Mohon tunggu...
Otniel Yosi Viktorisa
Otniel Yosi Viktorisa Mohon Tunggu... Programmer - IT guy

Sesekali menulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Tentang Resign

25 Juli 2018   00:12 Diperbarui: 25 Juli 2018   00:09 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Resign bukanlah jawaban untuk setiap masalahmu di kantor.

Karena jawaban untuk semuanya adalah cinta #halah.

Kantor mana sih yang gak ada masalah? Kantor mana sih yang gak punya drama? Kalau setiap masalah yang kamu temui di kantor selalu kamu hadapi dengan surat resign ya kamu gak akan pernah berhenti dan juga gak akan pernah bertumbuh.

Setiap pekerjaan pasti ada resikonya. Salah satu yang paling umum ya kamu bisa jadi harus bekerja sama dengan orang yang kepribadiannya atau gayanya atau cara kerjanya gak cocok sama kamu, bisa itu rekan kerjamu atau mungkin klienmu. Resiko pekerjaan lainnya misalnya lembur. Nah tapi kalau lembur jadi budaya saya juga gak setuju, mending kamu resign deh #eh. Resiko-resiko semacam ini harusnya sudah kamu sadari sejak awal jadi kamu siap menghadapinya.

Jangan jadikan resign sebagai pelampiasan emosi sesaat.

Masih agak nyambung dengan yang di atas sih. Kalau ketemu masalah, jangan hadapi dengan emosi. Ya wajarlah ya orang emosi, tapi jangan sampai emosi itu menyetir pikiran atau tindakanmu. Tenangkan diri, tenangkan pikir.

Hal ini juga berarti jangan ambil keputusan resign dengan terburu-buru. Pikirkan semuanya dengan baik. Setiap keputusan pasti ada efeknya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Apapun alasannya resign adalah hak setiap karyawan.

Kalau memang kamu memutuskan resign karena gak suka dengan rekan kerjamu ya silakan. Kalau kamu resign karena menurutmu gajimu kurang juga silakan. Kamu resign karena gak pernah ada yang ngajakin karaoke itu pilihanmu. Kamu bebas menentukan alasan kenapa kamu resign. Gak perlu takut, itu hakmu.

Resign and be happy!

Pastikan kamu bahagia saat kamu memutuskan untuk resign. Jika tidak lebih baik kamu tunda dulu. Jangan resign karena ikut-ikutan teman. Mungkin kamu lihat temanmu bahagia di tempat yang baru dan temanmu mengajakmu ikut ke tempat itu, tidak lantas kamu akan serta merta bahagia juga. Yang baik untukmu belum tentu baik untuk orang lain, begitu juga sebaliknya. Kenali dan pahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun