Gatal, merah, dan bentol. Itu yang pertama kali saya pikirkan kala digigit nyamuk. Menyebalkan, karena di sudut mana pun di dalam rumah pasti ada serangga berkaki enam tersebut. Saya tidak dapat 'mengungsi' dari ruangan yang satu ke ruangan yang lain karena tetap saja ada nyamuknya.
Jangankan 'mengungsi' hanya berdasarkan ruang di dalam rumah, mengungsi ke luar negeri pun percuma. Negara seperti Brazil, Thailand, Filipina, hingga benua Australia dan Afrika menjadi tempat utama bersarangnya nyamuk. Tak terkecuali negara kita tercinta, Indonesia. Hal ini tentu dipengaruhi oleh lingkungan dan musim. Umumnya, nyamuk merajalela di daerah tropis.
Saya tinggal di Kota Pontianak, wilayah tropis dengan iklim panas dan curah hujan tinggi. Tak ayal, nyamuk berkembang pesat. Berdasarkan data yang saya dapat langsung dari Dinas Kesehatan Kota Pontianak, kasus DBD yang terjadi sejak tahun 2007 hingga 2016 adalah sebanyak 5.255 kasus. Itu baru di kota yang saya tinggali. Sementara itu, untuk tahun 2015 di Indonesia saja terdapat 129.179 kasus akibat DBD. Jumlah yang sangat besar.
Hal tersebut membuat saya dan teman-teman saya memutuskan untuk mengangkat tema nyamuk pada lomba science fair sekolah kami tahun 2017. Kami menggunakan ekstrak tumbuhan sebagai cairan pembunuh jentik-jentik nyamuk dengan harapan menekan pertumbuhan nyamuk. Nyamuk memang sebaiknya dibasmi saat masih dalam tahap pembentukan, karena jika sudah melewati tahap jentik maka pergerakan nyamuk akan lebih pesat sehingga sulit dibasmi.
Saya sangat bersyukur karena kami dapat meraih juara dua pada lomba karya tulis ilmiah tersebut. Meski masih perlombaan di dalam sekolah, namun kami bangga dapat lebih baik dibandingkan peserta yang mengangkat tema lain. Sedari dini, kita memang perlu menanamkan pikiran tentang bahaya nyamuk serta cara mengatasinya. Tidak hanya melalui cara yang sering diajarkan melalui media, kita juga perlu berinovasi membuat sesuatu yang baru.
Dari media massa, kita mendapatkan banyak informasi mengenai cara mengatasi nyamuk mulai dari mengusir hingga membasmi. Metode tersebut antara lain:
- 3M Plus
Langkah yang dilakukan yaitu Menutup penampungan air, Menguras bak dan kolam secara rutin untuk menghindari perkembangbiakan nyamuk, serta Menimbun wadah kosong seperti kaleng yang menjadi sumber bertelurnya nyamuk. Untuk Plus-nya, yang perlu dilakukan yaitu dengan hidup bersih, mengonsumsi makan bergizi sebagai kunci kesehatan yang prima, serta memperbaiki kesehatan lingkungan.
- Pengasapan
Pengasapan atau fogging berguna memutus rantai pertama risiko penularan penyakit. Metode ini hanya mampu membunuh nyamuk dewasa. Jentik-jentik akan tetap hidup dan hanya butuh beberapa hari untuk berkembang menjadi nyamuk. Selain itu, fogging membutuhkan biaya yang besar untuk perawatan alatnya.
- Penyemprotan
Alat yang digunakan adalah semprotan nyamuk. Sasarannya juga berupa nyamuk dewasa. Umumnya, penyemprotan dilakukan secara rumahan. Semprotan nyamuk berbahaya bagi kesehatan karena mengandung zat seperti propoxur dan DDPV.
- Abate
Cara menggunakan abate cukup mudah, yaitu dengan menuangkannya ke dalam tempat penampungan air. Abate ampuh untuk membunuh jentik-jentik. Namun, karena berasal dari temephos, senyawa abate kurang aman bagi tubuh jika dalam jumlah besar.
- Obat bakar/elektrik
Obat nyamuk bakar dapat membunuh nyamuk dewasa, begitu pula dengan jenis elektrik. Obat tersebut menghasilkan racun berbahaya dari material propoxur dan tidak aman bagi tubuh.
- Lotion
Lotion merupakan salah satu jenis produk yang cukup populer karena dapat membuat nyamuk menghindar dari tubuh. Akan tetapi, di dalam lotion antinyamuk terdapat kandungan seperti DEET, permetrin,dan picaridin. Jika kandungan tersebut terlalu sering terkena kontak dengan tubuh, kulit bisa iritasi. Bahkan, yang lebih parah, kandungan DEET dapat menyebabkan kanker kulit.
- Kelambu
Alat ini berbentuk jaring-jaring kecil dan penggunaannya hanya sebatas mencegah nyamuk masuk ke dalam ruang tertentu, misalnya tempat tidur. Kelambu seakan memisahkan dunia kita dengan dunia luar---tempat nyamuk bebas berkeliaran. Namun, kelambu tetap saja bisa kemasukan nyamuk jika kita keluar-masuk dengan sembrono. Kelambu juga tidak efektif jika kita harus melakukan aktivitas di luar ruangan.