Teman yang berprofesi ASN di Jakarta terlihat menampilkan foto dirinya melalui media sosial Instagram saat menaiki sepeda lipat. Latar belakang fotonya ada di jalur sepeda, dan disertai teks singkat, "Bersepeda pulang dari kantor tiap jumat." Foto senada juga saya dapati di linimasa media sosial lain dari beberapa teman yang berbeda profesi maupun lokasi kerja. Gerakan  bersepeda memang lebih digandrungi seiring perubahan gaya hidup. Terkadang secara tidak sadar, masyarakat sudah menjadi aktif mendukung gerakan Net-Zero Emissions jauh sebelum istilah tersebut mendunia.
Net-Zero Emissions
Net-Zero Emissions menjadi istilah yang viral diperbincangkan dan perlahan tapi pasti mulai mendapat perhatian menyeluruh dari masyarakat, bukan hanya pemerhati lingkungan saja.  Media sosial mejadi salah satu lini depan dalam pemberitaan dan gerakan yang mendukung Net-Zero Emissions.
Terjemahan bahasa Indonesia dari istilah berbahasa Inggris tersebut adalah  nol-bersih emisi atau emisi yang berada di tingkat nol. Jadi antara produksi emisi dengan pembersihannya mencapai tingkat yang stabil atau nol. Emisi sendiri didefinisikan sebagai gas buang dari hasil pembakaran bahan baku melalui mesin. Emisi juga diketahui merupakan salah satu penyumbang pencemaran lingkungan dan perubahan iklim.
Indonesia sendiri pada tahun 2021, mempunyai regulasi Peraturan Presiden yang mengatur tentang EBT dan retirement coal. Ada juga beberapa tehnologi yang akan diterapkan untuk terus mengurangi emisi gas buang dan pencemaran lingkungan. Kabar kegembiran tersebut merupakan beberapa langkah datang dari pemerintah yang sudah mencanangkan target Net-Zero Emissions (NZE) selambat-lambatnya tahun 2060.
Sepeda dan Net-Zero Emissions
Bersepeda merupakan salah satu cara termudah bagi masyarakat umum untuk ikut aktif gerakan mendukung Net-Zero Emissions. Di lingkungan keluarga, sudah ada keponakan yang sudah mengawali gerakan bersepeda dengan mengendarai sepeda roda dua untuk berangkat dan pulang kerja. Keponakan yang lain memutuskan berlari pagi di sekitar area rumah saja, agar tidak perlu mengendarai sepeda motor ke area khusus olahraga di pusat kota. Gerakan bersepeda sendiri bukan hal yang baru di Jogja yang memang terkenal sebagai kota sepeda sejak dulu.
Tas Kain dan Net-Zero Emissions
Sudah diketahui umum bahwa plastik menjadi menjadi salah satu penyumbang emisi. Gerakan diet plastik merupakan cara mudah yang lain dan bisa dilakukan secepatnya oleh masyarakat. Di lingkungan keluarga, sudah ada kakak perempuan sudah menyandang tas kain saat berbelanja, bahkan jauh sebelum viralnya kampanye kebijaksanaan plastik berbayar. Alasannya sederhana saja yaitu malas menyimpan tas plastik dari penjual sayuran di pasar tradisional yang jumlahnya bertambah tiap kali berbelanja.
Bayangkan tiap bahan biasanya dibungkus plastik bening sebelum dikumpulkan ke dalam tas plastik utama/besar. Dengan kakak membawa tas kain sendiri maka tas plastik kecil tiap bahan tidak diperlukan tas plastik lagi. Memang sih tas kain perlu dicuci sendiri setelah pemakaian tapi langkah mudah daripada menggunakan banyak plastik. Alhasil kakak mempunyai koleksi tas kain yang bermacam warna serta model. Perlahan beberapa tetangga yang juga berbelanja di pasar tradisional beralih dari memakai tas plastik besar ke tas kain dari rumah.