Mohon tunggu...
Victor Pondaag
Victor Pondaag Mohon Tunggu... -

victor p pondaag\r\n\r\nmahasiswa fakultas psikologi universitas jayabaya\r\n\r\nsedang bslajar analisis eksistensial

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Prilaku Pedagang dalam Berdagang

24 Maret 2014   07:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:34 3986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Prilaku Pedagang Dalam Berdagang

Pendahuluan

Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu berkeinginan untuk menjalin hubungan dengan mahluk soaial yang lain dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, yaitu dengan cara berinteraksi danmenjalinkomunikasi. Komunikasi merupakan proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (West 2008).

Salah satu fungsi komunikasi yang di kemukakan oleh William I. Gorden dalam Mulyana (2005) adalah komunikasi sosial, yaitu komunikasi memiliki peran penting dalam membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, dan untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.

Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang menggunakan kata-kata verbal, atau komunikasi yang menggunakan bahasa lisan dalam prosesnya. Sedangkan komunikasi nonverbal secara sederhana adalah semua isyarat bahasa tubuh dengan tidak menggunakan kata, atau berbicara dalam menyampaikan pesan yang di maksut (Mulyana, 2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol yang dikombinasikan berdasar aturan tertentu, serta digunakan dan di pahami suatu komunitas (Mulyana, 2005).

Bahasa merupakan sarana untuk menyatakan pikiran dan maksud, yang bahkan telah digunakan manusia sejak zaman purba untuk berkomunikasi dengan sesama manusia, yaitu dengan bahasa yang sederhana.

Di seluruh belahan dunia, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya. Bahasa adalah sarana atau sebagai alat yang di gunakan untuk menyampaikan informasi lewat proses komunikasi. Agar proses komunikasi dapat dipahami,maka komunikasi terdiri dari beberapa konteks berdasarkan lingkungan dimana proses tersebut terjadi, misalnya di dalam proses perdagangan.

Perdagangan merupakan transaksi jual beli barang yang dilakukan antara penjual dan pembeli di suatu tempat. Dalam proses berdagang, di dalamnya terdapat proses interaksi, yakni komunikasi yang terjadi dalam proses berdagang. Transaksi perdagangan dapat timbul jika terjadi pertemuan antara penawaran dan permintaan terhadap barang yang dikehendaki. Perdagangan sering dikaitkan dengan berlangsungnya transaksi yang terjadi sebagai akibat munculnya problem kelangkaan barang. Perdagangan juga merupakan kegiatan spesifik, karena di dalamnya melibatkan rangkaian kegiatan produksi dan distribusi barang (Heilbroner, 1968 dalam Nastiti, 2003).

Jadi berdasarkan urayan di atas, sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berkeinginan untuk menjalin hubungan dengan mahluk soaial yang lain, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, yaitu dengan cara berinteraksi  dan menjalin komunikasi lewat bahasa yang merupakan sarana untuk menyatakan pikiran dan maksud keinginan individu, bahkan bahasa telah digunakan manusia sejak zaman purba untuk berkomunikasi dengan sesama manusia, misalnya di dalam proses perdagangan.

Pengertian pedagang

Perdagangan adalah semua tindakan yang tujuannya menyampaikan barang untuk tujuan hidup sehari-hari, prosesnya berlangsung dari produsen kepada konsumen. Orang yang pekerjaannya memperjual belikan barang atas prakarsa dan resiko dinamakan pedagang. pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjual belikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan.

Perdagangan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa atau keduanya. Pada masa awal sebelum uang ditemukan, tukar menukar barang dinamakan barter yaitu menukar barang dengan barang. Pada masa modern perdagangan dilakukan dengan penukaran uang. Setiap barang dinilai dengan sejumlah uang. Pembeli akan menukar barang atau jasa dengan sejumlah uang yang diinginkan penjual. Dalam perdagangan ada orang yang membuat yang disebut produsen. Kegiatannya bernama produksi. Jadi, produksi adalah kegiatan membuat suatu barang. Ada juga yang disebut distribusi. Distribusi adalah kegiatan mengantar barang dari produsen ke konsumen. Konsumen adalah orang yang membeli barang atau jasa dalam satu perdagangan.

Ciri-ciri pedagang

Perdagangan dibedakan atas perdagangan besar dan perdagangan kecil. Dalam perdagangan besar jual beli berlangsung secara besar-besaran. Dalam perdagangan besar, barang tidak di jual atau di sampaikan langsung kepada konsumen atau pengguna, sedangkan dalam perdagangan kecil, jual beli berlangsung secara kecil-kecilan dan barang dijual langsung kepada konsumen.

Sementara itu, pedagang sendiri jenisnya bermacam-macam. Ada pedagang keliling, pedagang asongan, pedagang dari pintu ke pintu (door to door), pedangang kios, pedangang kaki lima, grosir (pedagang besar), pedagang supermarket dan sebagainya. Jenis-jenis pedagang ini lazim dibedakan berdasarkan pada cara menawarkan barang dagangannya masing-masing.

Pedagang keliling

Pedagang keliling adalah pedagang yang menawarkan barang dagangannya dengan cara berkeliling. Berkeliling di sini biasanya dilakukan dari RT ke RT, dari RW ke RW, dari kampung ke kampung, atau dari desa ke desa. Barang yang mereka tawarkan biasanya digendong, dipikul, di dorong dengan gerobak, atau diangkut dengan sepeda atau kendaraan bermotor. Yang termasuk pedagang jenis ini adalah pedagang jamu gendong, pedagang bakso, pedagang es krim dan lain-lain.

Pedagang Asongan

Pedagang asongan adalah pedagang yang menawarkan barang dagangannya dengan cara menempatkannya di kotak kecil yang mudah dibawa dan dipindah-pindahkan. Kotak tersebut biasanya mereka kalungkan di leher seperti tas, dan barang-barang yang mereka tawarkan biasanya berupa rokok, korek api, kembang gula, kertas tisu, kacang, kuaci, buah, dan barang-barang ringan lainnya.

Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima adalah pedagang yang menawarkan barang dagangannya dengan cara menggelarnya di trotoar atau di tepi jalan yang ramai. Untuk menggelar dagangannya, mereka menggunakan tikar, terpal atau semacam balai-balai. Barang-barang yang mereka tawarkan umumnya berupa sepatu, pakaian, makanan, buah-buahan dan lain – lain.

Pedagang Grosir

Grosir adalah pedagang yang dalam menawarkan barang tidak langsung berhadapan dengan calon pembeli. Pedagang grosir tidak langsung menawarkan barang kepada calon pembeli sebagaimana pedagang eceran, melainkan calon pembelilah yang mendatangi pedagang grosir.

Proses pengambilan keputusan membeli

Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:


  1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli. Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebuthan. Pembeli menyadari terdapat perbedan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga atau suatu kebutuhan yang dapat timbul karena disebabkan rangsangan eksternal seseorang yang melewati sebuah toko roti dan melihat roti yang baru selesai dibakar dapat merangsang rasa laparnya.

  1. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi.Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal). Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Proses mencari informasi secara aktif misalnya ia mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-temanya dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain.

  1. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir , ternyata tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

  1. Keputusan pembelian (purchase decision).Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
  2. Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen.Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan.Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.

Faktor-faktor yang memengaruhi

Terdapat empat faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:

1.Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

2.Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut. Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagilingkunganmereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.

3.Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka atau tidak suka seseorang akan suatu hal.

4.Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

Cara penyampaian pesan

Komunikator (pedagang) dalam menyampaikan pesan terhadap komunikan harus memenuhi hal berikut.

1.Kontak visual dengan komunikan.
Penjual atau komunikator dalam penyampaian pesan harus kontak pandang dengan calon pembeli, jangan sampai saat menyampaikan pesan komunikator melihat hal lain. Kontak visual ini lebih mengungkapkan saling kenal, menghargai, dan kepercayaan diri. Komunikator dalam menyampaikan pesan harus menghindari sikap menunduk atau melihat-lihat yang lain, karena hal ini menandakan makna ketidakseriusan.

