Mohon tunggu...
Vico Mr Bean
Vico Mr Bean Mohon Tunggu... Editor - Biodata lengkap

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rantastia: Hakekat Kebenaran yang Sejati

8 Juli 2024   19:48 Diperbarui: 10 Juli 2024   06:02 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto, Rantastia Nur Alangan, (dokpri) Penulis.

Kehadiran Agama Islam di dunia yaitu membawa rahmatan lil'alamin, kehadirannya untuk menciptakan perdamaian dan untuk menjaga kelestarian alam semesta ini. Agama Islam justru bukan untuk dijadikan alat memecah-belah umat. Karena kata atau istilah Islam secara term mempunyai arti (selamat), dalam arti yang luas. Dan Islam mempunyai misi untuk menyelamatkan umat manusia dari ketidakadilan, kesewenangan, kebiadaban, kedzaliman, keserakahan dan sebagainya.

Jadi Islam bukan agama yang membawa kekerasan, tetapi agama yang membawa cinta kasih.

Hakekat orang Islam berarti orang selamat, baik di dunia maupun di akherat, sudah tidak lagi merasakan, sengsara, derita, susah, takut, gelisah dan sebagainya. Sementara dalam pemahaman umum bahwa orang Islam adalah orang yang baru masuk Islam , cukup hanya mengucapkan dua kalimat Syahadat, maka orang itu sah jadi orang Islam.

Pemahaman ini terlalu sempit, sebab pengertian Islam adalah Selamat, dan secara hakiki nya orang yang baru mengucapkan dua kalimat (Syahadat) itu masih calon Islam, bukan orang Islam, sebab orang itu belum (Selamat), nyatanya masih mengalami susah, derita, takut dan gelisah. Selama manusia itu masih merasakan susah, sengsara, gelisah dan takut berarti manusia itu masih belum benar menjalankan Iradat dan KodratNya.

Beriman kepada Tuhan yang Maha Esa

Untuk menuju Selamat, maka kita harus beriman terlebih dahulu, beriman berarti percaya kepada Tuhan. Bagaimana caranya, mari kita kaji berdasarkan: " Man arofa nafsahu faqud arofa robbahu " Kenalilah dirimu niscaya akan mengenal Tuhan. Makna ini sangat dalam sekali , artinya kita harus mengenal jati diri kita agar kita Haqulyakin (Keyakinan yang sebenarnya yang sudah dibuktikan dan dirasakannya) bahwa Allah SWT memang Maha Ada, Maha Kuasa, Maha Mulia, dan Maha Segalanya.

Beriman yang benar yaitu dapat membuahkan hasil yang baik, saat ini juga dapat kita nikmati buahnya. Karena ada orang yang mengaku telah beriman, tetapi disaat orang itu mengalami kesusahan, orang ini suudzon / berprasangka buruk terhadap sesama makhluk bahkan suudzon kepada Allah SWT, menganggap yang dideritanya, dikarenakan oleh Allah SWT. Orang seperti ini sudah keluar dari makna beriman, karena beriman kepada Allah SWT berarti kita harus selalu ikhlas dan sabar menerima ujian dan cobaan hidup.

Mari kita mencoba introspeksi diri, bahwa kehidupan ini berada di dalam Hukum Sebab -- Akibat, Aksi -- Reaksi, Hukum Kepastian / Alam. Sebab Allah SWT berada di dalam sebab dan akibat atau Hukum Sunatullah, disinilah Allah SWT memperlihatkan KuasaNya. Segala apa yang kita lakukan baik positif maupun negatif, cepat atau lambat kita akan menuainya atau kita akan memetiknya sesuai dengan apa yang kita tanam bibitnya di kehidupan sekarang ini. Jadi segala sesuatu yang menimpa diri kita, sesungguhnya berasal dari perbuatan diri kita sendiri.

Untuk itulah di dalam setiap kita mengevaluasi atau mengintrospeksi diri, kita harus bisa membedakan Nasib dan Takdir. Secara hakekatnya Nasib itu berasal dari tindakan yang mengandalkan pemikiran yang berasal dari ide pikiran kita sendiri, kita terlalu percaya terhadap kemampuan otak kita yang terbatas. Karena egonya yang menonjol, maka segala niatnya selalu untuk kepentingan diri sendiri, yaitu: keinginannya hanya untuk kesombongan, kekuasaan, jabatan, kekayaan dan sebagainya.Tetapi ketika keinginan ini tewujud lalu berakibat buruk terhadap dirinya, orang ini baru menyadari perbuatan ini hasil dari kemampuannya yang terbatas.

Sedangkan hakekat Takdir yaitu segala tindakannya selalu melibatkan ide Allah SWT, selalu ketergantungan dengan kemampuan yang tiada terbatas, setiap niatnya selalu dikarenakan untuk pengabdian dirinya terhadap Allah SWT (Lillahi ta'Allah), sehingga perbuatannya dapat menyelamatkan manusia dari keserakahan, kesewenang-wenangan dan segala egoisme atau nafsu dunia. Dan secara tidak langsung orang ini sudah menjalankan peraturan atau kehendakNya (IradatNya). Maka orang ini dijamin secara otomatis mendapat perlindunganNya (KodratNya) yang abadi. Dan setiap ucapannya selalu terbukti dan pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun