Loki yang tayang di sebuah platform digital streaming. Penulis terkesan karena Marvel tampaknya serius dengan serialnya kali ini. Melalui serial Falcon, Wanda Vision, dan akhirnya Loki. Mereka semua diciptakan demi menambah warisan Marvel bagi dunia perfilman yang selama pandemi menderita akibat penutupan bioskop tanpa kejelasan kapan akan dibuka kembali.Â
Beberapa minggu yang lalu, penulis baru saja menyelesaikan serialYa itulah yang terjadi, membatasi kerumunan dalam bioskop terbukti menjadi salah satu cara pencegahan Covid-19, namun penulis senang karena bioskop belum dibuka, bukan karena senang para pegawai di bioskop tidak mendapatkan pekerjaan, melainkan banyak orang yang tidak bisa malam mingguan, karena penulis juga dulunya selalu malam mingguan di bioskop, namun sekarang malam mingguan selalu menyenangkan bersama keluarga saja (hehehe).
Dalam seri Loki, diceritakan Loki seorang varian yang melanggar kesucian garis waktu. Loki akibat tindakan capernya di film Avengers, membuat dirinya menjadi seorang tahanan dan penjahat atau biasa disebut varian pelanggar garis waktu yang sakral, namun menariknya di sini, penonton tidak lagi disuguhkan cerita di mana sang tokoh utama menjadi sumber segala perubahan dan mempengaruhi alur cerita, melainkan dimunculkan kembaran Loki yang ternyata adalah seorang perempuan, dan di seri ini diceritakan pula bahwa Loki merasakan cinta kepada seorang perempuan selain ibunya.Â
Menonton seri ini membuat kita tentunya merasa penasaran karena konsep multiverse yang ramai diperbincangkan masyarakat, betul-betul diangkat menjadi sebuah alur cerita yang rapi dan jelas. Di akhir seri diceritakan sang pengendali waktu yang bernama Kang the conquerer ternyata selama ini mengendalikan waktu, lalu banyak pertanyaan muncul di benak saya.
Jika Kang ini berasal dari masa depan, lalu masa lampau siapa yang mengatur, apakah dunia ini ditulis ulang oleh Kang dalam seri MCU, apakah para dewa dan tokoh mitologi lainnya juga merupakan ciptaan Kang? Tidak ada yang tau pasti jawabanya.Â
Tenang saja, ternyata yang bingung bukan hanya kita, melainkan Loki pun sudah menyerah akan apa yang terjadi, ia bahkan mengubah tujuannya sebagai seorang penakluk menjadi seorang pembela kebenaran yang terjebak dalam suatu keadaan.
Cerita Loki ini membuat kita semua sadar, bahwa kontrol kita sebagai individu tidak akan pernah bisa dominan secara universal, kita yang berkuasa maupun kita yang lemah, pada akhirnya adalah seorang budak dari waktu dan juga keadaan, sinergi satu sama lain mungkinlah yang bisa menyelamatkan manusia. Hal itu saja masih merupakan asumsi.Â
Pesan penulis bagi pembaca, silakan nikmati Loki tentunya dengan platform berbayar, ya kalau terpaksa, bisa ditunda dulu nontonnya, cukup nabung 5 ribu per harinya, akhir bulan bisa kok nonton Loki dan merasakan putus asanya seorang Loki sang dewa penipu, yang menarik ternyata Loki ada juga yang dewi penipu (hehehe).
      -Vigo Joshua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H