Mohon tunggu...
Vikri Putra Irawan
Vikri Putra Irawan Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing and Copywriter

Salam Sehat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Akselerasi Kebijakan Ekonomi-Keuangan Inklusif dan Hijau Melalui Peran Generasi Muda Sebagai Fondasi Masa Depan Indonesia Bersama Komunita

25 Desember 2024   16:16 Diperbarui: 25 Desember 2024   17:45 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara Commencement Day DJKN Muda (Sumber: kemenkeu.go.id)

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi global menunjukan perlambatan yang masif. Kenaikan harga komoditas global mendorong inflasi ke dalam tingkat yang lebih tinggi. Walaupun demikian, negara kategori berkembang seperti Indonesia mengalami dinamika ekonomi yang stabil pada level lima persen. Hal tersebut dapat didasari oleh peran aktif generasi muda yang berkontribusi dalam upaya pembangunan negeri ini. Generasi muda harus gesit dalam merespon kemajuan dan perkembangan zaman, termasuk membekali diri mereka untuk kemaslahatan masyarakat.

Generasi muda merupakan individu yang secara fisik sedang mengalami pertumbuhan dan secara psikologis berada dalam fase perkembangan emosional. Berdasarkan World Health Organization (WHO), remaja atau adolescents adalah individu berusia 10-19 tahun, sedangkan kelompok muda (youth people) mencakup rentang usia 15-24 tahun. Individu yang memiliki keterampilan sosial cenderung bersikap proaktif, prososial, percaya diri dalam berbicara, serta mampu merespons secara cepat dan komprehensif. Generasi muda saat ini peduli dengan isu-isu sosial dan terbuka, serta memiliki pandangan yang lebih luas dan terbuka.

Partisipasi Generasi Muda dalam Kebijakan Ekonomi-Keuangan Inklusif dan Hijau

Pengembangan ekonomi dan keuangan yang inklusif dan hijau yang diprakarsai oleh Bank Indonesia dapat mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Program usaha seperti UMKM difokuskan pada dukungan hilirisasi sektor pertanian dan perikanan guna membantu pengendalian inflasi, pengembangan UMKM wastra nusantara sebagai identitas kebanggaan nasional, peningkatan kemampuan ekspor dan digitalisasi (Go Export and Go Digital), serta pemberdayaan UMKM untuk mendukung sektor pariwisata sebagai sumber devisa negara. Sebagai generasi penerus, pemuda perlu dilibatkan dan diberikan pemahaman tentang pentingnya peran yang mereka miliki.

Generasi muda juga memiliki peranan krusial dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan oleh PBB. Sebagai kelompok yang merasakan langsung dampak pembangunan, generasi muda memiliki relevansi yang kuat dengan berbagai tujuan dalam SDGs, termasuk tujuan ke-8 yang berfokus pada mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, menciptakan peluang kerja yang produktif dan inklusif, serta menyediakan pekerjaan yang layak. Mereka mampu mendorong perubahan serta memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat melalui berbagai macam tindakan efektif.

Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat dan dapat diimplementasikan untuk membekali generasi muda sebagai penggerak utama menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu solusi alternatif adalah kemampuan memimpin, melakukan perubahan, dan mempercepat transformasi digital di seluruh aspek kehidupan tanpa terkecuali. Sejalan dengan tuntutan perkembangan zaman, Komunitas #UangKita (Komunita) mampu mewadahi generasi muda, para penggerak utama untuk berjejaring dan mengembangkan diri menjadi generasi muda produktif yang peduli negeri.

Melansir dari laman https://komunita.kemenkeu.go.id/, Komunita adalah komunitas eksternal yang berada di bawah naungan Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan yang diresmikan pada November 2021. Bak ramalan yang menjadi nyata, Komunita berperan sebagai agen perubahan, mitra dalam komunikasi keuangan negara, serta bertujuan untuk melahirkan calon pemimpin masa depan. Oleh karena itu, komunitas ini dapat menjadi pilihan berkumpul dan bertukar pikiran untuk menyokong arah kebijakan yang lebih inklusif.

Alternatif dari Permasalahan Generasi Muda dalam Meneroka Arah Kebijakan

Salah satu isu yang terus menjadi perhatian berbagai kalangan adalah peran generasi muda sebagai penerus perjuangan bangsa, serta berbagai konsekuensi yang melekat pada tanggung jawab tersebut. Cepat atau lambat, generasi ini akan mengambil alih kepemimpinan, mulai dari tingkat rumah tangga hingga pemerintahan bangsa dan negara. Sebagai gambaran, data jumlah penduduk Indonesia beserta rentang usianya pada tahun 2024 diproyeksikan sebagai berikut:

(Sumber: Kemendagri)
(Sumber: Kemendagri)
Dapat dilihat bahwa usia produktif 15-64 tahun menyumbang 70% dari keseluruhan jumlah penduduk di Indonesia. Artinya, terdapat bonus demografi dimana jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi dibandingkan usia non-produktif. Bonus ini jelas dapat membawa dampak yang baik jika diiringi dengan penguatan kualitas sumber daya yang mumpuni sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional. Ketika usia produktif tersebut tidak diiringi dengan penguatan kualitas sumber daya manusianya, malah akan menjadi bonus baru, berupa pengangguran massal yang hanya akan menjadi beban negara.

Para pemuda perlu mengasah pemikiran mereka, belajar dari peristiwa di masa lalu dan masa kini, sehingga mampu menemukan jalan yang tepat untuk mengembangkan potensi diri secara optimal. Untuk mewujudkannya, generasi muda perlu mengambil beberapa strategi berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun