selesai menyaksikan sebuah film yang dipromosikan dengan kesan misterius dan melibatkan beraneka macam prasangka netizen. Film itu adalah "selesai", diperankan oleh Gading Marten, Ariel Tatum, dan Anya Geraldine. Peran ketiga aktor tersebut dapat dibilang cukup menarik perhatian penonton--suasananya juga menarik karena relevan dengan kondisi PPKM yang sedang terjadi sebulan ini.Â
Semalam tepatnya 13 Agustus 2021 penulis baru sajaUlasan  film kali ini tidak akan bersifat spoiler dan diusahakan bisa membuat para pembaca mempertimbangkan untuk menonton film ini sebagai pengisi waktu luang, apalagi genre rumah tangga jarang diangkat di film Indonesia, rata-rata yang diangkat adalah sebuah topik terkait kerasnya perjuangan kepala keluarga, perjuangan seorang ibu, dan perjuangan seorang anak menjadi sukses dan bermanfaat. Film ini menyajikan perselingkuhan dan juga drama dalam rumah tangga yang kita tau bahwa itu adalah hal yang tak asing dalam sebuah hubungan.
Latar yang dipakai hanyalah sebuah rumah dengan konsep yang bisa dibilang seperti rumah horor dan mencekam apalagi dengan adanya konflik di dalam rumah tangga. Beragam adegan dan narasi vulgar pun ditampilkan, baiknya jangan ajak adik, anak, ataupun yang masih di bawah umur untuk menyaksikan film ini, karena ya tidak ada manfaatnya.Â
Tompi berhasil menyajikan film ini dengan maksimal, dikutip dari podcastnya bersama Desta, film ini melibatkan para aktor dalam proses pendanaan film, membuat semua yang berperan di film ini mengeluarkan performa terbaik mereka, ini juga merupakan sesuatu yang baru di Indonesia di mana film yang digarap dibagikan sahamnya pula bagi para aktornya.Â
Namun yang sangat disayangkan adalah penulisan dari film ini. Bagi penulis element of surprise dari film ini belum digali secara mendalam, membawa gangguan mental di akhir film, sangatlah mengecewakan bagi penulis, di mana pada akhirnya penonton tidak disuguhi koda dari keseluruhan film, penoton diminta untuk menggali sendiri bagaimana keseluruhan cerita dari film ini.Â
Tetapi tetap saja film ini membawa warna baru di industri perfilman. Apalagi perselingkuhan bisa saja dianggap wajar di film ini. Dengan harga 40.000 penulis rasa membeli film ini bisa mengingatkan para penikmat bioskop rasanya membeli tiket, hanya kurang popcorn dan java tea saja untuk menemani film ini.
Moral dari film ini mengajarkan kepada penonton untuk bisa lebih bijak dalam memilih pasangan, karena ternyata pernikahan bukan tentang menyatukan dua individu saja apalagi menyatukan dua keluarga saja, namun mempertemukan mentalitas yang kokoh bagi satu sama lain, dengan demikian mungkin ini bisa menjadi kritik bagi siapa saja untuk memahami betul bagaimana pernikahan itu berjalan dan tantangan apa yang paling sering ditemui sepanjang jalannya pernikahan. Selamat menonton dan menikmati di kala santai, jangan menonton film ini di saat emosi, karena ya nanti bisa-bisa anda hipertensi.
-Vigo Joshua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H