Mohon tunggu...
Victor Pondaag
Victor Pondaag Mohon Tunggu... -

victor p pondaag\r\n\r\nmahasiswa fakultas psikologi universitas jayabaya\r\n\r\nsedang bslajar analisis eksistensial

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Analisis Eksistensial Serta Manfaat dan Kontribusi dalam Dunia Psikologi

30 September 2014   17:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:56 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kali ini saya akan menuliskan dan menjelaskan sedikit tenteng kajian ilmu analisis eksistensial serta manfaat dan kontribusi dalam dunia psikologi.

Existence berasal dari bahasa latin yaitu existo, yang terdiri dari kata ex dan sistere yang berarti muncul, menjadi atau hadir. Jadi sederhananya eksistensi berarti sesuatu yang hadir, nampak atau di munculkan. Eksistensialisme ditemukan pada abad ke-19 oleh seseorang filusuf dan penulis berkebangsaan Denmark yang bernama Soren Kierkegaard (1813-1855) dan Nietzsche berkebangsaan Jerman (1844-1900) yang memberi landasan pada para eksistensialis seperti Heidegger, Sartre, Jasper, dan lain-lain.

Pemahaman eksistensialis pada awalnya adalah sebuah pengembangan dari aliran filsafat yang berusaha memahami kondisi manusia sebagaimana individu memanifestasikan atau menyatakan dirinya di dalam situasi-situasi kongkret secara utuh dan menyeluruh. Eksistensialisme merupakan suatu aliran yang menitik beratkan pada eksistensi manusia. Jadi Analisis eksistensial adalah suatu metoda atau pendekatan yang digunakan untuk mengungkap eksistensi individu secara utuh dan menyeluruh Ludwing Binswanger berkebangsaan swiss (1881-1966).

Eksistensi manusia yang dimaksud bukanlah hanya berupa ciri-ciri fisiknya (misalnya tubuh dan tempat tinggalnya), tetapi juga seluruh momen yang hadir pada saat itu. Manusia eksistensial dalam pandangan behaviorisme dipandang sebagai satu kesatuan yang menyeluruh, yakni sebagai kesatuan individu dan dunianya. Manusia tidak dapat dipisahkan sebagai individu yang hidup sendiri tetapi merupakan satu kesatuan dengan lingkungan dan habitatnya secara keseluruhan.

Manusia (khususnya individu) mempunyai eksistensi yang dipisahkan dari dunianya, dan dunia yang ada tidak mungkin ada tanpa ada individu yang memaknakannya. Dengan kata lain, eksistensi atau keberadaan yang di pisahkan dari dunianya (hanya dirinya sendiri) merupakan pemaknaan yang di ambil dari dunia yang ada, dan dunia yang ada di maknai oleh individu yang berada dalam keadaan dunia yang ada.

Individu dan dunia saling menciptakan atau mengkonstitusikan (constitute) dan di jadikan satu kesadaran. Dikatakan saling menciptakan, karena manusia dengan dunianya memang tidak bisa dipisahkan satu dari yang lainnya. Tidak ada dunia tanpa ada individu, dan tidak ada individu tanpa ada dunia. Oleh karena itu tidak mungkin kita bisa memahami manusia tanpa memahami dunia tempat eksistensi manusia itu sendiri. Jadi dunia manusia bukan dunia fisik saja, melainkan dunia makna, yakni pemaknaan individu terhadap dunia. Jadi melalui dunianyalah maka makna eksistensi tampak bagi dirinya dan orang lain.

Jadi kontribusi atau peran analisis eksistensi terhadap ilmu psikologi sangat bermanfaat, karena analisis eksistensi merupakan salah satu bidang kajian ilmu sosial, yang mengungkapkan keberadaan manusia khususnya individu secara utuh dan menyeluruh, berdasarkan pemaknaan individu terhadap dunianya. Sehingga membantu mahasiswa dan psikolog untuk mengamati dan memahami manusia tidak hanya dari satu sisi tetapi dari setiap sisi secara keseluruhan guna mengungkap makna eksistensi yang di nampakan individu terhadap pemaknaan dirinya akan dunia.

Sekian tulisan dari saya, semoga bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita tentang analisis eksistensial, mohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan dan penguraian penjelasannya. Terima Kasih.

Sumber : Analisis Eksistensial” yang ditulis oleh Dr. Zainal                                                                                                                          Abididn M, Si. Penerbit Rajawali Pers 2007.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun