Mohon tunggu...
Akbar Vitali
Akbar Vitali Mohon Tunggu... -

jalani, nikmati, dan syukuri...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum 2013 = Kurikulum Pemborosan

1 Oktober 2014   21:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:46 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

ada yg py anak kelas 1 SD saat ini..???

siap-siaplah di bikin repot lahir batin, anak akan minta yg ini yg itu untuk esok hari dan pastilah ujung2nya keluar uang dan bikin orang tua kerepotan kesana kemari untuk mengusahakan (ini utk org tua yg nurut aja/tdk kritis, bagaimana dengan anak dari keluarga tak mampu..??? Parah...)

Ada yg di suruh nge-print gambar ini itu (padahal dibuku udah ada, lha terus gurunya ngapain..??? mbok iyao memberi penjelasan daripada hanya sekedar menyuruh anak melakukan sesuatu yang tidak perlu), ada yg disuruh bawa adonan terigu untuk membuat bentuk-bentuk benda (klo di oven dibikin roti gak apa-apa, klo hanya bentuk-membentuk namanya pemubaziran, apa tidak ada malam/lempung).

Oya... Coba jinjing tas yg di bawa anak-anak SD, berat dan berat sekali (rentan cedera bahu/punggung, apalagi untuk anak-anak). Dengan jadwal mapel yang ditiadakan jelaslah anak-anak itu akan membawa seluruh buku pelajarannya (makanya anak-anak sekolah sekarang tidak mau disuruh jalan/naik sepeda lha memanggul beban di bahu dan di otak yg begitu berat, belum lagi nanti beban batin diomeli orang tua karena sekolah kok bikin repot aja tapi jika tidak menuruti perintah guru pasti diomeli gurunya... wah susah jadi anak Indonesia ya...???) Oya di samping buku mapel masih ditambah lagi buku Lembar Kerja Siswa/LKS per mapel (yg bikin guru tidak kreatif untuk bisa membuat soal-soal sendiri, coba bandingkan pada masa kita sekolah…)

Belum lagi ada sekolah yang belum mendapatkan distribusi buku ajar, wah… terus disuruh ngapain ya muridnya oleh gurunya…???

Kabar terbaru bahkan sekarang di sekolah negeri ada semacam komite/paguyuban (lha kok kaya sekolah swasta aja) antara wali murid dan gurunya di sekolahan, jadi klo ada kekurangan sesuatu tentang kebutuhan penunjang dikelas nanti dirapatkan untuk diusulkan pengadaannya, ujung-ujungnya wali murid keluar duit lagi (lha dana BOS, anggaran dari pemerintah yang katanya > 20% itu kemana…???)

Yah itu baru sebagian dari carut-marut kurikulum 2013 (terlepas dari substansinya baik). Belum lagi masalah pengadaan seragam sekolah yg lebih mahal dari harga pasaran, yang pastinya akan memberatkan orang tua siswa… Gedung-gedung sekolah negeri yg kualitasnya tidak bisa dikatakan baik.

Mohon kiranya direnungkan… Apalagi untuk mereka pemangku kebijakan yg merumuskan kurikulum 2013, mbok iyao dipikirkan secara menyeluruh dari segala aspek klo membuat kebijakan. Kasihan anak-anak bangsa kita dan tentulah orang tua wali muridnya pula… Bukankah Anda-anda juga pernah/sedang punya anak-anak yang masih bersekolah…??? Akankah kalian bersedia jika anak-anak kalian menjadi korban dari ketidakbecusan dalam mengurus pendidikan di negeri ini…???

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun