Teori pertumbuhan wilayah berbasis sumber daya alam menjabarkan tentang bagaimana suatu daerah dapat melakukan pengembangan dengan mengandalkan potensi yang dimiliki daerah tersebut. Karena sumber daya alam sangat mempengaruhi dan memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang diharapkan dapat melakukan pengembangan pada daerah tersebut. Adisasmita (2013).Â
Indonesia sebagai salah satu negara yang subur serta memiliki sumberdaya alam yang tinggi tidak heran apabila sektor pertanian memiliki peran penting dalam pertumubuhan ekonomi  di Indonesia. Teori yang dikemukakan oleh Harver Perloff dan Lowdon Wingo, Jr. (1961) dimana pertumbuhan wilayah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumberdaya dan kemampuannya untuk memproduksinya, untuk keperluan ekonomi nasional dan ekspor.Â
Secara singkat dapat diartikan bahwa wilayah memiliki Comparative Advantages terhadap wilayah lain (spesialisasi). Kegiatan ekspor akan memperluas permintaan dan efek multiplier yang berpengaruh pada dinamika wilayah.
Kegiatan pertanian sebagai roda perekonomian utama pada kawasan Batu memberi beberapa dampak baik secara positif maupun secara negatif.
Dalam proses Produksi hulu dan hilir kawasan perlu adanya strategi agar dapat memberikan manfaat bagi kawasan tersebut. Pada strategi pengelolaan sumber daya alam pada kota Batu dilakukan selain pabrik besar seperti pabrik pupuk dan lainnya, namun juga terdapat industri kecil ataupun dalam bentuk industri rumah tangga melalui pemberdayaan masyarakat desa. Sehingga Desa dapat mandiri dan menjadi pondasi dalam pembangunan kawasan tersebut.
Adanya pemberdayaan masyarakat desa yang dilakukan dengan beberapa tindakan meliputi edukasi, pendampingan, dan juga evaluasi kegiatan. Pemerintah Kota Batu juga dapat mengandalkan sektor pertanian yang unggul dengan cara memberikan penyuluhan dan memberikan wawasan, serta memberikan pelatihan kepada para petani untuk dapat mengembangkan usaha yang mereka kelola. Pemerintah juga sebaiknya menambah luas lahan tanam dengan cara menggunakan kembali lahan sawah yang sudah tidak dimanfaatkan dan mencegah terjadinya alih fungsi lahan pada lahan yang produktif.
Sektor pertanian yang merupakan sektor utama penunjang pendapatan daerah yang kemudian dilakukan pengelolaan dari hasil barang primer menjadi sekunder hingga nantinya sampai ke tangan konsumen. Dampak negatif yang diberikan yaitu berupa munculnya beberapa pabrik yang memiliki potensi pencemaran jika tidak dilakukan pengelolaan yang baik. Pencemaran tersebut berupa residu pestisida, pupuk, limbah produksi hasil pertanian. Yang mana limbah -- limbah hasil proses produksi akan menimbulkan bahaya berupa pencemaran tanah, air, dan udara.
Salah satu indikator tingkat kemakmuran penduduk di suatu daerah/wilayah dapat dilihat dari nilai PDRB per kapita, yang merupakan hasil bagi antara nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan jumlah penduduk. Oleh karena itu, besar kecilnya jumlah penduduk akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sedangkan besar kecilnya nilai PDRB sangat tergantung pada potensi sumber daya alam dan faktor-faktor produksi yang terdapat di daerah tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.
Nilai PDRB per kapita Kota Batu atas dasar harga berlaku sejak tahun 2013 hingga 2017 senantiasa mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 PDRB per kapita tercatat sebesar 46,3 juta rupiah. Secara nominal terus mengalami kenaikan hingga tahun 2017 mencapai 70,3 juta rupiah. Kenaikan angka PDRB per kapita yang cukup tinggi ini disebabkan masih dipengaruhi oleh faktor inflasi.Â
Kondisi tersebut sejalan dengan teori sumberdaya alam dalam teori pertumbuhan wilayah dimana pertumbuhan wilayah dipengaruhi oleh sumberdaya yang dimiliki dan bagaimana produksi terhadap sumberdaya tersebut. Hal ini relevan dengan kondisi di Kota Batu yang mana Kota Batu dapat berkembang hingga saat ini tidak lain karena sumberdaya pertanian dan geografis yang dimilikinya serta penanganan dan produksi sumberdaya yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H