Berapa kali sih kita becermin setiap hari? Kalau nggak salahrata-rata seorang perempuanakan becermin atau ngaca sebanyak8 kali dalam sehari. Saat bangun tidur kita ngaca, ke kamar mandi tak lupa ngaca juga. Pakai baju kita ngaca, setelah itu memakai make up apalagi. Kaca nomor satu. Kalau nggak ngaca, terus muka kita bisa amburadul karena bedak yang nggak rata.
Begitu keluar kamar, yang naik mobil pribadi pasti ngaca dulu di spion. Kalau di tempat kerja, mereka rata-rata ngaca hampir tiga atau empat kali. Setelah pulang ngaca lagi, bahkan sampai menjelangtidur.Kalau dihitung, kok malah lebih dari 8 kali sehari yah kita ngaca ?
Menurut Melanie Putria, mantan Putri Indonesia 2002 yang pernah saya baca, ngaca bagi kita sangat penting karena berkaca bukan hanya jadi momen untuk mempercantik diri, tapi juga mengevaluasi dan ngobrol dengan diri sendiri. Berkaca merupakan bentuk visualisasi diri yang terbaik. Dengan berkaca, kita bisa lebih merasa dekat dan bebas ngobrol dengan diri sendiri. Momen ini digunakannya untuk bertanya pada diri sendiri apa yang ingin dilakukannya dalam hidup, dan bagaimana cara meraihnya.
Mempercantik diri. Maksudnya adalah kita akan tahu kalau kita mempunyai kelebihan berupa wajak yang cantik atau cakep. Atau kalau kita mendapati wajah kita bermasalah, kita akan cepat tanggap untuk mengobatinya atau menanggulanginya. Apalagi seorang wanita yang tak rela kalau di cermin terlihat jelek. Apapun akan dilakukan agar bisa terlihat enak dipandang. Yang terlihat mukanya berjerawat, terlihat tembem, atau terlihat kusampasti kita akan secepatnya mempercantik diri. Hanya orang yang bermasalah saja yang terlihat jelek di kaca, akhirnya menyalahkan kacanya. Buruk muka cermin dibelah. Bahkan mungkin lebih tepatnya buruk muka cermin diumpetin.
Mengevaluasi diri. Maksudnya adalah, ketika kita bercermin, seberapa seringkah kita bertanya pada diri sendiri, sudah betulkah langkah kita selama ini? Mungkin tingkah laku kita yang tidak terkontrol, baik sedang marah, sedang senang, sedang menahan perasaan, semuanya akan kita kaji manakala kita bercermin. Tak banyak orang yang bertanya pada diri sendiri saat bercermin. Padahal cermin adalah alat untuk merefleksi diri kita, sejauh mana kita telah berbuat kebaikan ataukah keburukan. Kita akan menemukan kepercayaan diri untuk berani menghadapi segala resiko yang kita hadapi dan melakukan perbaikan agar semangat mewujudkan apa yang kita inginkan.
Tapi ternyata, bercermin juga memiliki sisi negatifnya. Jika kita terlalu mencintai cermin yang bisa merefleksikan wajah dan badan kita, sampai kita berpuas diri, maka kita akan terlalu over confident. Terlalu percaya diri dan akan berlanjut pada terlalu mencintai diri sendiri dan akhirnya membuat kita menjadi sombong. Makanya dalam Islam, disunahkan kita membaca doa bercermin. Yang artinya, “Ya Allah, aku bercermin semoga setelah Engkau beri kecantikan fisikku, maka percantik pulalah akhlakku.”
Nah, mari kita sering-seringlah bercermin, agar kita tahu diri kita baik fisik maupun psikis. Memang tidak secara harfiah saja, tapi lebih penting lagi adalah secara filosofi, kita harus bercermin artinya harus berintrospeksi diri, sering bertanya pada diri sendiri, apa yang telah kita lakukan maupun apa yang akan kita lakukan. Beranilah untuk memandang cermin, karena cermin adalah bayangan kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H