Semakin menjamurnya makanan modern, tidak akan menghilangkan makanan tradisonal. Sama halnya dengan makanan khas tradisional dari Pekalongan, Jawa Tengah. Yang masih tetap bertahan di zaman modern dengan terpaan munculnya berbagai makanan modern.
Pekalongan daerah dimana salah satu puast pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah yang berbatasan dengan laut Jawa di utara, kabupaten Batang di sisi timur, serta kabupaten Pekalongan di sebalah selatan dan barat. Kota ini terletak di jalur pintura yang menghubungkan berbagai daerah khususnya Jakarta-Semarang-Surabaya.Â
Dengan adanya jalur pantura tersebut, di manfaatkan warga sebagai peluang ekonomi untuk menjajakan jajanan khas daerah. Agar manjadi suatu bingkisan oleh-oleh para pelancong yang sedang melintasi jalur pantura sebagai salah satu alternatife jalan penghubung antar daerah. Maka demikian warga pekalongan mengenalkan salah satu kue tradisional yaitu apem kesesi.
Apem kesesi masih menjadi primadona sebagai salah satu makanan khas Pekalongan, khususnya daerah Kesesi. Apem ini di buat di salah satu kecamatan Pekalongan, yang bertempat di desa Bantul di ujung perbatasan Pekalongan dan Pemalang.Â
Hal ini menjadikan banyak orang awam yang mengira apem ini makanan khas Comal, Pemalang. Karena banyak warga Comal yang menjajakan apem tersebut di pasar comal dan menjual di perlintasan sekitar pantura sebagai oleh-oleh makanan khas daerah. Sehingga warga luar daerah yang melintasi pantura sebagai jalur penghubung antar daerah mengira apem tersebut adalah makanan khas Comal, Pemalang.
Apem merupakan kue tradisional yang terbuat dari tepung beras dan gula jawa atau gula aren, dengan varian original tanpa toping kelapa, dan ada juga dengan toping irisan kelapa keci-kecil.Â
Teksturnya kenyal, rasanya manis, legit, warnya coklat serta harganya yang murah. Harga yang berkiasaran 2-3 ribu saja per satu apem. Menjadikan jajanan tersebut relatife murah serta tidak akan kecewa dengan kenikmatan rasa legit yang original dari gula jawa atau gula aren yang dipadukan dengan bahan-bahan lainya.
Warga pekalongan sengaja kekeh menyebut "Apem Kesesi" karena beragumen bahwa apem legendaris ini dibuat di wilayah kesesi sebagai sentral produksi kue apem tepatnya di desa Bantul. Sementara itu warga Comal Pemalang menyebutnya apem comal karena memang kebanyakan apem ini di pasarkan di Comal. Karena memang masyarakat kesesi sengaja melebarkan pemasaran bukan hanya daerah kesesi saja.Â
Maka dari itu mereka memasarkan apem ini ke Comal yang lebih dekat lokasinya dengan kesesi dan berada di jalur pantura. Maka demikian apem ini bisa terkenal. Penyebutan nama itu tidak dipermasalahkan asalkan apem tersebut terus bisa dinikmati sebagai makanan kue tradisional legendaris dan dikenal masyarakat luas
Dengan dikenalnya apem kesesi tersebut bisa menjadi usaha perekonomian warga Kesesi, khususnya desa Bantul. Dengan begitu maka dapat meningkatkan ekonomi yang lebih maju sebagai pendapatan tetap bagi warga yang memproduksi usaha jajanan kue tradisioanal apem.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H