Acap kali di sebuah kumpulan pemuda pemudi yang syahdu menyeruput secangkir kopi tak lepas dari mereka obrolan-obrolan yang merugikan diri sendiri.
Ya, belakangan ghibah menjadi 'kenikmatan bersosial' ketika menu pesanan kurang menggiurkan. Habis sudah bangkai saudara sendiri menjadi menu tambahan.
Ah, ternyata lisan dengan semudah itu menjadi transportasi menuju panasnya api.
Aneh memang para penikmat bangkai. Mereka senang untuk menggunjing orang lain, namun hatinya sakit ketika dirinya yang orang lain mempergunjingkan.
Ah, sudahlah. Mari menjauhkan diri dari ikut berperan dalam segala ucap buruk tentang sesama, seperti sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam riwayat Ahmad, "Janganlah seseorang menyampaikan padaku keburukan sesamanya; sungguh aku ingin jika bersua kalian; hatiku dalam keadaan bersih."
"Lisanmu" kata Imam Asy Syafii lagi, "Jangan pernah kau pakai untuk menyebut kekurangan orang. Karena seluruh dirimu adalah 'aib dan 'aurat, sedang tiap manusia punya lisan."
Maka benarlah Imam Suftan Ats-Tsauri ketika menyampaikan,
"Jika di dekat mu seseorang mengajakmu menggunjing orang, maka ketika kau tiada dia juga akan memburukkanmu di depan orang"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H