Dari penuturan Pak Suryadi, kami mendapat informasi bahwa melalui Tunggak Semi, seluruh hasil anyaman penduduk desa termasuk Pak Agus berhasil dijual ke Selandia Baru, ASEAN, Asia, Amerika dan Negara Eropa. Sebuah kebanggaan bisa hadir dan mengetahui dengan mata sendiri bahwa tangan-tangan penduduk tersebut mendulang kekaguman pihak luar negeri.
Perlu diketahui, bahwa omset dari Tunggak Semi sudah bisa mencapai 150-200 juta sebulan. Sebuah nomimal yang fantastis untuk komoditas penduduk yang awalnya berkonsentrasi dalam bidang pertanian.
4. Pemanfaatan hasil peternakan dan pertanian lebih luas.
Mangut Lele, Nasi Sayur Gudangan, Teri goreng dan telur rebus menjadi menu makan siang kami saat selasai berkeliling Desa malangan. Wedang Uwuh, Singkong rebus, kacang rebus dan jajanan pasar yang lain hadir sebagai pembuka. Semua hidangan yang tersedia tersebut, bukan sekedar menu makan siang, namun sebagi contoh hasil nyata para petani. Pada awal kunjungan, kami memang diantarkan menuju pusat pemeliharaan Ikan Lele dan Mina Padi. Â Tentu dijelaskan pula dengan detail bagaimana proses pemeliharaan sampai pemanfaatan hasil panen dari kolam ikan lele dan Mina Padi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H