Mohon tunggu...
Viki Arum L.
Viki Arum L. Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Menulis adalah salah satu cara sederhana untuk berbagi kebaikan melalui aksara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kuliah bagi Wanita Adalah Hal yang Sia-sia?

23 Oktober 2021   20:27 Diperbarui: 23 Oktober 2021   20:59 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Ngapain sih cewek kuliah, toh ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga juga. "

Sebagian dari kita mungkin pernah mendengar statement tersebut dari seseorang yang masih menganut paham pendidikan tinggi bagi perempuan adalah sesuatu yang sia-sia. 

Jika boleh bercerita, saya sendiri pun sempat mengalami down saat baru saja akan memasuki perguruan tinggi karena ucapan orang dekat saya mengatakan hal tersebut di depan saya. Tapi untungnya berkat dukungan dan nasihat ibu saya yang luar biasa akhirnya saya bisa bangkit dan percaya diri untuk kembali memperjuangkan mimpi saya menjadi mahasiswa. 

Memang tak sedikit orang yang berpendapat bahwa perempuan itu tidak perlu berpendidikan tinggi, karena pada akhirnya mereka hanya akan menjadi ibu rumah tangga setelah menikah, untuk itulah banyak yang berpandangan bahwa kuliah bagi seorang perempuan hanyalah hal yang sia-sia. Lantas benarkah demikian?

Perlu kita pahami bahwa memang kebanyakan wanita akan berakhir menjadi seorang ibu rumah tangga setelah dia menikah terlepas pendidikan dia sebelumnya tinggi atau rendah. Apalagi saat dia sudah dikaruniai seorang buah hati, maka tak jarang beberapa wanita lebih memilih mengikhlaskan karir cemerlangnya demi merawat dan mendidik putra-putrinya secara maksimal.

Lalu jika memang benar demikian, itu artinya memang benar bahwa pendidikan tinggi bagi wanita hanyalah sia-sia? 

Jawabannya, tidak juga!

Pendidikan tinggi bagi seorang wanita justru adalah hal yang sangat penting. Bukan hal yang sia-sia apalagi dipandang sebagai ajang pemubadziran tenaga dan dana. 

Sebab, dengan berpendidikan, seorang wanita akan memiliki banyak ilmu yang akan ia kuasai, ada banyak pengalaman yang bisa ia lewati, ada banyak khazanah pengetahuan yang dapat ia selami serta akan ada banyak wawasan yang dapat ia jelajahi.

Seluruh ilmu, pengetahuan, wawasan maupun pengalaman yang ia dapati selama menempuh pendidikan merupakan hal yang sangat berharga, yang mana semua itu bisa diwariskan dan bisa bermanfaat untuk putra-putri mereka kelak nanti. 

Seorang wanita adalah madrasah dan guru pertama untuk putra-putrinya, tempat dimana pertama kali mereka menimba pengetahuan dan mempelajari berbagai hal. 

Untuk itulah sosok wanita yang cerdas, kreatif dan berpengetahuan luas sangat dibutuhkan dalam hal ini agar generasi-generasi yang terbentuk dari madrasah ini merupakan generasi yang memiliki mutu dan kualitas, yang bisa menjadi kebanggan bangsa dan juga agama.

Seorang wanita yang cerdas dan berpengetahuan luas merupakan sosok wanita yang pas dan pantas untuk dijadikan calon ibu idaman di masa depan. 

Sebab, kecerdasan yang ia miliki ternyata bisa diturunkan untuk generasi selanjutnya. Seperti yang dilansir dari situs hallodoc.com bahwa menurut penelitian ahli dari University of Washington, wanita cenderung mentransmisi gen kecerdasan ke anak yang terbentuk dari kromosom X.  Wanita memiliki dua kromosom X, sedangkan pria hanya memiliki satu kromosom X. Artinya, wanita dua kali berpeluang mewariskan kecerdasan pada anak ketimbang pria. 

Setelah mengetahui bahwa seorang wanita dua kali lebih besar kemungkinannya untuk dapat menurunkan kecerdasan kepada anak-anaknya, seharusnya ini bisa dijadikan peluang emas untuk memperbaiki kualitas keturunan mereka kelak. 

Untuk itu, tidak ada alasan lagi untuk para wanita untuk tidak mencari ilmu seluas-luasnya hanya karena kritikan dan stigma negatif dari satu dua orang yang masih memandang bahwa wanita itu tidak perlu berpendidikan tinggi. 

Jadi, untuk para wanita yang mungkin saat ini masih ragu untuk melanjutkan pendidikan tinggi atau tidak, maka segeralah tepis keraguan kalian. Selagi kalian mampu dan hal itu baik serta bermanfaat untuk kehidupan kalian maupun orang-orang tersayang kalian ke depannya, maka lakukanlah. 

Yang paling penting, jadikanlah ilmu itu sebagai tujuan utama kita dalam berpendidikan. Niatkan menuntut ilmu karena lillahi ta'ala agar nantinya kita bisa mendapatkan ilmu yang berkah yang bisa kita manfaatkan dikemudian hari serta bisa kita amalkan untuk kemaslahatan orang banyak terutama keturunan kita nanti, karena ibu yang cerdas akan melahirkan putra-putri yang cerdas pula. 

Sedangkan untuk para laki-laki, jangan pernah minder jika seandainya pasangan kalian memiliki jejak pendidikan yang lebih tinggi dari kalian. 

Kerena sejatinya, wanita yang berpendidikan tinggi bukan untuk menyaingi laki-laki tapi untuk memperbaiki generasi. Sebab dari merekalah awal pertama kali generasi baru mendapatkan pendidikan. 

Seorang wanita yang baik, setinggi apapun pendidikannya akan tetap menjadikan suaminya sebagai seorang pemimpin untuk dirinya. Karena sejatinya rumah tangga bukanlah institusi pendidikan tinggi, dimana yang memiliki gelar lebih panjang dan pendidikan lebih lama akan lebih dihormati dan lebih pantas dijadikan pemimpin. 

wallahu a'lam bishawab

thanks for reading

. 

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun