Saat masih memakai seragam Sekolah Dasar, bukan hal yang aneh jika membeli  Es Mambo dengan beraneka ragam rasa, dan warna. Begitu juga dengan ringannya membeli Tahu Isi yang digoreng dengan minyak keruh. Begitu juga saat menikmati Gado-gado dengan krupuk kecil berwarna-warni di pasar tradisional. Semua begitu enak di lidah, dan menjadi rutinitas karena harganya yang sangat terjangkau.
![Krupuk di pasar tradisional. Doc:Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/07/18/20187638-10213735505647450-1432183319-n-596d763da6666409db1f14a2.jpg?t=o&v=770)
Saya akhirnya saat sedikit terhenyak kala berkesempatan menghadiri Sarasehan BBPOM di Yogyakarta bersama Masyarakat Digital Jogja pada Selasa, 11 Juli 2017 di Hotel Royal Darmo. Dra I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Apt sebagai Ka Balai POM di Yogyakarta dengan santai namun jelas memberikan informasi  yang menohok bahkan sejak membuka acara.
![Dra I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Apt sebagai Ka Balai POM. Doc Pribadi.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/07/18/20187509-10213735714932682-1845959964-n-596d7a6e1c7e1219267c9fe2.jpg?t=o&v=770)
1.Bahan makanan yang berbahaya tidak hanya ada saat menjelang hari raya.
Bukan hanya pasar modern dengan paket parselnya namun pasar tradisional juga menjadi sasaran produsen yang  nakal. Sebut saja Boraks, Rhodamin B,  Methanyl Yellow yang ditemukan pada makanan yang sering diperdagangkan, berdasarkan hasil tes pemantauan pangan BBPOM secara rutih ke pasar tradisional.
Untuk itu Badan POM menarik, menyita, dan memberi sangsi pada produsen tersebut. Parahnya saya ternyata pernah mengkonsumsi krupuk yang mengandung salah satu bahan tersebut. Nasib-nasib.
2.Konsumen bisa berperan sebagai pengawas makanan/minuman.
Dulu saya berpikir bahwa konsumen lah yang memerlukan informasi dari BBPOM, namun ternyata yang terjadi adalah sebaliknya seperti diutarakan Dra. Soesie Istyorini, Apt sebagai Ka Seksi Layanan Informasi Konsumen. BBPOM ternyata sudah menyediakan  Hotline khusus HALOBPOM 1500533 ataupun ULPK untuk dialog dengan konsumen mengenai informasi label produk.
![ULPK. Doc: IG BBPOM Yogyakarta.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/07/18/20182581-10213735706852480-874416747-n-596d79333a68870eda28c7a2.jpg?t=o&v=770)
Ani Fatimah, SSi, Apt, MH sebagai Ka Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen menerangkan bahwa anggapan masyarakat selama ini salah mengenai BBPOM. Hal tersebut dikarenakan kurangnya penyebaran informasi tentang proses kinerja BBPOM, sehingga hanya terlihat saat menjelang Hari Raya.