[caption caption="Tabel.1. Diantara nama nama yang masuk daftar Panama Papers (Sumber: Rappler, 2016)"][/caption]Partai Gerindra seperti tak habis dirundung malang. barusan M Sanusi anggota DPRD DKI ditangkap tangan oleh KPK karena menerima suap. Belum usai masalah Sanusi, kini muncul pula skandal Sandiaga Uno yang namanya tercatat dalam Panama Papers
Panama Papers adalah istilah untuk merujuk kepada daftar nama nama orang kaya atau perusahaan raksasa dunia yang "menyembunyikan” harta benda mereka untuk maksud maksud tertentu. Tujuan “menyembunyikan” harta ini diantaranya adalah: untuk menghindari bayar pajak; menghilangkan asal usul uang yang diperoleh dengan cara cara haram (mafia, jual obat terlarang, prostitusi); menghilangkan jejak korupsi; dan pelaku kriminal (perampok, pemerkosa) yang takut uangnya disita.
Daftar orang Indonesia yang “menyembunyikan” hartanya sangat banyak mulai dari A sampai Z. Tabel.1, sengaja penulis ambil nama nama yang dimulai dengan S. Terlihat nama Sandiaga Salahuddin Uno dan Sandiaga Uno. Tak diketahui alasan kenapa orang yang sama memakai dua nama berbeda. Harta kekayaan Sandiaga adalah $795 million (Rp 10,3 Triliun).
Selain Sandiaga Uno ada nama yang mungkin anda kenal yaitu Muhammad Riza Chalid (mafia minyak), buronan BLBI Soegiarto Djoko Tjandra, Budiono (mantan wapres), dan tentu saja keluarga Bakrie. Ada ribuan nama yang tak mungkin disebutkan satu persatu di sini.
[caption caption="Tabel.2.Diantara perusahaan yang masuk daftar Panama Papers (Sumber: Rappler, 2016)"]
Ahok sebagai ekskutif yang notabene akan menandatangani raperda, sekaligus pelaksana raperda tak bisa lepas tangan begitu saja. KPK sedang menyelidiki keterkaitan Ahok !
Kembali ke Sandiaga Uno, beliau digadang gadang oleh partai Gerindera untuk menjadi calon Gubernur DKI tahun 2017 mendatang. Apapun alasan memarkir uang di luar negeri adalah tindakan “cacat” moral yang perlu dipertanyakan kepada calon pejabat publik seperti Sandiaga Uno ini.
Capres Amerika, Mitt Romney gagal menjadi presiden dari partai Republik, kalah bersaing dengan Obama, karena salah satu alasannya adalah “memarkir” uang di luar negeri. Akankah terjadi dengan calon pejabat publik di Indonesia?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H