita harus telanjang dan benar benar bersih,suci lahir dan bathin,menengok kebelakang,saat mana ada sebuah kelompok yang waktu itu tidak melepas pemain pemain terbaiknya untuk ikut membela kepentingan Bangsa dan Negara Indonesia di bidang sepakbola,dengan alasan hanya untuk bisa merebut kekuasaan mengelola sepakbola Indonesia.Saat nya sekarang Alam yang memberi peringatan pada semua pengurus PSSI,yang dulu sangat senang,gembira,riang,arogan,dan berhasil naik ke puncak tertinggi kepengurusan Sepakbola Indonesia.Sekarang lah saat nya mereka bertanya pada diri sendiri....
Alam memberi bukti,bahwa akan ada saat nya sebuah kenyataan yang tidak bisa di tolak dan di hindarkan,semua harus menerima keputusan Alam.Penghianatan yang pernah mereka lakukan pada Bangsa dan Negara di bidang sepakbola saat itu ,sekarang kondisi yang sama,dan pahit rasanya sebuah kegagalan,padahal tidak ada yang kurang satupun pada Timnas U-19 Indonesia,kondisi itu semua ber balik menimpa mereka.Kalau dilihat dari permainan dan kondisi Timnas U-19 Indonesia melawan Kesebelasan Kamboja,ada sesuatu yang hilang dari semua pemain dan pelatih.Pemain Timnas U-19 Indonesia seakan akan bingung untuk bisa menembus pertahanan dan menciptakan kesempatan untuk di konversi jadi Gol.Akal dan pikiran semua pemain dan juga pelatih, seakan akan tertutup dan tidak bisa di ajak kerja sama lagi,untuk mencari cara bagaimana jalan keluar agat bisa menaklukan pertahanan kesebelasan Kamboja U-19.Semua cara dan jalan se akan buntu dan tertutup rapat,pertolongan tangan yang tidak terlihatpun (keberuntungan )tidak juga kunjung datang. Kondisi ini pernah mereka peragakan (semua pengurus PSSI sekarang ) saat mana tidak memberi izin pada pemain terbaik Indonesia membela nama Bangsa dan Negara di bidang sepakbola.
Akal dan pikiran pengurus PSSI sekarang,di kala itu seakan tertutup dan tidak bisa di tawar atau di ajak berunding maupun bekerja sama lagi,sudah di putuskan secara bulat,bahwa keputusan tidak mengizinkan pemain membela Bangsa dan Negara di bidang sepakbola,adalah harga mati.Sekaranglah saat Alam membalikan keadaan tersebut pada mereka mereka yang dulu melakukan itu,tidak lain dan tidak bukan adalah pengurus PSSI yang sekarang sedang berkuasa.Tidak masuk di akal sehat,dan susah untuk di cerna dengan logika sehat,begitu rapuhnya dan mandul nya semua lini Timnas U-19 Indonesia di ajang HBT di Brunei ini.Secara jujur bisa dikatakan permainan yang perlihatkan oleh semua pemain Timnas U-19 Indonesia sama dengan tingkat dan kualitasnya dengan permaianan anak anak SSB (Sekolah Sepakbola )tidak ada determinasi,tidak ada terobosan,tidak ada pergerakan tanpa bola, selanjutnya tidak menentu,dan tidak ber pola sama sekali.Pada intinya semua yang terlihat se akan akan bukan lah sebuah kesebelasan yang pernah jadi Juara AFF dan Kesebelasan yang bisa mengalahkan Kesebelasan Korea Selatan.Ada apa ini ??
Boleh benar atau tidak,satu bahan harus di masukan jika melakukan analisa yaitu "karma", harus lah di masukan kedalam variable untuk dijadikan data untuk mengevaluasi kinerja Timnas U-19 Indonesia di ajang HBT Brunei 2014.Semua boleh menggunakan bahan bahan logika dan akal sehat,tapi variable "karma" patut juga di perhitungkan,agar semua sadar atas kekeliruan yang dulu pernah mereka lalukan pada Bangsa dan Negara Indonesia ini.Tobat yang se tobat tobatnya,minta maaf pada semua masyarakat bola Indonesia,dan membuka ruang yang luas kepada masyarakat yang punya kompeten,dan azaz transparansi harus di letakan pada tingkat yang tinggi dan di jalankan pada pemilihan Ketua PSSI di tahun 2015 nanti,semua itu adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa di tawar tawar lagi,sudah harga mati.Jangan lagi melakukan apa yang tidak patut dan pantas,walau semua sumber di miliki,jangan lagi arogansi dan tidak ada lagi klaim sebuah kelompok adalah yang bisa mengelola sepakbola Indonesia.Semua harus kembali pada aturan dan statuta yang jujur dan bersih hanya untuk kebaikan sepakbola Indonesia.
Pukulan yang telak sudah melayang pada Timnas U-19 Indonesia,namun belumlah membuat KO dan masih ada waktu untuk berbenah,dengan cara bersih lahir bathin dan tengoklah ke belakang,apa apa yang pernah dilakukan pada Bangsa dan Negara Indonesia di bidang sepakbola,jadikan lah pengalaman yang berharga,lebih dari pengalaman yang didapat oleh Timnas U-19 Indonesia di ajang HBT 2014.
Apakah semua pengurus PSSI sekarang berani mengakui dosa dan kesalahan masa lampau,semua itu adalah hak dan pilihan ada pada mereka.
Salam Garuda Ku Bukan Burung Perkutut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H