Mohon tunggu...
Vira Jagatnata
Vira Jagatnata Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Religiusitas dan Spiritualitas

3 Februari 2018   02:18 Diperbarui: 3 Februari 2018   02:33 6748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini adalah opini saya terhadap fenomena agama di Indonesia. Tulisan ini tidak bermaksud menyinggung SARA. Melainkan untuk membuka pandangan kita terhadap sudut pandang yang baru. Saya memang bukanlah pemuka agama. Saya hanyalah orang biasa yang menyaksikan mirisnya kehidupan beragama di Indonesia. Jadi bila sekiranya ada hal-hal yang kurang sesuai mohon dimaklumi dan silahkan berikan kritik dan saran dengan sopan. Sekali lagi, ini adalah curahan pendapat saya tentang fenomena keagamaan di Indonesia.

Sebelum anda lanjut membaca thread ini sebaiknya buka dulu pikiran anda. Tulisan ini tidak diperuntukkan bagi ia yang merasa paling benar. Tulisan ini diperuntukkan bagi mereka yang kritis dan mau  terbuka terhadap sudut pandang baru. Bila anda adalah orang tersebut. Silahkan lanjut membaca.

Mungkin masih banyak dari kita yang belum bisa membedakan antara orang yang "religius" dan orang yang "spiritual". Ya memang kedua kata tersebut sering kali disinonimkan. Namun, jika kita perhatikan lebih mendalam sebenarnya kedua kalimat tersebut memiliki perbedaan.

Menurut KBBI, spiritual berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin) sedangkan religi adalah kepercayaan kepada Tuhan; kepercayaan akan adanya kekuatan adikodrati di atas manusia; kepercayaan (animisme, dinamisme); agama. 

Dapat disimpulkan bahwa spiritual fokusnya lebih ke JIWA/ROHANI seseorang. Sedangkan religi fokusnya lebih ke KEPERCAYAAN/AGAMA. Dengan kata lain, orang yang spiritual adalah orang yang BAIK, sedangkan orang yang religius adalah orang yang TAAT dengan agamanya.

Lalu apakah orang yang religius otomatis adalah orang yang spiritual? Ataukah sebaliknya?

Bangsa Indonesia memang dikenal sebagai bangsa yang religius. Terbukti mulai dari banyaknya tempat ibadah yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Bahkan dasar negaranya pun sangat menjunjung Ketuhanan. Tetapi, coba kita perhatikan bagaimana keadaan jiwa-jiwa bangsa ini. Mengapa masih banyak kejahatan yang ada di Indonesia? Mengapa kasus-kasus pembunuhan tak pernah selesai untuk dibahas? Mengapa penghuninya dari pejabat sampai rakyat kecil masih ada yang  mencuri? Mengapa agama malah dijadikan sebagai alat politik?

Apakah bangsa ini kurang taat beribadah? Apakah bangsa ini kurang rajin dalam melaksanakan hari raya keagamaan? Tidak. Lalu mengapa jika kita lihat di luar sana, dimana masyarakatnya disana tidak diharuskan beragama malah memiliki kondisi yang relatif damai? Apa yang salah dengan negeri kita? 

Hal ini karena seringkali masyarakat hanya berfokus pada aspek religius saja tanpa diperkaya dengan pemahaman spiritual yang kuat. Akibatnya ada orang yang rajin beribadah tetapi tidak dapat mengontrol pikiran, perkataan dan perbuatannya. Mengapa? karena mereka berpikir dengan melakukan ibadah dengan rajin, maka dosa-dosa orang tersebut akan lenyap seketika. Sehingga ia dapat melakukan dosa lagi, kalau udah banyak tinggal ibadah aja lagi, nanti ke hapus kok. 

Pemahaman ini salah siapa? Kitab suci? ataukah salah Tuhan yang mewahyukannya?

Ini bukanlah salah dari kata-kata yang tertulis di kitab suci apalagi Tuhan. Lalu siapa? Yang salah adalah manusia yang hanya melihat yang ingin dia lihat. Akibatnya tanpa perenungan yang panjang, kalimat tersurat dalam kitab suci tersebut ditelan mentah-mentah. Padahal,  seringkali ada makna tersirat yang lebih mendalam yang ada dalam ayat tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun