Saya yang berkecimpung di dunia pengadilan ingin berbagi sedikit cerita. Saya bisa mengerti, kalau hakim meminta gajinya naik, perlu anda tahu setiap hari seorang hakim bisa menghadapi sebuah perkara 20 hingga 30 dengan kasus yang berbeda-beda, dari pencurian, narkoba, perdata, sengketa, buruh hingga korupsi yang membutuhkan tenaga pikiran sangat besar.
Seorang hakim di Pengadilan Negeri Bandung cerita kepada saya dengan gaji Rp 8 juta/bulan itu tidak mencukupi, banyak pengeluaran yang harus dipikirkan. Ia bercerita bahwa dalam satu bulan hanya memegang Rp 3 juta/bulan setelah dipotong sana sini. Untuk mencari tambahan, dia mengajar di sebuah perguruan tinggi di Cianjur setiap Jumat-Sabtu.
Hakim lainnya bercerita, kali ini seorang wanita. Ia mengaku sering diiming-imingi imbalan oleh pihak berperkara di pengadilan. Namun, ia tidak tergiur dengan semua itu, bahkan ketika dirinya diisukan menjadi Ketua di sebuah pengadilan, emosinya keluar. Ia mengatakan tidak tertarik mengejar jabatan bahkan menjadi kaya, karena hakim adalah tempat baginya untuk mengabdi dan memberikan keadilan pada masyarakat. Bahkan dirinya pernah menikahkan seorang terdakwa pencabulan dengan korbannya. "Aku cuma mau berbagi kebahagiaan dengan orang lain," jelasnya singkat.
Sebenarnya masih banyak cerita soal hakim yang ingin saya bagi. Tapi, buat lain waktu saja ceritanya. Saya hanya ingin mengingatkan pada orang-orang yang mengecam para hakim, jangan pernah mengkritik sebelum menyaksikan dan terlibat di dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H