Mohon tunggu...
Viktor Leno Pudaka
Viktor Leno Pudaka Mohon Tunggu... Guru - guru

selalu bersyukur dan belajar hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

28 Maret 2024   15:21 Diperbarui: 28 Maret 2024   15:22 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Oleh Viktor Leno Pudaka, S.Pd_CGP Angkatan 10_SMP Negeri 2 Kuala Behe

Kesimpulan

Banyak ilmu baik yang saya peroleh dari modul 1.1. ini. Saya seperti mendapatkan pencerahan dengan pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan. Sebagai seorang pendidik saya menyadari banyak kekurangan pada diri saya dalam melaksanakan tugas saya di kelas maupun di sekolah. Dari modul ini saya memahami bahwa tugas guru adalah menuntun anak untuk mencapai kodratnya secara penuh sehingga mendapat kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial di kehidupan bermasyarakatnya. Dalam pendidikan guru harus mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman sehingga tujuan yang dicita-citakan dapat tercapai dengan maksmal. Pendidikan juga harus utuh yang meliputi pengetahuan dan budi pekerti yang baik, tidak boleh mengutamakan yang satu dan mengesampingkan yang lainnya. Dan yang paling utama guru harus bisa memberikan pengalaman kegiatan pembelajaran yang menyenangkan kepada anak-anak sehingga pembelajaran itu menjadi bermakna.


Refleksi

Beberapa hal yang menjadi refleksi bagi saya setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut:

  1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?

Sebelum mempelajari materi pada modul 1.1 saya lebih mementingkan penyampaian pengetahuan-pengetahuan saja kepada anak-anak di kelas atau sekolah, dan menomorduakan pendidikan budi pekerti pada anak. Saya fokus mendidik anak-anak menjadi pintar dan berpikir bahwa untuk mengembangkan karakter anak bukan tugas utama guru di sekolah tetapi tetapi tugas orangtua di rumah.

Hal lain yang juga menjadi kebiasaan saya adalah memaksakan semua anak untuk mencapai tujuan pembelajaran yang termuat dalam modul ajar dengan waktu yang kaku atau harus diselesaikan sesuai modul ajar yang dibuat, tidak fleksibel dan tanpa kompromi, padahal kemampuan atau potensi dalam menyelesaikan tugas itu berbeda-beda.

  1. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?

Setelah membaca dan memahami modul 1.1 ini pemikiran saya berubah. Pada modul ini dijelaskan bahwa pendidikan itu adalah holistik tidak terpisah-pisah satu aspek dengan lainnya. Dengan kata lain Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan pada anak itu meliputi pengembangan pengetahuan dan budi pekerti atau karakter. Anak-anak yang didik diharapkan selain memiliki kepintaran dengan segala macam ilmu pengetahuan yang dimilikinya, anak-anak tersebut juga harus memiliki budipekerti yang baik. Sehingga anak-anak ini bisa memperoleh kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat sebagai makhluk sosial.

Selain itu saya juga menyadari bahwa tugas guru adalah sebagai pamong yang menuntun anak untuk dapat mencapai potensi yang dimilikinya dengan dilandasi cinta kasi dan saling percaya. Potensi ini bisa dicapai dengan cepat atau dengan lambat, tiap anak berbeda-beda. Ada anak yang pintar di satu topik namun kurang pada topik lainnya. Hal ini harus kita pahami dan kita terima dengan baik. Sebagai guru kita tidak boleh bersikap otoriter dengan memaksakan kehendak kita pada anak.

  1. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Setelah mendapatkan ilmu dari modul 1.1 ini yaitu pemikiran KHD tentang pendidikan, ada beberapa hal yang ingin saya terapkan di kelas saya. Pertama saya ingin meminta pendapat anak-anak tentang model pembelajaran atau metode pembelajaran yang mereka senangi. Saya tidak ingin mengajar di kelas dengan gaya yang monoton, saya ingin model atau metode pembelajaran yang lebih variatif sehingga proses pembelajaran menjadi jauh lebih menyenangkan dan bermakna. Selain itu saya akan mengaplikasikan pendidikan budi pekerti secara konsisten dan dengan intensitas yang lebih baik. Misalkan meminta anak-anak berdoa sebelum dan sesudah memulai pembelajaran, menyalami guru saat kegiatan pembelajaran selesai, mengangkat tangan sebelum berbicara di kelas, berpakaian yang bersih dan rapi, membiasakan budaya antri di kelas, dan hal-hal baik lainnya yang bisa kita berikan kepada anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun