"Berhenti merokok pernah sekali bertahan sehari, tapi kok kaya langsung mati gaya begitu ya! Â Belum lagi pas harus kerja sampai malam, wah butuh rokok untuk menemani!" Kalimat di depan bisa jadi jawaban dari seorang penikmat rokok, tentu akan beda lagi jika anda bertanya pada istrinya, "Coba saja mau berhenti, 600 ribu (perhitungan bahwa setiap hari membeli rokok Rp20.000) perbulan bisa ditabung untuk pendidikan anak kami."
Di lain pihak jika industri rokok dilarang maka akan muncul pro kontra di masyarakat, dan artikel ini tak akan membahas labih jauh mengenai sisi tersebut. Saat menghadiri workshop yang diprakarsai Indonesia Young Pharmasict Grup (IYPG) dengan Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR), saya mendapat banyak informasi tentang Tobacco Harm Reduction.Â
Hayooo kalian tahu belum? Cuss saya akan mencoba jabarkan ya poin-poinnya. For your information, workshop yang diadakan di Hotel Sheraton Yogyakarta ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian acara pada hari ke-tiga dari pertemuan internasional yaitu 5th Asian Young Pharmacist Grup (AYPG) Leadership Summit 2019. Untuk Indonesia Young Pharmasict Grup (IYPG) merupakan pertemuan ke-dua.
Tobacco Harm Reduction:
Tobacco Harm Reduction sendiri terdiri atas dua rangkaian kata utama yaitu Tobacco (Tembakau) dan Harm Reduction (Program untuk mengurangi bahaya dari sebuah perilaku). Oleh karena itu Tobacco Harm Reduction bisa diartikan sebagai langkah untuk mengurangi bahaya perilaku dari penggunaan tembakau. Di manca negara sendiri program tersebut sudah dipratekkan dengan berbagi support dari pemerintah setempat.Â
Salah satu langkah dari Tobacco Harm Reduction tersebut adalah Terapi Sulih Nikotin (Nicotine Replacment Therapy/NRT) seperti yang dikemukakan oleh Dr. drg. Amaliya, M.Sc., Ph.D sebagai peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik(YPKP). Wanita yang merupakan almuni UNPAD ini menjadi pembicara pertama di wokshop dengan tema besar "Pengurangan Bahaya Tembakau & Upaya Berhenti Merokok Dalam Perspektif Farmasi dan Kesehatan Publik."
"Mengapa memakai terapi sulih? Mengapa tidak memakai langkah penghentian secara total dari aktifitas merokok?" Seperti jamak yang kita ketahui, setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda dalam melakukan penghentian perilaku yang sudah dilakukan berulang-ulang sejak lama.Â
Demikian juga terapi ini ditujukan kepada para penikmat rokok yang memilih mengurangi konsumsi dengan proses bertahap. Jika anda bisa langsung bisa mengurangi kecanduan secara instant maka mari bagi tipsnya di kolom komentar :)
Salah satu dari beberapa produk dari Tobacco Harm Reduction sendiri sudah ada di Indonesia yaitu vape. Terlepas dari pro kontra penggunaan vape, produk ini diklaim lebih baik bagi para penikmat rokok yang akan mengurangi konsumsi rokok. Jadi jika pada prakteknya di masyarakat terjadi penggunaan vape oleh pengguna awal, maka hal tersebut merupakan penyalahgunaan dari fungsi utama dari vape saat diproduksi.Â
Jika ada produk vape dijual kepada pengguna dibawah umur maka hal tersebut merupakan pelanggaran seperti yang dijabarkan oleh Ariyo Bimmo selaku Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) dan pengamat hukum pada sesi terakhir dari workshop yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB sampai 12.00 WIB.
Apoteker Indonesia
Saat sesi kedua dengan menghadirkan pembicara yang merupakan pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Padjajaran  yaitu Dr. dr.Ardini Raksanagara, MPH, terdapat pertanyaan dari salah satu apoteker. "Tugas apoteker bukan hanya meracik obat semata, namun juga berinteraksi mengenai Tobacco Harm Reduction kepada penikmat rokok yang memilih untuk mengurangi kecanduannya."Â