"Orang yang terlihat lemah lembut bisa saja kuat energinya, dan orang yang terlihat kasar belum tentu kuat energinya." Pernyataan ini saya ingat saat mengetahui di balik sosok lemah lembut Kartika Nugmalia ternyata bertumpuk pengalaman perjuangannya. Terutama di sisi merawat tiga buah hati yang berkebutuhan khusus. Kasih ibu memang tak terhingga ya, dan maka sangat wajar kalau dikatakan surga di bawah telapak kaki ibu.
Melalui reels, feed maupun story kanal pribadi Instagram(@kartikanugmalia), saya bisa melihat sekelumit contoh perjuangan seorang istimewa merawat dan mengajarkan buah hatinya agar tetap belajar mandiri tanpa terpuruk. Bukan hanya perkembangan di bidang akedemis, para buah hati juga mulai menjadi model berbagai produk dalam feed review Instagram. Tidak ada tersirat kesedihan maupun keputusasaan, yang ada hanyalah semangat untuk tetap berjuang menjalani hari demi hari.
Ibu Istimewa bagi Tiga Buah Hati Istimewa
Sejauh ingatan, kami pertama kali bersua saat event blogger yang dihelatkan oleh sebuah lembaga pemerintahan. Mba Aya yang berkelahiran 1982, demikian biasa lebih akrab disapa, berkisah beberapa pengalamannya dengan semangat . Saat itu tergerak untuk menuliskannya, dan saat diijinkan maka mulailah saya mengumpulkan data secara offline maupun online.
 Oya lulusan food technology UGM ini juga bekerja sama dengan Diazwara Anjani, Rita Oktavia, dan Else Nitria dalam menerbitkan buku Cinta Tanpa Syarat, yang bisa dibaca juga melalui online public access catalog Perpusnas RI.
Sedikit bimbang untuk memulai bercerita dari mana, karena sekian banyak pengalaman berkesan dari mba Aya dalam merawat bahkan memberikan support kepada para orangtua lain. Hingga beberapa hari yang lalu saya ikut menyimak Instagram Live dari Indonesia Care for Rare Disease (IC4RD) pada Kamis, 22 Desember 2022. Salah satu sesi dari rangkaian event Spectacurare Fest 2023 berupa IG live yang rutin menghadirkan nara sumber dari beberapa ibu istimewa.
Oya dari tadi saya belum memperkenalkan putra-putri mba Aya. Perkenalkan Shojiki Kenzie Salfari, putra pertama yang di diagnosia Attention Deficit Disorder (ADD) dengan Dyspraxia. Diagnosa Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dengan Dyspraxia ditambatkan pada putra kedua, Averey Hanif Salfarino. Putri bungsu yaitu  Aisha Nazneen Salfarayra mengalami cerebral palsy,  Enchepalomalacia lobus parietal bilateral.(pelunakan otak), CMV, Cortical Visual Impairment, Microcephaly, Dysfagia,  dan West Syndrome.
Kesimpulan
Mengagumkan memang, di antara rutinitas merawat keluarga terutama tiga buah hati, mba Aya dan para ibu istimewa yang lain masih menyempatkan diri untuk berbagi inspirasi. Selain berbagi melalui kanal media sosial pribadi, For Your Information, mba Aya juga mendirikan Epilove.c, sebuah komunitas peduli epilepsi yang berpusat di Yogyakarta. Komunitasi yang dibentuk sejak 2019 ini memberi dukungan pada anak-anak yang menyandang keistimewaan West Syndrome and Lennox Gastaut Syndrome. Berawal dari tiga anggota yang sepakat berbagi dukungan berkembang menjadi 100 teman seperjuangan yang tersebar.Â
Dukungan dari keluarga besar dan suami (Ryan Salfarino ) dalam berbagi tanggungjawab pengasuhan tiga anak istimewa, juga menjadi kekuatan perempuan yang meneruskan passionnya sebagai lifestyle blogger hingga menjadi influencer. Kita bisa ikut menyimak curahan hati maupun kiprahnya sebagai online entrepreneur hijab  dan bahan pangan sehat melalui web pribadi kartikanugmalia.com.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H