Mohon tunggu...
Vidia Hamenda
Vidia Hamenda Mohon Tunggu... Ahli Gizi - pegawai

suka nulis dan jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aswaja dan Kita

20 Mei 2023   16:22 Diperbarui: 20 Mei 2023   16:25 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru-baru ini kita membaca bahwa Hanan Attaki yang dikenal selama ini sebagai ustadz gaul atau ustadz millennial memutuskan bergabung dengan Nahdatul Ulama. Beliau di baiat oleh Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur yaitu  Dr KH Marzuki Mustamar di Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang Jawa Timur 11/5/2023.

Saat dibaiat menjadi NU dia mengatakan : "Alhamdulillah, malam ini adalah malam terbaik dalam hidup saya sejak ibu melahirkan saya. Karena bagi seorang mukmin dia dilahirkan 2 kali, pertama jasadnya oleh orang tua biologisnya, kedua dilahirkan ruhiyahnya oleh gurunya atau mursyidnya," kata Hanan Attaki dikutip dari website NU Jatim, dikutip Jumat (12/5).

Mungkin pergumulan Attaki sebagian kita tahu tapi sebagian besar lainnya adalah milik dia dan Allah. Ustadz muda yang lahir di Aceh ini memang sangat digemai oleh kaum muda karena bicaranya yang khas dan penampilannya yang gaul. Di media sosial, dia juga seorang yang popular. Saluran YouTubenya diikuti 2,5 juta subscriber dan akun Instagramnya diikuti 9,5 juta akun.

Seperti dikutip di media-media saat dia menunaikan ibadah umrah di Tanah Suci dia berdoa agar diperrtemukan dengan mursyid atau murobbi yang bisa membimbingnya menuju dakwah di jalan-Nya. "Sepulang umrah saya mudik ke Jawa Timur, ke kampung istri di Tuban. Lalu, istri saya bilang bahwa Kiai Marzuki merupakan gurunya saat belajar di Malang. Kemudian istri saya ajak tabarruk, tanpa berpikir panjang langsung berangkat," tambah lulusan Universitas Al-Azhar Kairo ini.

Kita tahu memang tak mudah untuk mengamalkan agama dengan adil dan benar pada masa sekarang ini. Pengaruh politik di luar negeri (baca: partai di luar negeri) sering memakai agama sebagai senjata untuk mendapat pengauh global. Kita tahu ISIS pernah memakai agama dan kekhalifahan sebagai tujuan nyata bagi pemeluk Islam di seluruh dunia. Sejak itu banyak orang baik tua muda, kaya dan miskin berlomba ke Suriah untuk bertempur demi ISIS yang kmudian mereka tahu bahwa itu pepesan kosong. Itulah ideologi transnasional.

Orang yang terpengaruh dengan ideologi tansnasional seringkali memimpikan kekhalifahan sebagai bentuk ideal bagi umat islam. Sama halnya dengan itu, Hanan Attaki juga pernah berdakwah soal kekahalifahan, dan karena itu dia banyak ditolak oleh sebagian umat muslim di Indonesia saat dia akan berceramah.

Dibaiatnya Hanan Attaki seharusnya bisa menjadi momentum kita untuk sadar bahwa di negara Indonesia yang majemuk ini, Aswaja lah jadi jalan terbaik bagi umat Islam di Indonesia , tanpa harus menafikan umat lain atau perbedaan yang memang banyak di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun