Mohon tunggu...
Vidya Saputri
Vidya Saputri Mohon Tunggu... -

Studying Accounting at University Gunadarma

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrasi yang Terbelenggu

24 Maret 2013   21:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:17 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Demokrasi yang terbelenggu

Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang menganut system pemerintahan demokrasi. Sebenarnya apa sih demokrasi itu? Demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.

Salah satu bentuk demokrasi di negra kita adalah pada saat pemilihan presiden, gubernur, bupati bahkan sampai yang paling sederhana adalah pemilihan RT pun menganut system demokrasi. Didalam system demokrasi ini para rakyat diberikan kesempatan untuk menggunakan hak suranya untuk memilih pemimpin yang diharapkan. Sehingga pemerintahan suatu Negara dapat berjalan sesuai aspirasi dan cita-cita rakyat.

Dalam praktiknya pada saat kampanye pemilihan seorang pemimpin berlangsung, pastinya mereka akan memberikan janji-janji manisnya kepada masyarakat. Hal tersebut tentunya akan menarik perhatian rakyat. Namun dalam hal ini, rakyat harus pintar-pintar memilih mana yang pantas menjadi pemimpin dan mana yang tidak pantas. Sehingga warga Negara yang wajib memilih pemimpin Negara hanya mereka yang sudah berusia 17 tahun ke atas. Karena mereka yang sudah dewasa sudah dapat menilai mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Ketika seorang pemimpin sudah dipilih oleh rakyat, berarti pemimpin tersebut yang diharapkanoleh rakyat dapat memberikan kemajuan bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Hal inilah yang menjadi tugas terberat seorang pemimpin bangsa. Dimana pemimpin tersebut haruslah menjalankan tugasnya sesuai harapan rakyat agar cita-cita rakyat dapat terwujud.

Namun, dewasa ini banyak sekali pemimpin yang menjadi harapan rakyat tersebut sangat mengecewakan. Ternyata jani-janji manis yang mereka berikan di awal hanyalah omong kosong belaka. Pada tahun pertama mungkin seorang pemimpin masih menjalankan tugasnya sesuai janji manisnya diawal namun untuk tahun-tahun berikutnya bisa saja para pemimpin tersebut sudah tidak mempedulikan aspirasi rakyat lagi. Menurut saya, hal tersebut dapat terjadi karena mereka terlena dengan kekuasaanya sehingga tidak mempedulikan lagi konsep demokrasinya.

Padahal konsep demokrasi adalah itu adalah  pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun pernyatan tersebut kini kurang sesuai dengan kenyataanya. Karena nyatanya banyak sekali aspirasi rakyat yang tidak di dengar dan tidak dipedulikan oleh para pemimpin Negara. Kini para pemimpin negara  lebih mementingkan dan mendengarkan aspirasi para penguasa negara lainnya. Tanpa memikirkan nasib rakyatnya. Sehingga pernyataan yang lebih tepat adalah "Pemerintahan dari rakyat oleh rakyat untuk pengusa".

Menurut saya, Demokrasi yang sesungguhnya adalah demokrasi yang selalu mendengarkan aspirasi rakyat, dengan mempertimbangkan berbagai hal demi terciptanya Negara yang adil, makmur, dan sejahtera. Oleh sebab itu, zaman sekarang ini sangat diharapkan pemimpin yang tidak hanya memiliki janji-janji manisnya tapi juga bisa mewujudkan janji-janjinya dengan tindakan nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun