Mungkin ini salah satu sekuel tercepat yang pernah dirilis. Along with the Gods : The Two Worlds dirilis akhir tahun 2017 lalu dan sekarang sekuelnya dirilis hanya berjarak 8 bulan setelahnya.
Kabarnya sekuel Along with the Gods ini menuai kesuksesan besar di negara asalnya. Penggemar Along with the Gods di Indonesia sendiri baru bisa menikmatinya per hari ini, 15 Agustus 2018.
Ah, kalau melihat seri film Along with the Gods saya jadi berpikir mungkin RIP atau Rest in Peace bukanlah frasa yang tepat. Karena di film ini terlihat setelah kematian pun ternyata manusia masih harus menghadapi banyak drama di alam akhirat.
Kalau melihat trailernya, sekuel Along with the Gods menawarkan pengungkapan rahasia kematian ketiga guardian yang menjadi tokoh utama sejak film pertama.
Ya, jika film sebelumnya lebih fokus terhadap proses peradilan di alam akhirat yang harus dilalui Kim Ja Hong untuk bisa memperoleh kesempatan reinkarnasi, di film ini alur ceritanya lebih berfokus terhadap cerita masa lalu Gang Rim, Haewonmak, dan Lee Deok Choon.
Ceritanya sendiri masih kelanjutan dari film pertama. Kali ini Gang Rim dan rekannya bertugas untuk menjadi guardian dari Kim Soo Hong, adik Kim Ja Hong yang merupakan tokoh utama film pertama. Mereka diberi waktu 49 hari untuk melakukannya.Â
Entah kenapa angka 49 seperti angka sakral di film ini. Ketiga guardian tersebut bisa mendapatkan kesempatan reinkarnasi jika berhasil membuat 49 jiwa bereinkarnasi.
Tadinya saya pikir kisah Kim Soo Hong akan menjadi plot utama dari film ini layaknya kisah Kim Ja Hong tetapi ternyata sama seperti pada film sebelumnya, kisah Kim Soo Hong hanyalah plot sampingan.
Along with the Gods : The Last 49 Days masih menggunakan formula yang sama dengan pendahulunya. Alur yang dibumbui dengan komedi dan drama yang memuncak di penghujung film serta kejutan-kejutan yang semakin menambah intensitas drama film ini.
Yang menarik adalah film ini membuat beberapa bagian menjadi mudah ditebak oleh penonton tapi tetap saja ada bagian yang benar-benar membuat penonton tercengang.
Dan buat saya, film ini masih membawa value yang sama dengan pendahulunya yaitu tentang to forgive and to be forgiven.