politik, Pak Arif Susanto dari Exposit Strategic dan Pak Ray Rangkuti dari LIMA Indonesia, memberikan pandangan yang menarik mengenai perkembangan kompetisi ini. Kedua narasumber sepakat bahwa Pilkada kali ini berpotensi menjadi lebih kompetitif, dengan kemungkinan besar berlangsung dalam satu putaran, tergantung pada dinamika kampanye yang berkembang dalam dua minggu terakhir.
Jakarta, 12 November 2024 – Menyambut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024, dua pengamatPeluang Pilkada Jakarta Satu Putaran
Pak Arif Susanto mengungkapkan bahwa Pilkada Jakarta kali ini menawarkan peluang yang lebih kompetitif. Menurutnya, kesuksesan dalam Pilkada sangat bergantung pada seberapa baik calon-calon menyampaikan program dan visi misi mereka kepada masyarakat, serta kemampuan mereka untuk mendengarkan dan berinteraksi langsung dengan pemilih, khususnya generasi muda. "Penting untuk mengembangkan diskusi yang lebih interaktif dengan pemilih muda, karena mereka adalah kelompok yang lebih dominan. Jika mereka tidak dilibatkan, bisa berisiko menjadi apatis dan memilih berdasarkan faktor yang kurang tepat," ujar Arif.
Pak Arif juga menilai ada peluang untuk Pilkada ini berlangsung dalam satu putaran. Hal ini tergantung pada tiga faktor penting: elektabilitas calon, soliditas partai pendukung, dan dinamika politik nasional. "Jika ada calon yang mampu meraih lebih dari 50% suara, terutama dari kelompok pemilih yang masih ragu, maka Pilkada bisa selesai dalam satu putaran," tambahnya. Arif juga menyoroti pentingnya dukungan partai yang solid untuk masing-masing pasangan calon, dengan menyebut bahwa faktor koalisi dan dukungan partai besar seperti PDIP bisa menjadi penentu.
Dinamika Elektabilitas yang Meningkat
Sementara itu, Pak Ray Rangkuti melihat tren menarik menjelang akhir kampanye. "Sekarang posisi elektabilitas antara pasangan calon semakin ketat, ada kemungkinan pasangan yang sebelumnya tertinggal kini semakin mendekati pesaingnya. Dengan waktu yang semakin singkat, perubahan signifikan bisa terjadi," ujar Ray. Ia mencatat bahwa pasangan Pramono Anung dan Rano Karno, yang sebelumnya tertinggal, kini menunjukkan tren elektabilitas yang meningkat, sementara pasangan Ridwan Kamil dan Suswono mengalami stagnasi.
Ray juga mengindikasikan bahwa Pramono Anung dan Rano Karno berpotensi mendapatkan suara dari kelompok-kelompok yang belum memutuskan dukungan mereka. "Pasangan ini tidak terikat dengan kelompok yang belum mendeklarasikan dukungannya, sehingga mereka punya peluang lebih besar untuk mendapatkan suara tambahan," jelas Ray. Ia memperkirakan bahwa jika tren ini terus berlanjut, Pilkada Jakarta bisa saja berlangsung dalam satu putaran jika pasangan Pramono-Anung dan Rano Karno mampu meraih mayoritas dukungan dalam dua minggu terakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H