[caption id="attachment_116764" align="alignleft" width="260" caption="receptionist (sumber: googling)"][/caption] Bicara pengalaman kerja pertama, saya mengawali pengalaman di dunia kerja dengan bekerja sebagai resepsionis di perusahaan modal asing (PMA) yang bergerak dibidang trading. Pekerjaan seorang resepsionis yang kita tahu sangat simpel dan mudah, menerima telepon atau menerima tamu. Tapi, pekerjaan resepsionis yang saya jalani mungkin sedikit berbeda. Tugas saya selain menerima telepon atau tamu saya juga ditugaskan untuk meng-arsip fax masuk, memfoto copy setiap fax masuk dan membagikannya sesuai marketing yang dituju, mengirim sample, menerima sample, meng-arsip bukti pengiriman sample sampai mendata keperluan ATK tiap bulannya. Disini saya melihat ternyata pekerjaan resepsionis di setiap perusahaan itu tidaklah sama. Justru dimana perusahaan lain pekerjaan seorang resepsionis itu bisa bersantai justru di tempat saya bekerja itu pekerjaan resepsionis itu seperti dibawah tekanan karena cukup banyak tanggung jawab yang dikerjakan. Pertama kali saya masuk sampai beberapa waktu lamanya saya masuk seperti biasa sekitar jam 08.00 atau 08.30 saya sudah sampai di kantor karena jam kerja resminya jam 09.00 dan tugas yang pertama saya kerjakan yaitu memfotocopy semua fax yang masuk dan membagikan sesuai tray masing-masing marketing (merchandiser), setelah itu mengarsipnya dan melakukan pekerjaan lainnya. Pekerjaan terakhir saya itu bisa sampai jam 18.00 bahkan sampai jam 19.00 karena fax masuk yang berupa order atau sket baju dari buyer itu harus secepatnya sampai di tangan marketing atau saya harus mengirim fax keluar yang bisa sampai berpuluh-puluh lembar sempat membuat saya down. Kemudian saya mencoba untuk men-set bagaimana caranya supaya tidak pulang terlalu malam. Mungkin orang yang tidak tahu pekerjaan saya secara detail tidak percaya bila pekerjaan saya yang hanyalah seorang resepsionis bisa pulang malam. Akhirnya saya memutuskan untuk datang lebih pagi lagi disaat karyawan lain belum datang, saya sudah datang duluan. Karena saya datang lebih pagi jadi, kunci ruangan saya yang pegang. Jam kerja mulai jam 09.00, jam 07.00 saya sudah di kantor. Dengan pola jam kerja seperti itu, saya bisa pulang sekitar jam 17.00 paling telat jam 17.30. Pola seperti ini terus berlanjut sampai setahun setengah dan sampai suatu pagi, saat saya sudah sampai di kantor tidak lama direktur saya yang berkebangsaan Inggris datang. Melihat saya datang pagi sekali beliau bertanya jam berapa saya pulang. Beliau terkejut karena saya pulang jam 17.00 dan beliau bilang mulai hari itu saya diminta pulang jam 16.00 saya tentu saja tidak berani tanpa persetujuan head account saya meskipun direktur langsung yang memerintah. Beliau mengerti maksud saya dan beliau sendiri yang bicara dengan head account saya sehingga mulai hari itu saya tidak lagi pulang malam. Mungkin untuk orang asing seperti direktur saya, jam kerja juga dipertimbangkan dimana saya sudah datang dua jam sebelum jam kerja dimulai kenapa pulang pun harus tetap malam dan itu sudah lebih dari 8 jam. Sampai pernah sudah lewat jam 16.00 dan direktur saya memergoki saya masih ada di ruang saya beliau menunjuk jam tangannya dan dengan lantang menyuruh saya untuk pulang. Yah...begitulah pengalaman pertama saya menjajaki dunia kerja. Seru, sedih, senang semua jadi satu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H