Senioritas adalah salah satu budaya kurang baik yang terjadi di segala jenjang umur. Mulai dari sekolah saja, banyak yang sudah membiasakan untuk melihat senior sebagai seorang yang levelnya berbeda dengan kita. Namun karena brand yang dibangun seperti itu, terkadang malah hilanglah sikap respect seseorang terhadap seniornya, tergantikan dengan sikap tidak suka dan ingin balas dendam.Â
Saya sendiri bukan tipe orang yang suka melakukan senioritas ketika berada di manapun. Namun tentu bila ada seseorang yang menganggap dirinya lebih tinggi, saya lebih memilih untuk tidak ambil pusing dan hanya mengiyakan saja. Terkadang sifat pasrah juga dibutuhkan agar senior juga tidak ada alasan untuk melakukan hal macam-macam dengan kita. Karena terkadang senioritas yang sering terjadi adalah pelampiasan, entah amarah atau apapun. Kita tidak salah apapun, tiba-tiba kena, sering.Â
Daripada senioritas, mungkin hal yang lebih baik dilakukan adalah soal mengetahui batasan. Senior tetaplah seseorang yang lebih mengetahui keadaan di suatu tempat tersebut, janganlah menjadi orang yang sok tahu hanya berbekal pengalaman dari tempat sebelumnya. Ketika kita bersikap mengetahui batasan, dimana kita menghormati seorang senior, namun juga menolak untuk diinjak-injak, disitulah seseorang bisa menghormati dan menghargai kita juga.
Dunia kerja bukanlah dunia bermain lagi, dan orang yang kita temukan pun beragam. Ada yang malah menjadi lebih dekat seperti keluarga, ada juga yang seperti masuk ke medan perang setiap hari masuk ke kantor. Bagi para pejuang, semangat dalam menjalani hari-hari. Jangan patah semangat bila terjadi senioritas, teruslah berjuang dan semoga hanya buah baik yang kalian petik nantinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H