Semburat kekaguman singgah di wajah. Siang itu saya bisa melihat jari jemari bukan berwarna pucat bahkan cenderung hasil terbakar matahari, dengan lincahnya membentuk sebuah tas. Tarian serupa wujud kerinduan petani pada Dewi Sri yang konon menganugerahkan padi kepada manusia. Kagum karena pemilik jemari tersebut adalah putra Hawa, yang sering dipandang hanya mampu menebang pohon, atau membangun jembatan. Saya yakin membutuhkan waktu enam bulan untuk bisa selincah beliau. Namanya pak Agus, penduduk asli Dusun Malangan, Desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Desa Wisata dilekatkan atas dusun ini sejak tahun 1998 oleh pemerintah kabupaten Sleman. Adapun desa dengan suasana asri tersebut terletak di sebelah barat kota Yogyakarta sejauh 17 kilometer, dan menempuh sekitar 30 menit. Kita bisa menggunakan bus khusus, mobil travel ataupun kendaraan pribadi. Anda bisa juga menginap di rumah penduduk setempat, jika ingin merasakan dengan leluasa kehidupan pedesaan.
Oya kembali ke Pak Agus, yang memang bukan bekerja sendiri, namun masih ada beberapa pria yang sudah pantas disebut kakek juga menjalin anyaman bamboo. Saya melihat beberapa gigi  mereka sudah tanggal  saat tertawa bersama di perbincangan singkat. Hanya membutuhkan beberapa menit kemudian saya menyadari bahwa bertambahnya alasan untuk menyebut Desa Malangan bukan sekedar Desa Wisata.Lima alasan mengapa Desa Malangan bukan sekedar Desa Wisata:
1. Â Penduduk Desa Malangan sudah paham tentang menggunakan aset.
Saat berkunjung di sebuah rumah dimana menjadi sentra kerajinan batik, ternyata ada beberapa tas belanja yang terbuat dari tutup botol plastik minuman. Ketua PKK yang hadir bersama para pembatik, kemudian menerangkan bahwa program daur ulang sudah dilaksanakan secara rutin, dan hasilnya seperti yang saya pegang saat itu.
2. Keahlian  selain bertani sudah dimunculkan.
Aktivitas menganyam juga bukan dijangkau para wanita semata di sela waktu setelah mengurus rumah. Pak Agus di awal artikel adalah sebagian kecil dari para putra Hawa yang ternyata mempunyai keahlian selain bertani. Para petani juga melakukan memelihara Lele di kolam yang khusus dan hasilnya diolah serta diperjual belikan.
3. Aktifitas bisnis skala Internasional sudah hadir.
Tunggak semi menjadi salah satu penggerak semangat perputaran bisnis hasil anyaman bambu di Dusun Malangan, Desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Saya mendapat kesempatan untuk datang ke lokasi pabrik pada 11 Maret 2017, dan ternyata sedang jam kerja. Showroom bernuansa putih dan berisi banyak contoh perabotan rumah tangga sudah saya jelajahi bersama Kompasianer yang lain.