Mohon tunggu...
Vilka Adidtya Rahayu
Vilka Adidtya Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah pemain bola voli, kepribadian saya itu saya mudah berteman dengan orang lain, dan konten terpopuler saya adalah konten Alwi Assegaf karena kontennya banyak berisi dakwah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perceraian Orangtua Ternyata Berpengaruh pada Mental Anak di Kemudian Hari

2 Juni 2022   13:53 Diperbarui: 2 Juni 2022   13:57 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama: Vilka Adidtya Rahayu Putri

Prodi: pendidikan luar sekolah Universitas Negeri Padang.

ARTIKEL

Keluarga merupakan unit terkecil dari kelompok yang ada di lingkungan masyarakat, terdiri atas ayah, ibu dan anak. Keluarga juga bisa disebut sebagai tempat pendidikan pertama kali seorang manusia ketika dilahirkan ke dunia ini, di mana peran keluarga sangatlah besar bagi perkembangan anak, baik perkembangan fisik maupun psikis (mental). Didikan dan bimbingan orang tua akan memberikan dampak dan pengaruh yang sangat besar bagi kepribadian yang dimiliki anak di kemudian hari.

Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa sifat atau kepribadian yang dimiliki oleh anak sekarang dapat dilihat dari sifat orang tuanya, seperti kata pepatah" buah jatuh tidak jauh dari pohonnya". Apabila seorang anak dididik oleh orang tua yang tegas serta mengajarkan dan menerapkan nilai-nilai agama yang baik pada anaknya, maka akan timbul kepribadian yang baik pula pada sang anak.

Permasalahannya, bagaimana jika seorang anak hidup di lingkungan orang tua yang broken home? Tentu itu akan berdampak sangat besar bagi perkembangan anaknya suatu hari nanti, karena cara didikan orang tua yang kurang lengkap.selain itu seorang anak yang mengalami korban broken home akan menimbulkan rasa trauma yang akan sedikit mengganggu pola pikirnya di kemudian hari. Ketika masa kecilnya, mereka seperti orang yang kekurangan kasih sayang dan didikan yang bagus dari orang tuanya, merasa dirinya tertekan, kesedihan dan kesenangan yang bercampur aduk tidak menentu.

Ketika anak broken home menginjak usia remaja, mereka seperti orang yang kesepian karena kurangnya tempat berbagi dengan orang tua. Dari situlah, pertama kali akan menimbulkan suatu masalah seperti pergaulan bebas, di mana seorang anak ingin mencari jati diri dan kesenangannya di luar sana. Apalagi dengan kesibukan yang dimiliki oleh orang tua dengan kurangnya memberikan pendidikan dan nilai-nilai agama pada anak, maka itulah yang bisa disebut sebagai keluarga yang mengalami kegagalan. Nanti setelah anak ini menginjak usia dewasa, mereka merasa seperti ragu untuk menjalankan hubungan yang lebih serius seperti pernikahan, dikarenakan mereka takut sebuah hubungan yang dibangunnya akan hancur seperti hubungan orang tuanya dulu.

Oleh karena itu, pendidikan dari orang tua sangatlah penting untuk membangun karakter anak di kemudian hari. Didikan yang baik dan hubungan yang harmonis dari orang tua akan memberikan dampak yang bagus untuk anaknya. Solusinya adalah hindari pertikaian di depan anak dan berusahalah untuk menjaga hubungan dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun