Mohon tunggu...
Fika Aprilia
Fika Aprilia Mohon Tunggu... -

FIKA APRILIA PGMI A 11140009

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Ada PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)?

13 Juni 2014   21:17 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:52 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah sangat tren sekali pada zaman sekarang ini bahwa sebelum anak dimasukkan dalam TK (Taman Kanak-kanak),terlebih dahulu anak dimasukkan dalam pendidikan anak usia dini atau yang sering disebut dengan PAUD. Banyak sekali berdiri PAUD saat ini baik di desa maupun kota. Walaupun dengan tujuan yang berbeda, terkadang ada yang bertujuan hanya sebagai penitipan anak, bukan sebagai pendidikan anak. Di dalam PAUD sendiri memang intinya adalah bermain. Namun, bermain disini bukan hanya bermain biasa namun tentu saja permainan yang edukatif yang dapat merangsang psikomotorik, afektif dan kognitif anak.

Anak juga bisa bertemu dengan teman-teman mereka di sekolah, mereka bisa belajar berkomunikasi dengan orang lain atau teman sebayannya. Dan ini sangat bermanfaat bagi anak, ketika mereka dewasa. Mereka tidak pasif atau terlalu diam saja apabila bertemu dengan orang lain, namun mereka bisa berbincang-bincang dan berkomunikasi baik dengan orang itu. Hal ini sesuai dengan tujuan PAUD sendiri yang pertama yaitu membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yamg optimal di dalam memasuki pendiddikan dasar dan dalam mengarungi kehidupan di masa dewasa.

Sedangkan berdasarkan tinjauan aspek didaktis psikologis tujuan pendidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini yang utama adalah:

1.Menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar mampu menolong diri sendiri (self-help), yaitu mandiri dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri seperti mampu merawat dan menjaga kondisi fisiknya, mampu mengendalikan emosinya dan mampu membangun hubungan dengan orang lain.

2.Meletakkan dasar-dasar tentang bagaimana seharusnya belajar (learning how to learn). Hal ini sesuai dengan perkembangan paradigm baru dunia pendidikan melalui empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO, yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live togetheryang dalam implementasinya di Taman Kanak-kanak dilakukan melalui pendekatan learning by playing, belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta menumbuhkembangkan keterampilan hidup (life skills) sedrhana sedini mungkin.

Selanjutnya tujuan dari program kegiatan bermain adalah membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan dan kreativitas/daya cipta yang diperlukan oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan pada tahapan berikutnya. Tentu saja permainan yang dimaksud bukan permainan yang membahayakan untuk anak, semua sudah ada antisipasinya agar bisa dipakai baik dengan anak dengan aman dan tidak membahayakan mereka. Misalnya saja misalkan ada kolam renang di area sekolah PAUD tersebut, tentu saja ada pengawas yang menjaga dengan baik are kolam renang tersebut. Kolam renang untuk anak-anak tersebut juga tidak terlalu dalam dan tidak menilbulkan tenggelam dalam kolam renang. Adapun fasilitas permainan lain yang juga ada pengawas atau dijaga dengan baik, agar tidak mencelakai anak-anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun