Adik saya-Ucok- memiliki kesukaan unik dalam membaca buku, walau ia bukan tipe “kutu buku”. Ia paling suka menyimak bagian ucapan terima kasih. Disitu penulis menyebutkan orang-orang yang turut berjasa dalam mendukung proses penyusunan bukunya. Mungkin hanya satu paragraf, bisa juga berderet-deret sampai beberapa lembar. Seorang penulis, misalnya, mengungkapkan rasa terima kasih kepada isteri tercintanya secara berbeda-beda dalam setiap buku yang ditulisnya.
Membaca bagian itu, ia diingatkan bahwa menulis buku bukanlah hasil upaya seorang penulis belaka. Banyak pihak lain yang mendukungnya. Rasanya, begitu juga dengan pencapaian kita, sedikit banyak pasti ada sumbangsih orang lain didalamnya. Untuk itu, sudah sepatutnya kita berterima kasih pada mereka, bukan?
Sayangnya, manusia cenderung gampang lupa berterima kasih kepada sesamanya. Bagaimana kita dapat mengatasi kecenderungan lupa berterima kasih itu? Tentu dengan membiasakan diri berterima kasih. Nyatakan secara langsung ketka seseorang berbuat baik kepada Anda. Teleponlah orang itu, kirimkanlah SMS atau e-mail, tulislah di dinding Facebook-nya, ceritakan kebaikannya kepada orang lain, atau berdoalah untuknya. Kreatiflah dalam berterima kasih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H