2.Kontak mental.
Kontak mental, yaitu penjual atau komunikator selain kontak visual juga harus kontak mental dengan konsumen atau pembeli. Artinya, penjual harus mengerti mental calon pembeli saat berkomunikasi. Misalnya, saat menyampaikan pesan dari calon pembeli mengernyit, berarti komunikator harus lebih jelas dalam menyampaikan pesannya atau mempersilakan calon pembeli untuk menanyakan sesuatu yang tidak dimengerti. Apabila calon pelanggan mengipas-ngipas badan denga sapu tangan pada saat berkomunikasi, maka penjual harus cepat mengambil kipas atau menyalahkan AC (air conditioner)

3.Penggunaan vokal.
Penggunaan vokal, yaitu penggunaan lambang-lambang auditif dengan mengubah bunyi menjadi kata dan kalimat. Vokal ini meliputi ketepatan bahasa yang digunakan, ketepatan intonasi, dan volume suara. Bahasa yang digunakan harus dapat dimengerti pendengar, tetapi kapan saatnya berhenti dan meneruskan pembicaraan, serta pengaturan tinggi rendahnya suara. Misalnya, penjual jangan berbicara seolah-olah tidak ada titik komanya, atau berbicara dengan nada yang tinggi dan cepat. Hal ini dapat memberi kesan seperti memaksa dan marah.

4.Berbicara dengan seluruh kepribadian.
Berbicara dengan seluruh kepribadian, yaitu berkomunikasi harus disertai dengan seluruh tubuh, mencakup wajah, tangan dan tubuh. Misalnya menunjukan dengan isyarat yang sopan, memberikan sesuatu dengan cara yang sopan, serta duduk dengan cara yang sopan.

5.Kesesuaian bahasa lisan dan bahasa tubuh.
Komunikasi verbal dan nonverbal yang kita komunikasikan saat berkomunikasi bukan hanya pesan melalui bahasa lisan saja, melainkan juga bahasa tubuh. Misalnya pramuniaga mengatakan siap untuk memberikan bantuan pelayanan terhadap calon pelanggan, hal tersebut disertai dengan mimik muka yang senang dan langsung membantu apa yang dibutuhkan pelanggan.

Interaksi pedagang dengan konsumen


  1. Penjual yang ingin mengambil keuntunganbesar dari konsumen biasanya tidak berani menatap mata pelanggan saat proses tawar-menawar berlangsung.Penjual mengalihkan pandangan kearah teman sesama pedagang dan ketika pelanggan sedang mempertimbangkan harga yang ditawarkan, penjual kemudian pergi menjauh dan berpura-pura seolah-olah sibuk dengan cara mengalihkan perhatian ke aktifitas yang lain (mengatur barang-barang dagangan dan sebagainya), lalu melirik kembali pelanggan dengan tatapan yang berharap bahwa pelanggan akan menerima tawaran tersebut.
  2. Penjual yang berbohong tentang keaslian suatu barang, biasanya tidak berani menatap mata konsumen saat proses tawar-menawar berlangsung, dan berkesan seakan tidak merespon pembicaraan untuk menjelaskan spesifikasi barang tersebut, sertatidak akan bertahan lama dalam proses tawar-menawar.
  3. Pembeli yang memegang banyak barang biasanya tidak sesungguhnya berniat untuk membeli satu barang.
  4. Pembeli yang memegang satu macam barang dan dengan serius menanyakannya kepada penjual berarti memiliki kecendurungan besar untuk berniat membeli satu barang.
  5. Pembeli yang kehilangan senyumannya setelah penjual memberitahukan kepastian harga terhadap satu barang,bisa berarti bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk menawar kembali harga atau tidak jadi membelinya.
  6. Pembeli yang pergi menjauh namun matanya masih melirik atau melihat barang yang tidak jadi dibelinya, ada kemungkinan bahwa ia benar-benar berminat terhadap barang itu

Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2162642-definisi-perdagangan-dan-jenis-pedagang/#ixzz2uuVhrW4Q

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2162642-definisi-perdagangan-dan-jenis-pedagang/

http://wikaprima.wordpress.com/kepribadian/membaca-bahasa-tubuh/

http://www.academia.edu/4575009/Studi_Interaksionisme_Simbolik_Komunikasi_Pedagang_Keturunan_Tionghoa_di_Kota_Malang_dalam_Transaksi_Perdagangan

http://suryaafrilian.blogspot.com/2010/10/etika-komunikasi-dengan pelangga.html#sthash.rxXcsBwf.dpuf

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun