Mohon tunggu...
Fida Juniati
Fida Juniati Mohon Tunggu... -

sedang berjuang untuk menjadi manusia tangguh, bijak dalam berfikir dan bertindak.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Menetralisir Depresiasi Rupiah yang Terlalu Dalam

28 Maret 2015   08:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:53 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Fida Juniati

Mahasiwa Fakultas Ekonomi, Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Konsentrasi Moneter 2012, Universitas Jember

Depresiasi rupiah terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Rupiah sempat melemah hingga menyentuh level Rp 13.000,00 per dolar AS, penyebab utama dari melemahnya rupiah adalah kebijakan normalisasi moneter yang dilakukan the FED, namun dolar AS tidak hanya menguat terhadap rupiah saja tetapi hampir seluruh mata uang dunia seperti won, yen, rupee, bath,ringgit, dan peso Filipina. Pelemahan rupiah yang terjadi saat ini bersamaan dengan turunnya IHSG serta naiknya imbal hasil SUN pada hampir semua tenor tetapi diantara negara-negara emerging market, Indonesia adalah negara yang mengalami depresiasi yang paling tajam.

Penyebab lain dari melemahnya nilai rupiah adalah pertama, keadaan ekspor-impor Indonesia dimana Indonesia kini lebih banyak mengimpor dari pada mengekspor. Ditambah lagi dengan negara China yang merupakan tujuan ekspor utama Indonesia yang mengalami keterlambatan pertumbuhan ekonomi sehingga ekspor komoditi asal indonesia semakin menurunkedua , besarnya hutang luar negeri pemerintah dan swasta yang menyebabkan pembayaran bunga luar negeri yang semakin banyak. karena biasanya bulan maret ada pembayaran utang dalam negeri ketigakebijakan quantitative easing yang di lakuakan oleh uni eropa, dengan mengguyur sekitar 60 miliar per euro per bulan.

Positif Negatif Melemahnya Rupiah

Dengan melemahnya nilai rupiah bisa mendokrak pendapatan eksportir, secara otomatis para eksportir akan menerima pembayaran dari luar negeri dalam bentuk dolar yang nilainya semakin tinggi dan bisa meningkatkan daya saing produk indonesia di luar negeri karena jika rupiah melemah harga produk indonesia semakin murah bagi konsumen di luar negeri namun di lain sisi hal ini akan berdampak buruk terhadap perekonomian indonesia. Diantaranya adalah defisit neraca perdagangan dikarenakan harga komoditi barang-barang impor yang naik sehingga devisa yang keluar pun semakin banyak, namun hal itu hanya berlaku bagi industri yang berbahan baku impor, bagi barang-barang konsumsi hal itu justru bagus, karena dengan begitu masyarakat akan cenderung memilih produk dalam negeri.. Dampaklainnya adalah beban valuta asing pemerintah dan swasta menjadi semakin tinggi karena utang luar negeri dinilai dengan mata uang asing sehingga rupiah yang dikeluarkan juga akan semakin banyak.

Menetralisir Dampak Melemahnya Rupiah

Kita tidak boleh hanya berdiam diri dengan masalah ini. karena jika rupiah terus melemah, bukan tidak mungkin krisis 1997/1998 akan terulang dan kita bisa menjadi negara miskin. Untuk menyelesaikan sebuah masalah, kita harus bisa memahami akar masalahnya dulu! Begitupun juga untuk menyelesaikan permasalahan depresiasi rupiah di negeri ini. Hal yang bisa di lakukan Indonesia untuk mengantisipasi terjadinya krisis adalah dengan mengelola dan menjaga cadangan devisa, ada beberapa alasan mengapa indonesia perlu memegang cadangan devisa yang cukup. Alasan utamanya adalah untuk keperluan berjaga-jaga. Jumlah cadangan devisa dapat berfluktuasi sewaktu-waktu jadi semakin tinggi cadangan devisa suatu negara, maka negara tersebut akan semakin tahan terhadap terpaan krisis, karena semakin sering rupiah melemah semakin banyak cadangan devisa yang harus di keluarkan. Kesimpulannya kalau mempunyai cadangan devisa yang cukup tentunya kita tidak akan kesulitan. Selain itu hal ini bisa membentuk segmen positif bagi para investor seandainya negara kita mengalami krisis dan kita memiliki jumlah cadangan devisa yang cukup tentunya para investor tidak akan mengalihkan dananya ke luar negeri yang bisa membuat keadaan krisis semakin parah.

Melemahnya rupiah tidak serta merta memberikan dampak yang selalu negatif. Kita bisa memanfaatkan keuntungan dibalik melemahnya nilai rupiah, yaitu mendokrak ekspor indonesia agar lebih bersaing di pangsa pasar global. Harus ada kebijakan yang berorientasi terhadap ekspor juga. Tren melemahnya rupiah yang terjadi sejak tahun 2012 semestinya bisa menjadi lahan keuntungan bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor. Namun sampai saat ini neraca perdagangan Indonesia selalu negatif. Pada era perdagangan bebas seperti saat ini peningkatan ekspor sangat di perlukan selain bisa mengurangi neraca perdagangan yang defisit hal ini juga bisa mengembangkan industri dan produk nasional. Selain itu kita pasti akan kesulitan menekan atau menghentikan laju impor di era perdagangan bebas seperti sekarang ini, sehingga yang mungkin dilakukan adalah meningkatkan nilai ekspor.

Selain penyelesaian di bidang cadangan devisa dan ekspor-impor, hal yag perlu dilakukan Indonesia adalah memulihkan kepercayaan investor asing maupun domestik. Caranya adalah memperbaiki kapasitas produksi indutri yang berbahan baku domestik dan memperbaiki kondisi internal makro indonesia.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah pemerintah perlu membuat peraturan tentang penggunaan mata uang rupiah saat bertransaksi di dalam negeri. Menurut survey yang dilakukan BI hampir 90% pelaku usaha di pulau Bali, melakukan transaksi dan mancantumkan lebel harga dolar AS pada barang dan jasa yang dijualnya. Hal ini bisa memperburuk melemahnya rupiah. Memang Indonesia telah mempunyai peraturan perundang-undangan tentang mata uang yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011. Namun kita juga perlu melihat apakah masyarakat mengetahui tentang peraturan perundang-undangan ini? dan apakah masyarakat bisa mematuhi peraturan ini? perlu adanya sosialisai dan pengawasan terhadap jalannnya undang-undang ini. dan juga di berikan sanksi bagi yang masyarakat yang masih melanggarnya.

Sekali lagi untuk menetralisir depresiasi rupiah tidak hanya pemerintah dan Bank Sentral saja yang harus melakukannya, namun diperlukan kerjasama dengan masyarakat pula. Keadaan finansial market yang berubah-ubah dalam waktu yang sangat pendek, perlu adanya strategi dan respon yang tepat agar resiko yang di timbulkan tidak semakin parah. Dengan adanya stategi dan respon yang tepat serta kerja sama dari seluruh elemen negara maka kestabilan nilai rupiah akan terus terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun