Mohon tunggu...
Vikri Dwiki
Vikri Dwiki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berusaha memberikan yang terbaik untuk umat

"Jadilah diri kamu sendiri karena orang lain tidak bisa menjadi dirimu"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ibu

7 Juni 2021   10:23 Diperbarui: 7 Juni 2021   10:56 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ketika kita mendengar kalimat ibu pasti setiap diantara kita teringat pada sosok yang luar biasa dalam kehidupan kita, perjuangan nyah, jerih payahnya, dalam mendidik dan membina serta membesarkan kita dan kasih sayangnya yang tidak bisa dibalas jasa, itulah sosok pejuang sejati yang ada dalam hidupku ibuku tercinta 

Kisah ini bermula ketika ibu dan ayah harus berpisah, maka ibu berjuang mati-matian untuk bisa menjadi tulang punggung keluarga, supaya bisa membesarkan anak-anaknya dan menyekolahkan mereka bahkan sampai ke perguruan tinggi itulah cita-cita yang mungkin terbesit dalam dirinya walaupun kondisi pada saat itu tidak memungkinkan, tapi Allah punya rencana yang lebih indah dari pada itu semua

Mulailah kami sekolah satu persatu dan berjuang bersama dengan ibunda tercinta, banyak hal yang beliau ajarkan pada kami semua diantara hal yang paling berkesan dalam diri kami adalah beliau mengajarkan bahwa hidup itu harus penuh dengan keprihatinan, prihatin dengan keadaan, bersabar dengan apa yang Allah berikan dan terus bersyukur dengan nikmat yang Allah berikan

Karena hal itu merupakan selaras dengan apa yang dikatakan nabi saw "bahwa dalam urusan dunia maka haruslah kita melihat pada orang yang berada dibawah kita" sehingga timbul-lah rasa syukur yang ada dalam diri kita terhadap segala pemberian yang telah Allah berikan

Kalau kita kembali kemasa lampau, melihat bagaimana kehidupan sosok mulia panutan manusia seluruh alam, maka tidaklah kita akan melihat bahwa kehidupannya penuh dengan kesederhanaan bahkan kebanyakan dalam hidupnya lebih banyak mengosongkan perut dari pada mengisinya 

Maka sadarlah kita sekarang bahwa dunia ini memang tempat susah, cape, dan payah, karena salah jika kita ingin beristirahat ditempat yang akan sirna dan punah dimakan zaman ini, karena ada tempat hakiki dimana kita bisa beristirahat dengan tenang tentram didalamnya dengan ribuan nikmat yang akan diberikan bagi yang layak mendapatkannya

Kembali lagi pada perjuangan ibu, entah apa yang dia rasakan dan yang dia inginkan dalam kehidupan-nya ketika mengurusi anak-anaknya, namun yang pasti yang harus kita ketahui bersama bahwa seorang ibu pasti menginginkan yang terbaik buat anaknya tercinta segala sesuatu akan dia lakukan demi untuk membahagiakan buah hatinya

Bibirnya selalu basah dengan do'a-do'a yang selalu dia panjatkan demi kebaikan buah hatinya, hatinya selalu risau akan keadaan buah hatinya, perutnya siap lapar kalau buah hatinya belum menyantap makanan, betapa bodohnya diri kita sekarang yang telah tumbuh dewasa namun tidak bisa membuat dia bahagia

Sejatinya seorang ibu tidak menginginkan pembalasan yang setara dari kita, karena itu tidak akan terbayar bila dibandingkan dengan perjuangannya, bahkan dengan satu darah yang keluar dalam rahimnya , karena nyawa harus jadi taruhan dalam hidupnya, tapi cukuplah kita mengerti dengan apa yang dia inginkan tanpa menanyakan dengan apa yang dia rasakan

Ingatkah kita ketika kita masih balita, merengek karena ingin makan maka beliau langsung spontan memberikan kita makan, kita ingin apapun maka beliau mengerti dan tahu dengan apa yang diinginkan anaknya, bagaimana dengan kita sekarang akankah kita berani memberikan apa yang telah kita miliki untuknya ?

Sadarlah kita bahwa orang tua tidak akan berani dan mau meminta kepada anaknya, karena itu bukan sepatutnya yang orang tua lakukan kepada kita, meminta bahkan mengemis kepada anaknya, tapi kita yang harus sadar dan paham akan itu semua dengan apa yang dia inginkan dan butuhkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun