Mohon tunggu...
VIKTORINUS REMA GARE
VIKTORINUS REMA GARE Mohon Tunggu... Guru - Apa adanya,jujur,bertanggung jawab dan pekerja keras
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pejuang Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menepis Badai (Cerita Bersambung)

1 Maret 2021   07:46 Diperbarui: 1 Maret 2021   18:45 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian Keenam

Menjadi Kuli Bangunan

(Dengan modal uang yang didapat dari kerja sebagai kuli bangunan di proyek pembangunan Gedung Bank Danamon selama tiga minggu, aku gunakan untuk biaya melengkapi bahan untuk kebutuhan pendaftaran ulang)

Pagi itu, aku menumpang pete-pete (mikrolet) jurusan jalan Peterani -- Daya menuju Kawasan Industri Makassar (KIMA), tujuannya hanya satu yaitu mencari pekerjaan serabutan paruh waktu di Kawasan Industri Makassar (KIMA), kerja apa saja yang penting halal. Kata-kata ayahku terus terngiang disetiap pikiranku. 

Sesampai di KIMA,aku mencoba mendatangi setiap pabrik siapa tahu ada lowongan pekerjaan yang memperkerjakan buruh paruh waktu. Dari semua pabrik yang ada, tidak ada satupun yang menerima buruh yang bekerja paruh waktu, apalagi setelah mengetahui kalau aku masih kuliah. Lama aku berkeliling berjalan kaki mendatangi setiap pabrik, kesempatan baik tiba ketika aku mendatangi Pabrik Sea Food, kebetulan ada pekerjaan membangun Gudang. Aku mendatangi pimpinan prokyeknya, Namanya bapak Herman.

" Selamat pagi pak", sapaku. " pagi, ada apa ki?". Jawab pa Herman. " Tabe (maaf) pak, boleh tanya?", lanjutku. " oo boleh,boleh," " Tanya apa ki?". Pa Herman mempersilahkan aku untuk bertanya, dari gaya berbicaranya kelihatan pak Herman orang baik dan rendah hati.

"Begini pak, saya boleh melamar jadi kuli bangunan di proyek yang bapak kerjakan?", pintaku. " kita asalnya darimana ki?", pak Herman balik bertanya. " Aku dari Flores pak", jawabku. " Sudah lama di Makasar?", Kembali pak Herman bertanya. " Iya pak, aku sudah empat bulan di Makassar",jawabku. " bisa kamu kerja seperti ini ( men jadi kuli ) ?", Pa Herman kembali bertanya. " Aku bisa, pak". " Sudah biasa aku kerja seperti ini",jawab aku menyakinkan pak Herman.

" Kalau begitu, boleh,boleh kamu kerja disini,tapi mulai besok ya", " disini upahnya Rp.5000/hari, makan tanggung masing-masing buruh". " Setiap minggu, upahnya baru dibayarkan". "Jam kerjanya mulai pukul 08.00 s/d pukul 16.00 ",Pak Herman men jelaskan.

" Sebelumnya aku mengucapkan terima kasih pak, bapak sudah mau menerima aku kerja di proyek bapak." " Boleh aku bertanya sekali lagi ya pak?",pintaku. "ya, boleh","silahkan",Pak Herman mempersilahkan.

"Apa aku bisa kerja paruh waktu pak?", "Saya berjanji akan datang kerja tepat waktu". "Kebetulan aku sementara kuliah, dan jam kuliahku dari pukul 13.30 s/d pukul 15.30 setiap hari senin s/d jumad".

" Bagaimana ya,soalnya disini kerjanya sehari penuh", pak Herman menjawab dengan penuh pertimbangan. "Baik, kamu boleh kerja di sini dari pukul 08.00 s/d pukul 13.00, dan upah kamu setengah dari upah harian". " Tapi, ingat kalua kamu bersedia, kamu harus datang kerja tepat waktu", pak Herman mengingatkan.

" Terima kasih,pak",jawbabku dengan mata berkaca-kaca. "Aku berjanji akan datang tepat waktu pak ", kataku.

" Baik, sekarang kamu pulang dan besok, kamu mulai kerja", kata pak Herman.

Dalam perjalanan pulang menuju kost, di dalam hatiku, tak henti-hentinya aku bersyukur kepada Tuhan. Atas kebijaksanaan-Nya menjawabi kesusahanku melalui pak Herman pimpinan proyek pembangunan Gudang pabrik Sea Food.

Selama dua bulan Aku bekerja sebagai kuli bangunan di tempat tersebut sampai pekerjaan proyeknya selesai. Pagi pukul 08.00 s/d pukul 13.00 aku kerja sebagai kuli bangunan dan siang pukul 13.30 s/d pukul 15.00 aku kuliah.

Setelah proyek pembangunan Gudang pabrik Sea Food selesai, melalui iklan lowongan kerja pada kolom surat kabar Harian Fajar ada penerimaan tenaga cleaning service . Aku mendatangi perusahaan penyedia jasa cleaning service sekaligus memasukan lamaran dan aku diterima sebagai tenaga kebersihan jalan dengan upah Rp. 120.000/bulan dengan jam kerja pagi pukul 05.00 s/d pukul 07.30 wita dan soreh pukul 17.30 s/d pukul 18.30 dengan rute tugas membersihkan jalan sepanjang kurang lebih 1 km disepanjang ruas jalan Pengayoman kompleks perumahan Panakukang Mas.

Aku bekerja di perusahaan kebersihan itu selama dua bulan setelah itu aku minta berhenti karena aku harus mempersiapkan diri untuk mengikuti Ujian Semester I di kampus.

Setelah Ujian semester I, aku memanfaatkan waktu liburan semesteran bekerja sebagai kuli bangunan. Setelah memasuki perkuliahan semester II, aku tetap bekerja sebagai kuli bangunan paruh waktu.

Bulan Mei 1998, aku mencoba mengikuti testing Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) dengan pilihan program studi pilihan pertama kehutan (Universitas Hasanudin), pilihan kedua Pendidikan Fisika (Universitas Negeri Makassar) dan pilihan ketiga Pendidikan Biologi ( Universitas Negeri Makassar)

Setelah mengikuti UMPTN, aku tetap melanjutkan kerja sebagai kuli bangunan pada proyek pembangunan Gedung Bank Danamon di sekitar lapangan Karebosi Makassar dengan upah Rp.7.500/hari.

Baru tiga minggu bekerja sebagai kuli bangunan di proyek tersebut, pengumuman hasil testing UMPTN melalui media cetak harian Fajar Makassar, aku salah satu peserta testing yang lulus pada program study Pendidikan Fisika Universitas Negeri Makassar. Tiga hari diberi kesempatan semua calon mahasiswa yang dinyatakan lulus UMPTN untuk pendaftaran ulang di masing-masing kampus sesuai dengan program study dimana calon mahasiswa tersebut lulus.

Aku berhenti kuliah di STITEK juga berhenti kerja sebagai kuli bangunan di proyek tersebut. Dengan modal uang yang didapat dari kerja sebagai kuli bangunan di proyek pembangunan Gedung Bank Danamon selama tiga minggu, aku gunakan untuk biaya melengkapi bahan untuk kebutuhan pendaftaran ulang. Salah satu persyaratan dari semua persyaratan dalam pendafaran ulang adalah harus melunasi pembayaran uang SPP semester I sebesar Rp.180.000 /Semester.

Aku sudah mulai bingung, dari mana aku harus mendapatkan uang sebesar itu untuk membayar uang SPP semester I. Mau minta ke orang tua di Flores jelas tidak mungkin, karena batas waktu hanya tiga hari.

Jika sampai tiga hari semua calon mahasiswa baru tidak melengkapi salah satu persyaratan maka yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri dan akan diganti dengan peserta yang lulus dari kategori cadangan.

Dalam kekalutan itu, teringat seseorang yang sangat aku kenal. Bapak Yohanes Lopa ( Pak Jhon). Ya, pak Jhon. Pak Jhon adalah seorang kepala Sekolah salah satu sekolah dasar di Makassar. Kebetulan pak Jhon satu asal dengan aku. Kami sama-sama dari Flores, sama-sama dari kecamatan yang sama hanya beda desa. Beliau sudah lama tinggal di Makassar, sudah memiliki istri - anak dan istrinya berasal dari Tanah Toraja.

Tampa berpikir Panjang, aku ke rumahnya pak Jhon, rumahnya di daerah Daya kurang lebih 15 km dari tempat kostku. Sesampai di rumahnya pak Jhon, aku diterima dengan ramah penuh kekeluargaan.

" Om, jangan marah, aku sudah merepotkan om", kataku.

" Oo tidak apa-apa ade, bagaimana?", jawab om Jhon.

" Begini om, kebetulan aku ada ikut test UMPTN baru baru ini, dan aku lulus program studi Pendidikan Fisika di Universitas Negeri Makassar", kataku.

"Oooo selamat ya, kamu luar biasa, selamat..selamat", puji Om Jhon.

" Sekarang bagaimana, ada perlu apa, kamu jauh-jauh datang kesini?", lanjut om Jhon.

" Om, kami diberi batas waktu untuk melengkapi administrasi hanya sampai tiga hari, yang lain-lain sudah saya lengkapi." Jawabku .

" Tinggal satu persyaratan yang belum aku lengkapi, dan waktunya tinggal besok om, kami harus membayar uang SPP semester I sebesar RP.180.000". " Jika belum membayar, maka kami dianggap mengudurkan diri". " Maksud kedatangan aku ke sini, jika om tidak keberatan, aku pinjam dulu uangnya om, setelah aku membayar uang SPP semester I besok, minggu depan aku ke Flores menyampaikan hal ini kepada orang tua di kampung, sepulangnya dari kampung, aku kembali ke sini mengembalikan uangnya om", jawabku tertunduk.

" ooo begitu, tidak apa-apa". " Baik, om bantu, jika sudah uang, kapan-kapan ade bisa mengembalikannya", jawab om Jhon dengan penuh pengertian.

"Terima kasih om,segala budi baik om akan aku simpan sampai kapanpun", jawab aku dengan berlinangan air mata.

" ooo tidak apa-apa le ade, om juga pernah susah seperti ade, tidak apa-apa", Jawab om Jhon sambil menepuk pundakku.

" ini, uang yang kamu butuhkan, sekarang kamu pulang, kamu tuntaskan pemberkasan pendaftaran ulang, om dukung dengan doa agar semuanya lancar-lancar", kata om Jhon memberikan semangat.

Aku menerima uang dari om Jhon, dengan berlinangan air mata, sekalian mohon pamit.

Dalam perjalanan pulang dari rumahnya Om Jhon, tak henti hentinya aku mengucapkan syukur kepada Tuhan atas segala kemudahan dan kebijaksanaan melalui hamba-hamba-Nya yang berhati mulia.

Setelah semua urusan pendaftaran ulang selesai, seminggu kemudian, aku pulang ke kampung halamanku Libunio, Soa -Flores dengan menggunakan KM.Awu dari Makassar -- Maumere. Dari Maumere aku menuju kampungku dengan menumpang bus Surya Agung Bajawa.

Sesampai di kampung, aku menyampaikan kepada bapak dan ibuku, bahwa aku sudah tidak lagi kuliah di STITEK karena sekarang aku lulus UMPTN dan mulai bulan September 1998, aku mulai kuliah di Universitas Negeri Makassar. Aku berjanji kepada bapak dan ibuku, bahwa empat tahun aku selesai. Aku juga menyampaikan kepada mereka, sehubungan dengan uang yang aku pinjam dari pak Yohanes Lopa ( Pak Jhon) untuk membayar uang SPP semester I.

Kedua orang tuaku menyambut dengan sukacita tentang berita yang aku sampaikan. Dua minggu kemudian, aku kembali ke Makassar dengan menumpang KM. Awu dari Maumere. Dan juga aku menyelesaikan uang pinjamanku kepada Om Jhon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun