Media dalam jaringan, primadona masyarakat dunia yang berada dalam puncaknya. Menjadi bagian penting dalam penyebaran informasi menjadikannya wadah yang dapat menampung segala bentuk konten yang tidak terhitung lagi jumlahnya. Kebutuhan yang terus meningkat ditambah dengan masyarakat yang mulai melek teknologi menyebabkan arus informasi tersebar ke segala penjuru dengan membahas segal aaspek kehidupan.
Tidak hanya dalam konsep periklanan, hal yang unik tentu saja akan lebih menarik perhatian audiens untuk berbondong bondong melihat "isi" dari sebuah konten yang dikemas dengan sebaik mungkin hingga membuat rasa penasaran harus dibayar saat itu juga. Clickbait, atau umpan klik menjadi jembatan keledai para konten kreator yang tidak bertanggung jawab untuk menaikkan jumlah viewer dan akan berpengaruh terhadap laman miliknya. Apa itu clickbait, Â bagaimana cara kerjanya dan bagaimana pengaruhnya?
Dalam Oxford Dictionary, clickbait berarti konten yang tujuan utamanya untuk menarik perhatian dan mendorong pengunjung untuk mengunjungi link halaman web tertentu. Dalam Meriam Webster clickbait berarti sesuatu yang dirancang untuk membuat pembaca ingin mengklik hyperlink, terutama ketika tautan mengarah ke konten yang meragukan nilai atau minat.
Wikipedia Indonesia menyebutkan bahwa umpan klik atau clickbait adalah suatu istilah peyoratif yang merujuk kepada konten web yang ditujukan untuk mendapatkan penghasilan iklan daring, terutama dengan mengorbankan kualitas atau akurasi, dengan bergantung kepada tajuk sensasional atau gambar mini yang menarik mata guna mengundang klik-tayang (click-through) dan mendorong penerusan bahan tersebut melalui jejaring sosial daring.
Yang dapat disimpulkan bahwa umpan link merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh konten kreator untuk membuat konten yang ia buat menjadi topik yang tren atau menjadi highlight dalam media daring, dengan cara membuat judul yang fantastis atau menampilkan cuplikan gambar yang membuat antusiasme audiens bertambah.
Umpan klik, terutama dalam hal pemberitaan dan penayangan video menjadi jurus jitu agar konten tidak tenggelam oleh chanel unggul dan terkenal. Persaingan yang kian hari kian ketat terkadang malah membuat orang terobsesi untuk menjadi apa yang diinginkannya tanpa kreasi dan inovasi yang lebih. Dengan adanya umpan klik sseorang tidak harus menunggu lama untuk menjadi konten kreator dengan pembaca atau pemirsa yang menggunung, akan tetapi konseskuensi yang akan ditanggung juga tidak main-main.
Bagi konten kreator sendiri, haters adalah hal yang sudah biasa walaupun tetap menjadi bayang-bayang dalam proses pengerjaan konten. Mereka yang merasa tidak mendapatkan konten yang sesuai dengan harapan, bisa melakukan hal yang tidak diinginkan bahkan diluar dugaan, misalnya memberi dislike, komentar negatif bahkan pelaporan konten yang sekarang sudah sangat mudah untuk dilakukan.
Dampak lanjutan bagi para kreator mulai dari menurunnya jumlah pengunjung karena berita yang tidak sesuai dengan judul, tidak akurat bahkan berita hoax. Disisi lain audiens mendapatkan hal yang jauh lebih tidak menyenangkan, diantaranya merasa tertipu dengan konten yang tidak sesuai dengan judul, membuang waktu, mendapatkan informasi yang tidak akurat bahkan mendapatkan informasi palsu, yang jika diteruskan akan menimbulkan permasalahan yang lain.
Clickbait menjadi problematika baru yang dapat disejajarkan, bahkan dijadikan alasan mengapa hoax dapat tersebar dengan sangat cepat, sehingga untuk menyaring hal yag demikian tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Kesadaran dalam memilah informasi dan kejujuran yang-harus terus dijunjung tinggi menjadi tumpuan serta harapan agar orang-orang dengan minim literasi masih tetap dapat menikmati dan mempercayai berita yang memikat hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H