KKM 108 "Vijoora" UIN Malang merasakan pengalaman yang berkesan saat diminta menjadi pengisi acara ulang tahun seorang anak berusia tiga tahun. Lokasinya di Dusun Puthukrejo, Desa Pandanrejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Ini adalah pengalaman pertama mereka menjadi pembawa acara ulang tahun di desa itu, dan mereka dengan antusias menghadirinya.
Pagi itu, dua mahasiswi dari kelompokSejak pagi langit sudah gelap, dan hujan mulai turun saat mereka menuju lokasi. Dengan sedikit tergesa-gesa, keduanya tiba di rumah tempat acara berlangsung. Sesampainya di sana, mereka disambut hangat oleh keluarga tuan rumah. Meskipun suasana awal terasa canggung, senyuman dan keramahan keluarga membuat keduanya merasa diterima.
Acara dimulai dengan salam sapa dan perkenalan. Mereka berusaha menciptakan suasana hangat dengan mengajak anak-anak berbincang santai. Nama dan usia anak-anak yang hadir ditanyakan satu per satu sambil diselingi tawa kecil dan candaan untuk mencairkan suasana. Sambil melakukan persiapan acara, mereka memastikan anak yang berulang tahun merasa nyaman dan antusias.
Ketika semua siap, mereka memulai dengan memimpin nyanyian "Selamat Ulang Tahun". Lagu itu dinyanyikan dua kali, dengan tepuk tangan riuh dari anak-anak dan keluarga. Nyanyian itu menjadi pembuka suasana ceria yang membuat seluruh tamu merasa lebih semangat. Setelah itu, mereka mengarahkan sesi foto dengan anak yang berulang tahun sebelum lilin ditiup.
Momen meniup lilin menjadi salah satu bagian yang paling ditunggu. Sebelum lilin ditiup, mereka berdua meminta anak-anak untuk maju secara bergiliran ke depan. Ada satu anak yang dengan percaya diri maju, memandu menyanyikan lagu tiup lilin, dan mendapatkan tepuk tangan dari semua orang. Setelah itu, sesi foto kembali dilakukan, kali ini bersama sang ibu dan keluarga. Momen ini benar-benar menjadi kenangan tak terlupakan bagi semua yang hadir.
Setelah lilin ditiup, acara dilanjutkan dengan potong kue. Anak yang berulang tahun memotong kue pertamanya dengan panduan ibunya. Potongan pertama diberikan kepada ibu dan kakaknya, sambil diabadikan dalam foto. Semua orang terlihat gembira, terutama anak-anak yang tidak sabar menunggu giliran mereka mendapatkan potongan kue.
Tidak berhenti di situ, makan bersama menjadi rangakaian acara berikutnya. Tuan rumah menyajikan rawon yang hangat dan lezat, sementara para orang tua di dalam memotong kue untuk dibagikan kepada anak-anaknya. Suasana makan bersama terasa akrab, meski sederhana, dengan canda tawa yang menemani setiap suapan.
Acara diakhiri dengan doa bersama sebagai ungkapan syukur atas hari yang bahagia itu. Setelah doa selesai, para mahasiswi mengarahkan tamu untuk saling bersalaman. Nyanyian "Selamat Ulang Tahun" kembali dikumandangkan untuk menutup acara dengan nada gembira. Sebelum pulang, mereka diberi bingkisan berupa dua kotak makanan dan satu bungkus Momogi sebagai ucapan terima kasih.
Hujan deras kembali turun saat mereka berdua berjalan pulang, tetapi semangat dan kehangatan dari acara tadi membuat perjalanan itu terasa ringan. Pengalaman ini menjadi kenangan manis yang membekas di hati keduanya. Mereka tidak hanya belajar tentang bagaimana menjadi pengisi acara ulang tahun, tetapi juga merasakan kebersamaan dan keramahan khas masyarakat desa yang tulus. Ini adalah salah satu momen KKM yang akan selalu diingat, penuh pelajaran tentang bagaimana hal kecil seperti ini bisa membawa kebahagiaan besar bagi orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H