Mohon tunggu...
Victor Ardewaga
Victor Ardewaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Ampel Surabaya

Saya adalah mahasiswa prodi Ilmu Politik di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di Sidoarjo: Perspektif Ekonomi Politik terhadap PKL

12 Desember 2024   17:01 Diperbarui: 12 Desember 2024   17:11 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kabupaten Sidoarjo, yang terletak di dekat Surabaya, merupakan wilayah dengan dinamika ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ini ditandai dengan meningkatnya aktivitas perdagangan, terutama melalui kehadiran pedagang kaki lima (PKL). Keberadaan PKL memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal dan menciptakan lapangan kerja, tetapi juga menghadirkan tantangan, khususnya dalam hal ketertiban lalu lintas dan penataan ruang kota. Dalam konteks ini, penting untuk mengkaji aspek ekonomi politik yang mengelilingi keberadaan PKL dan bagaimana kebijakan dapat diimplementasikan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tanpa mengorbankan ketertiban.

PKL di Sidoarjo bukan sekadar fenomena sosial; mereka adalah bagian integral dari sistem ekonomi lokal. PKL menyediakan aksesibilitas yang lebih besar kepada masyarakat untuk mendapatkan berbagai produk dengan harga terjangkau, yang penting untuk perekonomian yang inklusif. Namun, banyak PKL beroperasi tanpa izin dan tidak terencana, menyebabkan kemacetan lalu lintas yang merugikan pengguna jalan dan bisnis lainnya. Kemacetan yang diakibatkan oleh aktivitas PKL tidak hanya mengganggu mobilitas tetapi juga mengurangi produktivitas ekonomi. Waktu yang terbuang dalam kemacetan dapat menghambat kinerja bisnis dan mengurangi daya tarik investasi di daerah tersebut. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan bagaimana kebijakan publik dapat diformulasikan untuk mengoptimalkan peran PKL tanpa mengorbankan efisiensi ekonomi.

Sidoarjo menghadapi tantangan dalam penataan PKL yang terintegrasi. Kurangnya regulasi yang konsisten dan koordinasi antara pemerintah daerah dan instansi terkait menyebabkan kondisi lingkungan yang tidak teratur. Banyak PKL beroperasi di lokasi-lokasi yang tidak strategis, berpotensi menimbulkan konflik sosial, baik antar pedagang maupun dengan pengguna jalan. Dalam konteks ini, pemahaman tentang dinamika PKL sangat penting untuk merumuskan strategi penataan yang efektif. Kemacetan yang dihasilkan oleh PKL tidak hanya berdampak pada efisiensi transportasi tetapi juga berpengaruh pada kualitas hidup masyarakat. Pemandangan kota yang semrawut, ditambah dengan masalah kebersihan yang ditimbulkan oleh limbah perdagangan, dapat merusak citra Sidoarjo sebagai daerah yang berkembang. Masalah ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan yang perlu diatasi.

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan tanpa mengorbankan ketertiban lalu lintas, diperlukan pendekatan terintegrasi. Salah satunya adalah pengembangan kawasan kuliner terintegrasi, yang menghubungkan PKL dengan infrastruktur transportasi yang baik. Dengan menyediakan area khusus bagi PKL, kemacetan di jalan utama dapat dikurangi, dan daya tarik wisata kuliner dapat ditingkatkan. Selain itu, program sertifikasi dan pembinaan usaha mikro bagi PKL dapat meningkatkan kualitas produk yang mereka tawarkan. Melalui pelatihan dan akses permodalan, PKL dapat memperbaiki manajemen usaha dan kepatuhan terhadap standar kebersihan. Ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing mereka, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap citra dan kebersihan lingkungan.

Kerjasama model pemberdayaan yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat juga sangat penting. Pendekatan ini dapat menyediakan fasilitas dan pelatihan bagi PKL, mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam pengelolaan ruang publik, dan menciptakan lingkungan yang lebih tertib dan nyaman. Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi untuk memantau dan mengelola aktivitas PKL dapat membantu dalam pendaftaran, monitoring, dan evaluasi kinerja mereka. Dengan cara ini, pemerintah dapat memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan mengurangi potensi kemacetan.

Kampanye kesadaran publik juga diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya berbelanja di lokasi PKL yang tertib dan menggunakan transportasi publik. Ini akan membantu mengubah perilaku konsumen serta mengurangi tekanan pada infrastruktur transportasi. Permasalahan PKL di Sidoarjo mencerminkan tantangan yang kompleks dalam mengelola pertumbuhan ekonomi di tengah ketertiban sosial. Melalui implementasi kebijakan yang komprehensif dan melibatkan semua pemangku kepentingan, Sidoarjo dapat menciptakan lingkungan usaha yang kondusif bagi PKL sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Keberhasilan dalam menerapkan rekomendasi ini akan terlihat dari peningkatan pendapatan PKL, pengurangan kemacetan lalu lintas, dan terciptanya lingkungan kota yang lebih tertib dan nyaman. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi dan ketertiban lalu lintas dapat berjalan seiring, menciptakan Sidoarjo sebagai model bagi daerah lain dalam menghadapi tantangan serupa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun