"Karena sebagian orang tak punya mama dan sebagian orang tak punya makanan, dan sebagian lainnya tak punya keduanya."
Kalimat yang disampaikan penulis pada buah hatinya, membuat saya teringat akan alm ibu. Ya kosa kata yang menjadi amulet sekaligus kryptonite bagi anak bungsu ini, yang mudah menjebakan diri dalam kondisi kerinduan akan ibu. Ah kemelekatan saya.
Kalimat di awal tersebut saya dapati saat membuka halaman 21 pada kumpulan pengalaman penulis Tanah Brahmana. Oya, catatan ini bukan resensi buku ya, jadi tak akan didapati detail poin-poin resensi. Semata curhatan sekaligus salah satu bentuk terima kasih saya pada Endang Sriwahyuli Simanjuntak aka mbok_segara.Â
Pada suatu kali saya mencari sumber data mengenai Tarabhvana atau Candi Kalasan, mungkin setahun lalu. Dari sekian artikel yang saya baca, terdapat sebuah tulisan di Kompasiana yang sifatnya pengalaman pribadi dibalik data-data. Ringan bahasanya, tapi entah kenapa menarik saya untuk  membacanya.Â
Mungkin setahun kemudian, berkenalan dengan seseorang yang tanpa pikir panjang bertandang ke cagar budaya hampir sekali dalam tujuh hari. Baik berupa mandala berbahan andesit maupun bata di bukit atau di tengah pemukiman. Feed instagramnya penuh dengan reels keasrian mandala era Medang.
Ironis bagi saya, kala melihat bagaimana seseorang kelahiran Tapanuli Selatan menunjukan besar rasa cintanya pada hasil seni leluhur pulau Jawa. Iya benar seni tak terpagar suku, bahasa maupun tanah kelahiran, tapi bagi saya yang logat jawanya kental maka seperti cubitan. Apa dan kemana saja saya sebenarnya selama ini?
Ya pemilik instagram tersebut ternyata penulis artikel tentang Tarabvana setahun lalu saya baca. Hal ini baru saya sadari setelah mungkin sebulan saling follow. Yah at least tidak butuh setahun menyadarinya ya sehingga lebih cepat saya melunasi rasa terima kasih.Â
Banyak hal yang terlintas saat pertama kali membaca judul "Tanah Brahmana" apalagi saat saya baca lebih mendalam. Ingatan akan sebutan Brahma, tentu terlintas apalagi penulis memilih menjadi guru sekaligus ibu. Brahma adalah sematan bagi orang tua yang secara otomatis menjadi guru pertama bagi buah hati.