Era digital yang ditandai dengan kemunculan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah lanskap pendidikan di Indonesia. Fasilitas yang ditawarkan AI, seperti kemudahan dalam mencari informasi, Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, muncul kekhawatiran akan ketergantungan yang berlebihan terhadap AI, khususnya pelajar Indonesia yang seolah-olah membuat AI sebagai pengganti mereka dalam mengerjakan tugas. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada kualitas pembelajaran, tetapi juga pada perkembangan kognitif dan karakter pelajar Indonesia.
Penggunaan AI sebagai pengganti pelajar dalam mengerjakan tugas telah menjadi topik perbincangan serius dalam dunia pendidikan Indonesia. Fenomena ini memunculkan kekhawatiran akan kemampuan pelajar Indonesia dalam mendapatkan ilmu. Ketika pelajar terlalu bergantung pada AI, mereka berpotensi kehilangan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah yang merupakan pondasi penting dalam pembelajaran.
Dilansir dari tirto.id, hanya ada 13% pelajar yang mengaku tidak menggunakan bantuan AI dalam mengerjakan tugas mereka. Data ini menjadi perbincangan serius khususnya di dunia pendidikan Indonesia. Karena secara tidak langsung, mayoritas murid Indonesia sudah menormalisasi penggunaan AI untuk mengerjakan tugas.
Dampaknya, kreativitas siswa semakin berkurang di masa ini. Jika dulu siswa terbiasa menghasilkan ide-ide original dalam menyelesaikan tugas, kini mereka cenderung menyalin dan menempel secara langsung tanpa memperhatikan isi dari ide-ide itu. Hal ini menyebabkan menurunnya kemampuan berpikir kreatif siswa. Mereka menjadi kurang terbiasa dalam menghasilkan karya yang unik dan inovatif. Selain itu, ketergantungan pada AI juga dapat membatasi perspektif siswa. Ketika siswa hanya terpapar pada informasi yang disajikan oleh AI, mereka akan kesulitan dalam melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang.
Masalah ini juga diperparah oleh bobroknya kualitas sistem pendidikan di Indonesia. Kebijakan zonasi sekolah, penghapusan sistem tinggal kelas, dan absennya ujian nasional (UN) sebagai tolak ukur kemampuan siswa, telah membuat motivasi siswa Indonesia untuk bersaing semakin menurun. Akibatnya, siswa cenderung lebih mengandalkan AI untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
Ada akun Instagram yang sudah menyadari fenomena tidak baik ini. Seorang pelajar SMA dengan akun instagramnya @ghastianydhaa,membuat video mengenai buruknya pendidikan di Indonesia. “Murid SMA ini bikin video mirisnya pendidikan di Indonesia: bukannya memahami atau mempelajari malah nyomot dari Google" tulisnya dalam keterangan video dikutip pada Minggu (21/10/2024).
Video yang dibuat oleh pelajar SMA ini mulai naik di kalangan warganet. Karenanya, ada yang berani speakup masalah ini di media sosial. Sehingga masalah AI ini mulai naik ke permukaan dan para masyarakatpun juga ikut kesal akan kelakuan murid-murid di zaman sekarang. Â