Tiba-tiba, dari arah belakang, sebuah suara menyapa.
"Hanni! Hei, Hanni!"
Hanni menoleh dan melihat Hazeel, teman dekatnya dari sekolah. Hazeel berjalan dengan cepat menuju Hanni dengan senyum lebar, mengenakan jaket berwarna cerah yang mencolok. Mereka sudah berteman sejak kecil, namun Hazeel selalu menjadi orang yang sangat berbeda lebih berani dan terbuka, sementara Hanni lebih cenderung tertutup.
"Hei, Hazeel!" sahut Hanni sambil tersenyum, sedikit lega karena berpapasan dengan temannya.
"Kenapa kamu kelihatan bingung? Lagi mikirin apa sih?" tanya Hazeel sambil duduk di kursi yang berseberangan dengan Hanni.
Hanni sedikit terkejut, tapi ia tidak bisa menutupi senyuman malu.
"Tidak, Cuma... Aku tadi melihat seseorang yang aku kenal," jawabnya pelan, tanpa menyebutkan nama Alan.
"Tapi aku tidak yakin harus mendekat atau tidak."
Hazeel mengangkat alisnya dan melirik ke arah Alan yang duduk di sudut ruangan.
"Oh, itu dia?" tanya Hazeel dengan nada menggoda, matanya fokus pada sosok Alan yang tengah membaca buku.
"Hmm, siapa dia? Sepertinya menarik."
Hanni tersenyum canggung, merasa sedikit tak nyaman.