Mohon tunggu...
Victor Pondaag
Victor Pondaag Mohon Tunggu... -

victor p pondaag\r\n\r\nmahasiswa fakultas psikologi universitas jayabaya\r\n\r\nsedang bslajar analisis eksistensial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

“Sudden Death: Jokowi Vs Prabowo”

2 Juni 2014   22:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:47 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Sudden Death: Jokowi VS Prabowo”

PENDAHULUAN

Pada tulisan kali ini saya akan membahas mengenai pernyataan verbal dan nonverbal atau bahasa tubuh tim pendukung pasangan calon presiden Jokowidodo dengan Prabowo Subianto, apakah konteks pernyataan yang di kemukakan selaras dengan gestur yang nyatakan. Namun pembahasan kali ini, sedikit lebih terfokus terhadap pernyataan verbal, tetapi tidak lupa mengaitkan pernyataan nonverbal (Gestur). Materi pengamatan yang saya gunakan merupakan format video yang saya download lewat youtube. Ada baiknyasebelum dibaca, hendaknya saudara menonton format videonya terlebih dahulu sehingga boleh memiliki gambaran dasar untuk mengamati serta memberikan penilaian terhadap manfaat dari isi materi yang terkandung didalamnya. Linknya boleh saudara buka di bawah ini :

http://youtube.com/watch?v=FZh0_O9oK_0

Sebelum dilanjutkan lebih jauh, saya akan menjabarkan sedikit mengenai isi materi dalam link video yang dipaparkan di atas. Video tersebut merupakan format rekaman dari salah satu program talkshow televisi swasta di indonesia yang dinamakan program acara Indonesia Lawyers Club singkatnya ILC. Tema yang di angkat kali ini adalah Suden Death: Jokowo VS Prabowo. Sedikit menyeramkan menurut saya, karna Sudden Death jika diartikan kedalam bahasa indonesia berarti Duet Maut. Dalam video tersebut berisikan jejak pendapat dari masing-masing tim pendukung kedua pasangan calon presiden dari kedua kubu partai koalisi yang berbeda.

PEMBAHASAN

Perlu di ketahui bahwa pernyataan-pernyataan dari bahasa tubuh, tidak hanya menyangkut pernyataan-pernyataan nonverbal (pernyataan dengan gerak isyarat atau gestur), tetapi juga saling berhubungan dengan pernyataan verbal. Pernyataan verbal bisa dinyatakan dalam bentuk kata, serta kata yang di rangkai bisa diutarakan menjadi sebuah kalimat, sehingga kalimat yang di sampaikan mampu menghantarkan pesan yang mengandung makna atas dasar keinginan yang di maksut oleh individu.

Bahasa verbal adalah sarana untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan berbagai aspek realitas individual kita.Pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsang bicara termasuk dalam kategori pesan verbal yang disengaja, yaitu usaha-usaha yang di lakukan secara sadar untuk berkomunikasi dengan orang lain secara verbal.

Dalam komunikasi verbal, bahasa memilik fungsi sebagai bentuk dan perantara komunikasi. Dalam setiap kebudayaan serta peradaban-peradaban dunia, terdapat beragam macam tata bahasa, sehingga moralitas suatu kebudayaan atau sistem kebudayaan suatu bangsa bisa terlihat dari tata cara berbahasanya. Tanpa bahasa, isi pikiran yang di miliki seseorang tidak dapat di terjemahkan serta diatrikan dan dimengerti oleh orang lain, dan dalam bahasa terdapat isi-isi dari buah pikiran yang diperoleh dari hasil pembelajaran yang menjadi pengetahuan, serta pengalaman-pengalaman yang di alami individu.

Jadi dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pernyataan verbal merupakan bentuk pernyataan dari buah pikiran yang di nyatakan dalam bentuk simbol-simbol yang disusun menjadi kata, dan kata yang di rangkai menjadi sebuah kalimat yang mengandung makna untuk menyampaikan pesan dalam sistem bahasa dalam satu kebudayaan negara.

Dari hasil pengamatan, dapat di simpulkan beberapa ciri-ciri pernyataan verbal dan nonverbal (Gestur) yang dinyatakan oleh pembawa acara kepada hadirin yang hadir saat mengajukan pertanyaan yang tujukan kepada tim pemenangan kedua pasangan calon presiden dalam format acara yang sedang berlangsung. Berikut uraiannya:

1.Pernyataan Ideologi Individu

Dalam segmen awal acara yang saya amati, kususnya saat sesi tanya jawab, kontras yang terlihat adalah pernyataan-pernyataan dari buah pikiran, yang di utarakan oleh penanya yang khusus di peruntukan untuk masing-masing kubu lawan, sehingga muncul pertanyaan serta argumen jawaban atas dasar pengetahuan yang terkait dengan garis kepemimpinan dalam sejarah bangsa,realitas kongkrit dari sistem ketatanegaraan yang ada, masalah-masalah kenegaraan, serta rancangan pembenahan ideologi menyangkut sistem ketatanegaraan yang akan datang.

2.Pernyataan Ideologi Kelompok

Pernyataan ideologi kelompok dari kedua tim pendukung calon presiden masing-masing menunjukan keunggulan terhadap sistem rencana dari rancangan ide, visi dan misi calon presiden, serta solusi-solusi terhadap problematika birokrasi yang belum teratasi, problemmatika yang baru muncul yang di hadapi oleh negara saat ini, terkait dengan kesejahteraan bangsa di masa depan.

Masing-masing kelompok juga saling mengisi serta mewakilitujuan dari masing-masing partai politik, guna mengunggulkan pasangan calon masing-masing. Namun dari keseluruhan acara talkshow dapat diamati bahwa kedua tim pendukung saling menjaga sinkornitas situasi sehingga tidak memicu ketegangan yang menyebabkan lontaran argumen yang saling menjatuhkan serta menyudutkan posisi antar kubu masing-masing.

3.Tujuan Kelompok

Dari hasil jejak pendapat yang di lakukan oleh kedua koalisi partai politik, dari perwakilan kedua pasangan calon presiden yang diperantarai oleh pembawa acara dalam segmen program acara talkshow ILC, bisa diamati dan di telaah, bahwa tujuan dari masing-masing kelompok selain memilki kerja sama untuk memenangkan pasangan calon presiden masing-masing, juga dalam satu kepentingan yang berbeda antar partai politik yang di sebut koalisi, masing-masing memiliki satu dasar tujuan untuk kepentingan, keunggulan dan kesejahteraan masadepan bangsa Indonesia yang lebih baik.

Namun dalam segmen acara ILC secara keseluruhan, bagian yang paling menarik menurut saya adalah saat segmen terakhir pada format acara dalam durasi dimenit ke 60:35:35 detik, saat Pak Karni Ilyas selaku Host atau pembawa acara meminta kesimpulan pendapat kepada Pak Arswendro Atmowiloto selaku Budayawan yang di minta untuk menanggapi kesimpulan segmen mengutarakan pedapat dengan menyatakan pernyataan seperti ini;

“Ada istilah koalisi, kita terjemahkan apapun juga, artinya partai yang kalah tapi merasa menang. Jangan lupa yang menang itu cuma Gerindra sama PDIP. Lebih sempit lagi yang menang itu namanya cuma Jokowidodo sama Prabowo.Kalian-kalian ini cuman ngikut. Maksut saya begini. Janganlah kalian-kalian yang disini merasa sok ngerti dan sok lebih tahu, bukan bapak-bapak ini yang menentukan kemenangan pemilihan presiden. Yang noton dan tidak nonton itu yang menentukan.”

Jika dilihat dari bentuk pernyataan yang di utarakan diatas, pernyataan ini merupakan bentuk pernyataan verbal yang disampaikan lewat kata-kata yang di satupadukan ,sehingga membentuk kalimat yang terkandung makna, yang di sampaikan dengan perantara sistem ketatabahasaan yang dapat di mengerti oleh satu kumpulan atau komunitas dalam satu kebudayaan yang di jalankan oleh satu kesatuan masyarakat yang beradab.

Maksut pernyataan di atas, jika ditinjau dengan konteks situasi yang ada, dapat di artikan sebagai suatu pernyataan kalimat yang bermakna peringatan sekaligus himbauan, kepada para peserta hadirin yang hadir dengan harapan agar dapat berargumentasi dalam mengemukakan ide dan pendapat yang sesuai dengan konteks dan kapasitas yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Namun jika bentuk pernyataan dilihat secara keseluruhan, maka yang terlihat adalah penggabungan dari pernyataan verbal dan nonverbal. Dalam satu pertemuan kelas mata kuliah ilmu pernyataan yang di bawakan oleh Irfan Aulia Syaiful, Psi, Msi selaku dosen pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Jayabaya memberikan satu penjelasan materi dalam kuliahnya menyangkut gestur atau bahasa tubuh yaitu:

·Sign Language : bahasa isyarat yang memiliki kebakuan dalam satu wilayah atau budaya. Misalnya gerakan tangan (bentuk prnyataan verbal dan nonverbal yang telah di uraikan di atas) sambil mengunjukan jari secara berurutan, bisa di artikan sebagai urutan berihung dari angka 1, 2 & 3.

·Gesticulation : gerakan yang di iringi perkataan. Misalnya seperti yang telah diuraikan diatas,arti gerakan yang dimaknai sesuai dengan konteks situasi yang ada serta didukung pernyataan verbal dengan intonasi suara yang menekan disertai ucapan yang mengatakan Janganlah kalian-kalian yang disini merasa sok ngerti dan sok lebih tahu”, yaitu; jari telunjuk mengunjuk kedepan sebagai tanda peringatan atau gerakan isyarat peringatan, serta gerakan kepala menunduk dengan sudut pandang mata terfokus kedepan seirama dengan ancunagan tangan, ditambah posisi badan di condongkan kedepan bisa dimaknai dengan pandangan menyerang.

·Emblem: gerakan mengandung arti yang di sepakati secara umum. Misalnya seperti yang telah diuraikan diatas antara lain sepertigerakan menggelengkan kepala, bisa dimaknai dengan arti tidak ada.

·Pantonim: gerakan yang mewakili (mengandung) sebuah arti. Misalnya gerakan ekspresi bingung, kaget, disertai gerakan tangan memegang kepala, ekspresi muka tegang dengan kelopak mata terbuka lebar serta sudut mulut sedikit terbuka.

Secara keseluruhan, konteks pernyataan verbal dan nonverbal yang dikemukakan dalam segmen acrara yang berlangsung, sebagian besar selaras dengan gestur yang dinyatakan. Karena jika gerakan Sign Language, Gesticulation, Emblem, Pantonim dirangkai atau di gabungkan menjadi satu kesatuan susunan gerakan yang berurutan, maka setiap gerakan dan kalimat yang dinyatakan mengindikasikan satu kesimpulan terhadap pesan-pesan verbal dan nonverbal dalam konteks situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu.

Namun sebelum mengambil kesimpulan, sebaiknya yang perlu di perhaikan adalah latar belakang agama, suku bangsa, pendidikan, jenis kelamin, usia, serta konteks pembicaraan yang dilakukan dari faktor situasi yang ada di lingkungan sekitar sebagai dasar pertimbangan atas hal-hal tersebut, karena sangat mempengaruhi karakter kepribadian seseorang begitujuga dengan kebiasaan-kebiasaan yang di lakukan. Karena jika kita mengetahui latarbelakang dari nilai-nilai tersebut, maka akan sangat membantu kita untuk menyimpulkan kandungan makna pengertian dari kesan verbal dan nonverbal yang terjadi disaat itu.

KESIMPULAN

Demikian hasil pengamatan yang saya lakukan, masih banyak kekuranyan dalam karya penulisan ini, baik dalam segi pemaparan pengertian gestur secara keseluruhan ataupun kedalaman pengetahuan yang saya miliki. Dalam seluruh durasi sekmen dapat kita temui beragam bentuk pernyataan yang di nyatakan oleh hadirin yang hadir, khususnya tim pendukung pemenangan calon presiden, sehingga dalam seluruh segmen hal-hal yang saya ambil sebagian besar hanyalah garisbesar secara umum dari gestur atau pernyataan kepribadian, serta tidak mengupas bagian dari sisi politiknya.

Banyak hal yang membatasi proses penulisan ini, karena bisa kita lihat dari situasi yang ada, tujuan acara, serta pernyataan dari ideologi-ideologi masing-masing kelompok sangat beragam, dengan kedalaman analisis yang luas. Sehingga untuk memaparkan pernyataan-pernyataan secara keseluruhan secara tidak langsung di batasi oleh kompleksitas keragaman idividu yang ada.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk perpustakaan pemikiran yang memperluas cakrawala pengetahuan kita. Ada satu kutipan yang saya suka dalam segmen penutup yang kiranya boleh membangun dan melengkapi dasar pemikiran dan kegigihan kita; “Neraka yang paling panas itu, disediakan bagi mereka yang tetap netral dimasa terjadinya konflik moral yang besar. Martin luther King.”

Kiranya dalam pilpres ini kita bisa cerdas dalam memilih pemimpin, yang sesuai dengan harapan masyarakat yang memperhatikan dan bertanggung jawab untuk kejayaan, kemakmuran, dan persatuan bangsa kita yang lebih baik. Mohon maaf bila terdapatkekurangan baik dalam konsep penulisan maupun dalam pemaparan penjelasannya, karena pada dasarnya “Manusia Hidup Untuk Memanusiakan Manusia. Dr. Sam Ratulangi”. Terima Kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun