Dosen Pengampu : Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H
Penulis : Viena Fahira Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Fakultas Teknologi Industri , Program Studi Teknik Industri
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keberagaman, salah satunya keberagaman dalam beragama. Ada beberapa agama yang diakui secara resmi di Indonesia, dan terdapat pula beberapa agama dan kepercayaan lokal yang ada di Indonesia.
Di Indonesia, umat berbeda agama dapat hidup dalam satu tempat yang sama. Namun sayangnya, saat tinggal bersama tersebut, kerap kali terjadi perselisihan dan konflik yang diakibatkan oleh adanya rasa fanatik terhadap agamanya.
Setiap tahunnya, selalu ditemukan konflik terkait perselisihan agama di Indonesia. Misalnya permasalahan pelarangan pembangunan tempat ibadah, teguran terhadap kegiatan keagamaan, perusakan kegiatan ritual kepercayaan, dan konflik-konflik agama dan kepercayaan lainnya.
Kurangnya rasa toleransi beragama telah menimbulkan adanya konflik antar agama di Indonesia. Padahal, rasa toleransi merupakan suatu hal yang penting dalam membangun lingkungan yang harmonis tanpa adanya konflik terkait suatu perbedaan.
Toleransi telah menjadi nasihat lama yang kian hari semakin tak terlihat wujudnya. Meskipun telah sekian lama digaungkan, toleransi di Indonesia masih terbilang kecil. Masyarakat seolah bebal dengan nasihat-nasihat terkait toleransi yang telah diberikan oleh pihak-pihak terkait.
Dalih bela agama kerap kali digunakan dalam menciptakan konflik terhadap umat beragama lainnya. Misalnya, menggunakan alasan agamanya sendiri untuk melarang pembangunan tempat ibadah agama lain.
Padahal, di agama manapun tidak diajarkan berlaku demikian. Agama mengajarkan rasa toleransi dalam kehidupan sosial. Misalnya, agama Islam yang mengajarkan umatnya untuk saling menghargai sesama dan memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap umat beragama lainnya.
Dalam Islam, perintah terkait toleransi telah difirmankan oleh Allah SWT dalam beberapa ayat Alqurannya. Salah satunya terdapat dalam QS Al-Kafirun ayat 1-6, berbunyi
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ . لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Artinya : "Katakanlah (Muhammad): ‘Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah, untukmu agamamu, dan untukku agamaku’,” (QS Al-Kaafirun: 1-6).