Mohon tunggu...
Vidia Hamenda
Vidia Hamenda Mohon Tunggu... Ahli Gizi - pegawai

suka nulis dan jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasih Sayang Antarumat Beragama, Wujud Persaudaraan Antarmanusia

11 September 2024   09:11 Diperbarui: 11 September 2024   09:27 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lawatan Sri Paus Fransiskus masih jadi perbincangan hangat meski beliau sudah meninggalkan Indonesia, juga sudah meninggalkan Papua Nugini - negara kedua lawatannya. Kini Sri Paus sudah berada di Dili, Timor Timur dan akan meninggalkan negara itu hari ini dan akan menuju Singapura.

Bagi umat Katolik. Ini memang sesuatu yang luar biasa. Kunjungan Sri Paus kali ini adalah setelah Sri Paus Yohanes Paulus II berkunjung , 35 tahun lalu. Saat itu Indonesia masih dalam suasana yang lain yaitu dibawah kepemimpinan Soeharto. Saat Sri Paus turun dari pesawat, beliau mencium karpet merah yang terhampar di bawah tangga pesawat. Memang itu ciri khas beliau setiap lawatannya.

Agak berbeda dengan Paus Fransiskus. Beliau memang tidak mencium tanah tempat yang dikunjunginya. Ini antaralain kondisi kesehatannya. Beliau sudah berusia 87 tahun dan sebagian  besar aktivitasnya berada di kursi roda.  Sehingga akan kesulitan jika harus mencium tanah atau membasuh kaki orang. Hal yang menjadi pembeda keduanya adalah bahwa Sri Paus Yohanes Paulus II adalah seorang dengan pendirian konservatif, sedangkan Paus Fransiskus adalah seorang yang progresif dan reformis.

Banyak hal yang sudah direformasi oleh Paus Fransiskus, diantaranya adalah transparasi management kepausan , termasuk soal pengelolaan keuangan dan beberapa kasus yang terjadi semisal para imam yang melanggar azas dan etika keimanan. 

Mereka akan diberi sanksi tanpa pandang bulu.  "Fransiskus telah mengubah makna dan menafsirkan ulang kekuasaan di dalam dan dari kepausan Roma, tapi ia tak meninggalkan atau mengurangi peran Roma" kata Massimo Faggioli, Professor Teologi dan Studi Agama dari Universitas Villanova.

Namun yang menjadi magnet utama dari dalam diri Paus Fransiskus adalah dia sangat memancarkan kasih. Tidak pernah menolak jika harus menjabat tangan orang atau meminta diberkati atau berfoto bersama. 

Dia juga bertemu dengan perwakilan banyak kalangan di sini, mulai dari pejabat (menteri), kalangan imam, pastor dan biarawati, para pemuda baik pemuda katolik dan non katolik, para awam, dan para penyandang disabilitas. Kita juga ingat bagaimana Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar mencium kening Paus dan Paus membalasnya dengan mencium tangan Imam Besar

Apa yang ditunjukkan oleh Sri Paus ini adalah Kasih Sayang Umat Beragama dan Antar Umat Beragama sebagai Wujud Persaudaraan Antar Umat Manusia.

*

Berbuat baik, adalah ajaran semua Agama. Sikap Paus dan warga Indonesia selama kunjungan ke Indonesia, menampakan perbuatan baik dan kasih saya umat beragama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun