Mohon tunggu...
Victoria Martha Laura
Victoria Martha Laura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Siapa bilang mahasiswa enggak bisa punya banyak passion? Aku Victoria Martha, salah satu buktinya! Selain sibuk kuliah, aku juga lagi asyik-asyiknya belajar jadi beauty enthusiast. Dari sekian banyak hobi, aku paling suka eksplorasi dunia makeup dan berbagi cerita tentang film favorit. Jadi, kalau kamu lagi nyari rekomendasi film seru atau tips makeup kece, jangan sungkan buat mampir ke akun aku ya!

Selanjutnya

Tutup

Film

Transformasi The Mummy: Dari Kesuksesan Ikonis hingga Kegagalan Ambisius

10 Desember 2024   18:30 Diperbarui: 10 Desember 2024   18:22 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film The Mummy adalah salah satu karya perfilman Hollywood yang ikonis, memiliki sejarah panjang yang dimulai dari versi aslinya pada tahun 1932. Film ini telah di-remake dan diadaptasi beberapa kali, dengan salah satu versi paling sukses dirilis pada tahun 1999 dan versi yang lebih kontroversial muncul pada tahun 2017. Transformasi ini menunjukkan bagaimana sebuah cerita klasik dapat mengalami berbagai interpretasi, baik yang diterima dengan antusiasme besar maupun yang menghadapi kritik tajam.

The Mummy (1999): Remake yang Mendulang Kesuksesan

Versi tahun 1999 dari The Mummy disutradarai oleh Stephen Sommers dan dibintangi oleh Brendan Fraser, Rachel Weisz, dan Arnold Vosloo. Film ini mengubah cerita klasik horor menjadi sebuah petualangan aksi dengan elemen komedi dan romansa. Transformasi tersebut membuat film ini menarik bagi penonton modern, terutama mereka yang menikmati film-film petualangan seperti Indiana Jones. Efek visual yang canggih untuk zamannya, alur cerita yang penuh aksi, dan karakter-karakter yang menarik berkontribusi pada keberhasilan film ini.

Secara komersial, The Mummy (1999) sangat sukses, menghasilkan lebih dari $400 juta di seluruh dunia. Keberhasilan ini mendorong dibuatnya dua sekuel dan spin-off seperti The Scorpion King (2002). Film ini juga dianggap berhasil memperkenalkan kembali cerita klasik kepada generasi baru, sekaligus memberikan penghormatan kepada versi aslinya.

The Mummy (2017): Upaya Ambisius yang Gagal

Sebaliknya, remake tahun 2017, yang disutradarai oleh Alex Kurtzman dan dibintangi oleh Tom Cruise, berusaha memperkenalkan The Mummy sebagai bagian dari "Dark Universe" Universal Pictures. Tujuan ambisius ini adalah menciptakan sebuah jagat sinematik mirip Marvel Cinematic Universe, yang menggabungkan berbagai monster ikonis seperti Dracula, Frankenstein, dan Invisible Man dalam satu dunia yang saling terhubung.

Namun, film ini gagal memenuhi ekspektasi kritikus maupun penonton. Kritik utama datang dari naskahnya yang dianggap lemah, alur cerita yang kurang terfokus, serta kegagalan dalam menyeimbangkan elemen horor dengan aksi. Meskipun memiliki efek visual yang spektakuler dan penampilan solid dari Tom Cruise, film ini hanya menghasilkan $410 juta dengan anggaran produksi yang sangat besar, menjadikannya kurang menguntungkan secara finansial. Kritik ini juga menghentikan rencana besar "Dark Universe," menandai kegagalan besar bagi Universal Pictures.

Faktor Kesuksesan dan Kegagalan

Kesuksesan The Mummy (1999) terletak pada pemahaman yang tepat tentang apa yang diinginkan oleh audiens pada masanya. Film ini mampu memadukan elemen petualangan, humor, dan efek visual yang memukau dengan cerita yang sederhana namun menarik. Di sisi lain, kegagalan The Mummy (2017) mencerminkan risiko ambisi besar yang tidak didukung oleh eksekusi yang matang. Film ini terlalu terfokus pada membangun jagat sinematik tanpa memberikan perhatian penuh pada kekuatan cerita dan karakter individu.

Kesimpulan

Sebagai film remake, The Mummy menunjukkan bagaimana interpretasi ulang sebuah karya klasik dapat berhasil atau gagal tergantung pada bagaimana cerita tersebut dihadirkan kembali kepada penonton. Versi tahun 1999 menjadi contoh sukses tentang bagaimana elemen-elemen lama bisa diperbarui untuk menarik generasi baru, sementara versi 2017 menjadi pelajaran penting tentang pentingnya fokus pada cerita yang kuat sebelum mengejar ambisi yang lebih besar. Kisah The Mummy ini membuktikan bahwa dalam dunia perfilman, adaptasi adalah seni yang membutuhkan keseimbangan antara menghormati sumber aslinya dan memenuhi harapan audiens modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun