Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Interior Daun Pintu Kayu Lawasan, Penanda Hotel Kekinian

27 September 2017   09:24 Diperbarui: 28 September 2017   00:00 3132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana restouran. Doc:Pribadi

Saya mendongak ke tingkap penutup langit-langit, mata langsung bertemu interior yang unik. Saya mengenali deretan kayu bongkaran yang tertempel ketat dengan penuh warna. Panel-panel  yang berukuran layaknya pembuka ruangan terlihat kokoh walaupun sekilas tampak melayang. Iya, puluhan daun pintu kayu berpelitur  mengucapkan selamat sarapan pada saya. Saya kemudian teringat pada rumah Joglo  nenek yang masih bersisa beberapa bagian saja, termasuk daun pintu. Sedikit berbeda pada beberapa ukiran dan warna semata memang namun senada dalam keunikan. Bahan utama kayu lawasan dengan pola serat kayu juga menjadi penghubung tentunya.

Resepsionis. Doc:Pribadi
Resepsionis. Doc:Pribadi
Saya tak yakin jika kayu lapuk   benar-benar menjadi bahan pernak-pernik di Citrus Restaurant. Memang sepintas polesan warna alami lembut yang terpilih melapis mereka, tentu dengan maksud visual tertentu. Tentu sisi keamanan dan kenyamanan bagi para pengunjung sudah diperkirakan sebelum pemilihan daun pintu kayu tersebut. Tentu saja tanpa kusen namun lengkap dengan rangka dan  Jalousie (kisi-kisi) yang awalnya berfungsi sebagai alternatif  ventilasi. Benar-benar bertema Vintage.

Bagaimana bisa penggunaan daun pintu kayu lawasan jadi salah satu unsur branding kekinian yang identik pada kaum muda? Penggunaan interior vintage yang dipadukan dengan furniture maupun desain ruang modern menurut saya memberikan kesan dinamis tanpa meninggalkan unsur klasik. Kesan modern, dinamis, penuh warna dengan bentuk yang tak biasa menjadi ketertarikan bagi anak muda.

Suasana restouran. Doc:Pribadi
Suasana restouran. Doc:Pribadi
Penggunaan tema tersebut memang sedang melanda banyak tempat bisnis, dan memang berhasil pada pembentukan image kekinian. Para pengunjung banyak yang kemudian sibuk mengabadikan interior tersebut termasuk kamera saya, atau sekedar menanyakan pada pegawai yang mengenakan seragam polo orange. Warna yang memberi kesan segar, muda dan semangat. Oya mereka memakai celana berbahan jeans yang tentu sejalan dengan segmen tamu yang dituju, yaitu kaum muda khususnya traveler.

Dekorasi. Doc:Pribadi
Dekorasi. Doc:Pribadi
Interior berbahan kayu juga bisa didapat di counter resepsionis, membentuk dekorasi yang unik menurut saya. Balok-balok kayu dibentuk dan ditata dengan pola tertentu hingga unsur seni terlihat. Pemilihan warna lembut interior dipadu dinding hitam menjadi dominan.  Saat saya menanyakan pada  Sylvia Oktorina selaku senior sales manager, benar dikonfirmasi kalau branding kekinian menjadi tujuan ahkir.

Berhubung saya termasuk penggemar mi, maka menu yang saya pesan pertama adalah Mie Ayam. Memang membutuhkan beberapa menit karena disajikan fresh langsung dari dapur Citrus Restaurant. Ditemani perbincangan sembilan blogger, dan segelas Wedang Secang yang keduanya membuat sabtu pagi 23 September 2017 saya menjadi berwarna.

Menu sarapan. Doc:Pribadi
Menu sarapan. Doc:Pribadi
Setelah mencicipi Mie Ayam yang tersaji, ternyata saya suka kaldu yang terasa. Begitu juga olahan daging ayamnya yang bumbunya meresap, dan tertinggal di indera pencecap. Memang sedikit terasa kelebihan garam untuk saya yang penyuka makanan yang manis, tapi tetap enak terutama mie yang menggunakan mie telur bukan mie basah. Selain disediakannya empat jenis teh yang bisa diseduh sendiri, tersedia juga di meja buffet beraneka kopi serta minuman yang lain. Saya mengambil segelas jus Jambu Biji yang menuntaskan dahaga setelah menyantap jajan pasar.

Lobi dan Ballroom. Doc:Pribadi
Lobi dan Ballroom. Doc:Pribadi
Ajakan untuk menyusuri koridor, fasilitas, dan dua kamar dari  99 kamar yang tersedia membawa saya melihat interior yang menarik lagi. Beberapa ruangan kembali menggunakan interior daun pintu kayu lawasan walaupun tidak menempel di langit-langit. Penggunaan warna cerah juga mendominasi koridor, serta interior dalam kamar. Cocok untuk para traveler muda yang memang suka akan petualangan dan warna-warni dunia.Saya sendiri menjadi tertarik untuk menikmati malam di Tjokro Style hotel dan tiga brand Tjokro yang lain, di mana dikelola dengan baik oleh SAS Hospitaly di enam lokasi startegis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun