Petani merupakan mata pencaharian hampir seluruh masyarakat Indonesia terutama pada daerah dataran tinggi . Salah satunya adalah petani bawang merah  , bawang merah sendiri merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi . Bisa dibilang tanaman bawang merah adalah tanaman pokok yang dapat digunakan pada setiap masakan yang juga berpotensi besar dalam memajukan perekonomian petani . Budidaya bawang merah sendiri memerlukan tenaga kerja yang cukup banyak mulai dari , tahap persiapan lahan , tahap penanaman , pemeliharaan , hingga panen dan pasca panen.  Oleh karena itu kemajuan teknologi pada pertanian sangat diperlukan , terutama sarana prasarana petani sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi petani bawang.
Dalam kegiatan kuliah kerja nyata Untag Surabaya mahasiswa yang bertempat pada desa sajen , mahasiswa kkn UNTAG melakukan observasi pada petani - petani yang ada pada desa tersebut , yang mana di desa sajen umumnya adalah petani bawang . petani bawang pada desa sajen masih belum mengenal teknologi , semua pekerjaannya masih menggunakan manual mulai dari penanaman hingga tahapan pasca panen . Setelah dilakukan observasi pada petani bawang di desa sajen , salah satu petani mengeluhkan bahwa sering terjadi sakit punggung ketika penanaman karena penanaman bawang dilakukan dengan cara membungkuk . Oleh karena itu mahasiswa KKN UNTAG berupaya membantu masyarakat desa sajen khususnya petani bawang untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan menciptakan sebuah inovasi teknologi tepat guna yaitu alat Ergonomis untuk menanam bawang, yang mana alat tersebut telah didesain menyesuaikan tinggi badan masyarakat , agar tidak terjadinya sakit punggung saat proses penanaman bawang merah.
Tujuan mahasiswa kkn UNTAG Surabaya menciptakan inovasi teknologi tepat guna ini agar para petani bawang pada desa sajen tidak lagi mengalami sakit punggung ketika penanam , Alat ini juga bertujuan untuk membuat para petani bawang lebih efektif dalam waktu penanaman karena para petani bawang tidak perlu membuat lubang penanaman lalu ditutup kembali , dengan adanya alat ini para petani hanya perlu bekerja satu kali yaitu dengan cara menancapkan alat Ergonomis penanam bawang pada tanah dan berlanjut diangkat yang otomatis tanahnya akan tertutup sendiri. Dengan alat ini juga dapat meningkatkan produktivitas bawang yang artinya perekonomian di Indonesia akan ikut tertopang , karena seperti yang diketahui bahwa Indonesia melakukan impor bawang kepada negara lain.
Inovasi yang diciptakan oleh mahasiswa kkn UNTAG Surabaya sangat disambut baik oleh petani yang ada pada desa sajen , karena telah lama petani - petani desa sajen memikirkan bagaimana cara agar masalah tersebut dapat terpecahkan . Mahasiswa kkn UNTAG membawa alat Ergonomis penanam bawang langsung pada pertanian bawang yang ada di desa sajen , bukan hanya itu mahasiswa KKN UNTAG juga melakukan sosialisasi pada petani - petani yang bekerja pada pertanian bawang di desa sajen tepatnya dusun sumberan tentang fungsi - fungsi yang terdapat pada alat tersebut , bukan hanya itu mahasiswa KKN UNTAG juga melakukan pelatihan kepada para petani secara langsung pada lapangan untuk membantu petani agar tidak kesulitan dalam mengoperasikan alat Ergonomis penanam bawang.
Program peningkatan teknologi tepat guna yang dilakukan mahasiswa kkn UNTAG Surabaya bukan hanya untuk meningkatkan efisiensi saja , tetapi program ini juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat desa sajen agar masyarakat sekitar lebih terbuka dan dapat menerima adanya teknologi baru yang berpotensi dalam pertanian , karena walaupun dalam pertanian kita juga harus terbuka dalam teknologi yang ada sekarang supaya tidak tertinggal dari yang lain dan dapat meningkatkan kualitas produk dalam negeri kita. Dan dengan adanya program kkn ini juga dapat menjadi ajang untuk mahasiswa - mahasiswa mengalokasikan ide mereka menjadi sesuatu yang berguna bagi masyarakat sekitar.
Kesimpulannya , hubungan antara mahasiswa dengan masyarakat dalam kegiatan kkn ini bukan hanya untuk memenuhi syarat yang ada dalam kampus , tetapi juga  membangun hubungan baik dengan masyarakat yang ada dan membatu masyarakat untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan Meraka . Inilah esensi pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, yang harus terus didukung dan dikembangkan melalui kegiatan inovasi teknologi tepat guna . Dengan demikian , keterlibatan mahasiswa dalam upaya menciptakan teknologi tepat guna dan harapannya dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekita
r.Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H